Transjakarta Mengasah Peradaban Ibu Kota

Transjakarta Mengasah Peradaban Ibu Kota

Selama 15 tahun kehadirannya, bus transjakarta telah mengubah wajah transportasi umum Jakarta. Keberadaan Transjakarta telah membentuk peradaban baru dalam mobilitas warga Ibu Kota.

T anggal 15 Januari 2004 menjadi tonggak sejarah transportasi publik di Jakarta. Setelah melewati persiapan panjang berliku, pada hari itu bus transjakarta resmi mengaspal untuk pertama kalinya di Ibu Kota.

Saat itu, seperti diberitakan Kompas, belum seluruh persiapan bus Koridor 1 rute Blok M-Kota dianggap memadai. Masih ada bolong di sana-sini, seperti rambu penanda yang minim, persoalan tiket, dan prasarana. Kini 15 tahun kemudian transjakarta telah membentuk peradaban baru tentang bagaimana cara orang Jakarta dan sekitarnya bertransportasi.

Bus transjakarta saat itu diyakini sebagai solusi mengatasi kemacetan di Jakarta. Untuk itulah, tahun 2004, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyediakan anggaran pembangunan transjakarta senilai Rp 120 miliar. Anggaran itu termasuk untuk menyempurnakan koridor Blok M-Kota.

Transjakarta saat itu merupakan bus rapid transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Panjang keseluruhan jalur lintasan transjakarta yang mencapai 208 kilometer ini diklaim menjadi lintasan BRT yang terpanjang di dunia.

Pembangunan transjakarta sebagai sistem angkutan massal ini terbukti berimbas positif.

Tak ada yang bisa membayangkan, orang rela mengantre panjang saat akan masuk halte bus. Sebelum transjakarta beroperasi pada 15 Januari 2004, pengguna angkutan umum harus berebut masuk bus. Kini, saat ramai, penumpang bersedia mengantre, menunggu giliran masuk halte.

Sore pada hari kerja, jamak terlihat penumpang mengantre bahkan saat hendak naik jembatan penyeberangan Karet, Jakarta Pusat, yang menghubungkan dengan halte transjakarta.

Transjakarta juga memaksa pengguna angkutan umum naik-turun bus hanya di halte yang disediakan. Tiada lagi halte sepanjang jalan yang bisa dijadikan tempat menghentikan bus sekehendak hati.

Tidak ada pula bus yang ngetem mencari penumpang. Bus dengan 1-2 penumpang atau bahkan kosong sekalipun tetap berangkat.

Kompas/Wawan H Prabowo

Proses pembangunan jalan layang khusus Transjakarta koridor 13 ruas Ciledug-Kapten Tendean di kawasan Petukangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2017) lalu. Jalur tersebut kini telah beroperasi penuh melayani warga.

Prioritas Angkutan Umum

Jalur khusus untuk bus transjakarta menunjukkan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mengutamakan perjalanan angkutan umum. Dengan jalur ini, transjakarta, yang kini memiliki 13 koridor, diharapkan bisa melaju cepat dan meminimalkan hambatan.

Khusus Koridor 13 (Ciledug-Tendean), bus bebas melaju di jalur layang yang khusus dibangun untuk transjakarta. Namun, hingga kini masih tersisa persoalan akses menuju sebagian besar halte yang ada di jalur layang.

Pada awal kelahirannya, transjakarta hadir untuk memperbaiki wajah transportasi publik Ibu Kota yang sudah teramat usang: bus tua melintas di jalanan, ngetem sembarangan, sopir ugal-ugalan, potong rute, polusi yang masuk lewat jendela bus, hingga kriminalitas.

Bus-bus baru disiapkan untuk transjakarta, lengkap dengan penyejuk ruangan (AC). Jalur khusus disiapkan agar bus tak perlu ikut bermacet-macetan di jalur umum.

