ASEAN, Lahir di Tengah Perang Vietnam

Perkumpulan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lahir tanggal 8 Agustus tahun 1967 dengan dasar Deklarasi Bangkok yang digagas dan disepakati lima negara, yakni Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia.

ASEAN berdiri dengan prinsip menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, dan integritas wilayah; komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif meningkatkan perdamaian dan keamanan kawasan; menolak agresi, ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lain dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional; dan mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai dan tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota ASEAN.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Para penari membawakan tari Asmaradana untuk menyemarakkan peresmian Gedung Sekretariat ASEAN oleh Presiden Joko Widodo di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019). 

Ketika ASEAN didirikan, Perang Indo China 2 atau Perang Vietnam sedang memanas dengan peningkatan komitmen Amerika Serikat di Vietnam Selatan. Pada tahun 1967-1970, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Mc Namara merekrut 400.000 serdadu (setiap tahun direkrut 100. 000 remaja) untuk berperang di Vietnam. Langkah tersebut di Amerika Serikat disebut sebagai Mc Namara’s Folly karena rendahnya mutu prajurit yang direkrut (setara lulusan kelas V sekolah dasar) dan didominasi warga Afro Amerika dan Hispanik.

AP/Huynh Cong Ut
Pham Thi Kim Phuc, gadis kecil yang menangis kesakitan dan telanjang karena pakaian dan tubuhnya hangus terbakar akibat ledakan bom napalm tahun 1972. Ia terkenal dan mendapat simpati jutaan orang lewat foto karya pemotret “AP” Huynh Cong “Nick” Ut yang fotonya ini diberi judul “Teror of War”. Foto legendaris ini diambil di Trang Beng, 45 km dari Saigon. Kala itu pilot-pilot Vietnam Selatan salah menjatuhkan bom napalm berdaya bakar kuat, pada posisi pasukan mereka sendiri.

 

Pada saat yang sama dengan Perang Vietnam, Amerika Serikat menggelar perang proksi atau perang bayangan di Laos dan Kamboja dengan rangkaian pengeboman dari udara dan operasi di darat. Amerika Serikat di bawah Presiden Lyndon Baines Johnson (LBJ) menghadapi Blok Timur (Uni Soviet-Republik Rakyat China) yang juga berebut pengaruh di bekas jajahan Perancis Indo–China yang menjadi empat negara, yakni Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Kerajaan Laos, dan Kerajaan Kamboja.