Sistem baru transportasi pun dibentuk. Sopir tidak lagi mendapatkan pemasukan berdasarkan ongkos yang dibayarkan penumpang. Pramudi—sebutan untuk sopir bus transjakarta—diberi gaji bulanan. Begitu juga dengan awak bus lainnya yang bergaji bulanan.

Penampilan pramudi pun berbeda dan bergaya. Mereka tak lagi seenaknya berpakaian, tetapi sudah mengenakan jas, celana panjang, dan sepatu pantofel. Cerita tentang bau badan sudah hilang, berganti dengan penampilan modis yang sesekali dipadu kacamata hitam.

Di bus transjakarta pula, jamak kita lihat perempuan menjadi pramudi, lengkap dengan penampilan keren. Pada hari-hari tertentu, perempuan pramudi ini berkebaya saat bertugas.

Untuk bisa membawa bus transjakarta, calon pramudi harus lulus seleksi. Setelah itu, ada proses pelatihan pramudi.

Meskipun bergaji di atas upah minimum provinsi (UMP), pramudi memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Mereka harus memastikan bus yang dibawa selalu dalam keadaan mulus.

Apabila terjadi tabrakan, senggolan, atau kerusakan bus saat beroperasi, pramudi harus bersiap dipotong gaji. Besarnya pemotongan gaji pramudi ini berdasarkan tingkat kerusakan bus yang mereka sebabkan.

Seorang petugas onboard—sebutan untuk kondektur di bus transjakarta—berdiri di pintu untuk membantu naik-turun penumpang berkebutuhan khusus. Mereka juga menginformasikan halte yang tengah disinggahi bus. Penumpang pun boleh bertanya tentang rute bus ke tujuan mereka.

Seluruh sistem transjakarta ini ditunjang juga dengan subsidi dari Pemprov DKI Jakarta.

Imam Agi Pratama untuk Kompas

Petugas karoseri Nusantara Gemilang di Kudus, Jawa Tengah, sedang mengerjakan badan bus pesanan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Selasa (13/2/2018). Transjakarta memesan kepada Nusantara Gemilang sebanyak 101 bus berpintu rendah dengan badan dari aluminium.

Aneka Bus

Sebagai angkutan modern, transjakarta memiliki beragam jenis bus. Pada awal beroperasi, Koridor 1 dilayani bus berwarna merah-oranye. Saat ini, tinggal sebagian kecil bus warna tersebut yang masih beroperasi sebagai angkutan malam hari.

Selain bus berwarna merah-oranye, pada masa awal, ada pula bus tunggal berwarna abu-abu dan biru yang berbahan bakar gas. Bus-bus ini sudah mulai ditarik dari jalanan, salah satu isu besar terkait penyejuk ruangan yang tak prima lagi.

Transjakarta juga menjadi operator yang pertama kali mengoperasikan bus gandeng. Warnanya merah-oranye dengan gambar elang bondol. Bus merek Zhongtong ini masih ada yang beroperasi sampai saat ini. Di bus gandeng ini, kabin penumpang bagian depan digunakan untuk perempuan dan bagian belakang untuk penumpang campuran.

Bus berbahan bakar gas ini menambah daya angkut Koridor 1. Hanya, hingga kini, keterbatasan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) masih jadi persoalan yang belum terpecahkan. Karena itu pula, bus-bus transjakarta belakangan ini menggunakan bahan bakar minyak.

Saat ini, bus transjakarta umumnya berasal dari merek kelas dunia. Sebut saja Mercedes-Benz, Scania, atau Hino. Warna bus kini didominasi warna biru. Beberapa bus dicat menyerupai bus jadul, seperti Mayasari Bakti yang khas dengan cat hijaunya atau bus PPD dengan cat biru dan strip oranye. Bus modern bercat jadul ini dinamakan vintage series.

Selain bus tunggal atau bus gandeng yang terlebih dahulu beroperasi, transjakarta juga mengoperasikan bus berukuran sedang. Bus ini umumnya beroperasi di rute yang dulu dilayani metromini atau kopaja.

Tahun ini, bus berlantai rendah juga beroperasi di Jakarta. Saat Asian Games lalu, bus berlantai rendah ini ikut wara-wiri di seputar Gelora Bung Karno serta digunakan untuk angkutan atlet dan ofisial. Kini, bus berlantai rendah itu dioperasikan di rute nonkoridor, dengan halte di sisi kiri jalan.

Sementara itu, untuk kelas pelayanan premium, PT Transjakarta juga mengoperasikan Royaltrans. Bus yang dilengkapi dengan alat pengisi baterai ponsel, Wi-Fi, dan pengatur sandaran kursi ini memang menyasar pengguna khusus. Dengan 30 kursi, bus hanya mengangkut penumpang sesuai dengan jumlah kursi. Tarif bus ini Rp 20.000 atau lima kali lebih besar daripada tarif bus reguler Rp 3.500.

Bus lain yang beredar di Jakarta dan dikelola PT Transjakarta adalah bus tingkat. Bus tingkat disediakan gratis dan dijadikan bus wisata. Bus tingkat ini bisa disewa untuk kelompok tertentu yang hendak berkeliling Jakarta.

Kompas/Priyombodo

Para juru mudi atau sopir bus transjakarta koridor V dan VII yang dikelola PT Jakarta Mega Trans mogok kerja di pul bus di belakang Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (3/6/2015) lalu. Mogok kerja dilakukan untuk menuntut peningkatan kesejahteraan agar setara dengan sesama sopir di operator berbeda.

Kelembagaan Pengelola

Kelembagaan pengelola bus transjakarta berkembang. Pada awal kemunculan, bus transjakarta dikelola oleh Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway. BP Transjakarta Busway yang merupakan badan nonstruktural diputuskan berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 110/2003.

Berdasarkan informasi di situs transjakarta.co.id, pengelolaan bus transjakarta berubah menjadi Badan layanan Umum (BLU) Transjakarta sejak 4 Mei 2006. UPT ini bernaung di bawah Dinas Perhubungan DKI Jakarta, sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Nomor 48 Tahun 2006.

Pada 27 Maret 2014, pengelolaan bus transjakarta diserahkan ke badan usaha milik daerah (BUMD) bernama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Hingga November 2018, Transjakarta sudah dipimpin tiga direktur utama, dari ANS Kosasih, Budi Kaliwono, hingga kini Agung Wicaksono.

Kerja sama antara Transjakarta dan operator bus reguler dimulai tahun 2011. Bus yang disiapkan operator bisa dioperasikan di koridor mana pun yang membutuhkan. Evaluasi kebutuhan koridor ini dilakukan di ruang kontrol operasi (operation control room) Transjakarta.

Transjakarta juga bekerja sama dengan pemerintah daerah di sekitar Jakarta untuk mengoperasikan bus hingga perbatasan Kota Bekasi atau Kota Tangerang.

Kompas/Wawan H Prabowo

Banyaknya penumpang bus transjakarta membuat antrean panjang di Halte Bus Transjakarta SMK 57, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (10/8/2013). Perbaikan pelayanan angkutan umum menjadi kunci agar warga mau berpindah dari kendaraan pribadi.

Integrasi Antarmoda

Di tengah kemajuan pesat transjakarta, sistem transportasi massal berbasis bus ini juga menyimpan aneka tantangan. Salah satu yang mendesak diselesaikan adalah persoalan integrasi dengan angkutan umum.

Sejak awal, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sebagai operator dan regulator bus transjakarta sudah mulai menggandeng operator bus reguler untuk bergabung. Semula, perusahaan gabungan dibentuk untuk bermitra dengan pengelola Transjakarta.

Kini, operator seperti Kopaja, Metromini, Mayasari Bakti, dan PPD mulai bermitra dengan Transjakarta. Rute bus yang dilayani operator itu pun pelan tapi pasti mulai digantikan dengan rute bus transjakarta.

Bersamaan dengan itu, sejumlah rute nonkoridor dilayani dengan bus transjakarta. Di rute nonkoridor ini, penumpang bisa naik bus dari halte di sisi kiri jalan. Pembayaran tiket menggunakan kartu uang bank atau dengan tunai tetapi dilakukan di atas bus kepada kondektur yang membawa mesin EDC.

Integrasi lain juga dilakukan bersama operator bus kecil, seperti KWK dan mikrolet, lewat program bernama JakLingko. Bus-bus kecil ini menjadi pengumpan bagi bus transjakarta. Sementara ini, pengguna transjakarta tidak perlu membayar lagi tarif bus kecil saat hendak melanjutkan perjalanan.

Bus transjakarta juga bakal menjadi moda yang bersinergi dengan angkutan lain, seperti MRT dan kereta commuter line, di kawasan berorientasi transit (TOD) seperti di Dukuh Atas kelak.

Dengan jejaring rute, idealnya keberadaan bus transjakarta di semua rute, termasuk Koridor 1, tetap dipertahankan seperti saat ini. Adanya angkutan lain di rute yang sama semestinya menjadi penambah tawaran moda angkutan umum bagi pengguna.

Kompas/Priyombodo

Bus transjakarta jurusan Blok M-Jakarta Kota dengan nomor polisi B 7727 IS terbakar di Jalan MH Thamrin, dekat air mancur Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6/12). Pengelola harus terus meningkatkan keamanan penumpang bus transjakarta.

Keamanan Penumpang

Persoalan lain terkait keamanan penumpang. Maraknya kasus pelecehan perempuan di dalam bus transjakarta memunculkan kebijakan pemberian ruang khusus bagi perempuan, yakni di kabin depan.

Ada pula beberapa bus yang dikhususkan seluruhnya untuk perempuan. Kebijakan ini sejatinya bukan kebijakan permanen untuk menjamin keamanan seluruh pengguna angkutan umum secara adil.

Persoalan pencopetan di dalam bus, meskipun tidak banyak, juga masih ada. Pada beberapa bus, awak bus kerap meminta seluruh penumpang berhati-hati. Umumnya, pencuri beraksi di bus yang padat dan segera kabur manakala bus tiba di halte yang ramai penumpang turun.

Hal lain yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah keamanan perjalanan bus. Pada 25 September 2018, sebuah bus transjakarta menabrak pembatas jalan, dan masih ada lagi insiden-insiden lain yang melibatkan bus transjakarta, seperti beberapa kali terjadinya kebakaran bus.

Dengan beragam plus-minus tersebut, bus transjakarta tak dimungkiri telah membentuk peradaban baru bertransportasi. Keberadaannya mesti terus ditingkatkan 15 tahun kedua, bahkan untuk selamanya.

Kompas/Yuniadhi Agung

Deretan bus transjakarta yang melintas di jalur khusus transjakarta terjebak kemacetan akibat unjuk rasa di Bundaran HI, akhir September 2004. Jalur khusus yang menghubungkan Blok M-Kota ini adalah koridor pertama transjakarta yang kini telah mencapai 13 koridor.

Kerabat Kerja

Penulis: Agnes Rita Sulistyawaty | Fotografer: Wawan H Prabowo, Priyombodo,Yuniadhi Agung | Infografik: Stevanus Wahyu Andrie | Videografik: Novan Nugrahadi | Litbang: Robertus Mahatma Chryshna, Margaretha Puteri Rosalina | Penyelaras Bahasa: Priskilia Sitompul | Desainer & Pengembang: Elga Yuda Pranata | Produser: Prasetyo Eko Prihananto, Dahono Fitrianto

Suka dengan tulisan yang Anda baca?

Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.