Bakteri Kebal Obat pada Ayam dan Ancaman Pandemi Baru

Investigasi Kompas bekerja sama dengan World Animal Protection, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, dan Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies mengungkap kemunculan bakteri kebal antibiotik pada rantai pangan ayam broiler.

Bakteri kebal antibiotik ditemukan pada sampel daging dan sekum ayam di sejumlah rumah potong hewan unggas serta gerai penjualan produk pangan hewani. Pemberian antibiotik secara masif dan tidak tepat di peternakan ayam broiler diduga menjadi pemicu munculnya resistansi antibiotik pada rantai pangan ayam broiler.

Investigasi Kompas bekerja sama dengan World Animal Protection, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, dan Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies mengungkap kemunculan bakteri kebal antibiotik pada rantai pangan ayam broiler. Sementara penelusuran Kompas di sejumlah peternakan ayam broiler di Jawa Barat dan Banten sepanjang Mei  hingga awal Juni lalu menemukan peternak plasma dengan sokongan perusahaan peternakan besar sebagai inti terbiasa menggunakan antibiotik dalam jumlah besar dan tidak tepat.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Beberapa peternak sedang memasukkan Day Old Chick (DOC) ke dalam kandang peternakan ayam pedaging di daerah Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Kamis (27/5/2021).

Hasil riset Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) sepanjang November 2020 hingga Januari 2021 mengonfirmasi temuan terjadinya resistensi antibiotik pada rantai pangan ayam broiler. Dalam risetnya, CIVAS meneliti 120 sampel yang terdiri dari 30 sampel sekum atau bagian usus ayam broiler dari rumah potong hewan unggas (RPH-U), 30 sampel karkas dari RPH-U, dan 60 karkas beku dari gerai penjualan yang terafiliasi dengan perusahaan peternakan besar.

Untuk menguji resistansi antibiotik dalam riset ini digunakan bakteri Escherichia coli (E.coli). Selain mudah ditemukan dan ada di mana-mana, E.coli juga merupakan bakteri yang digunakan dalam program surveilans serta pemantauan atau monitoring kejadian resistensi antibiotik.

Hasil pengujian di laboratorium Balai Besar Penelitian Veteriner menemukan isolat E.coli pada sampel sekum di RPH-U ternyata sudah kebal dengan lima jenis antibiotik, yaitu antibiotik meropenem sebanyak 67 persen (14 sampel), sulfametoksazol 48 persen (10 sampel), colistin 33 persen (7 sampel), siprofloksasin 24 persen (5 sampel), dan kloramfenikol 5 persen (1 sampel).

Dari 30 sampel karkas segar RPHU, E. coli ditemukan pada 20 sampel dan berdasarkan uji kepekaan antibiotik, ternyata kebal terhadap colistin 60 persen (12 sampel), sulfametoksazol 45 persen (9 sampel), siprofloksasin 20 persen (4 sampel), dan kloramfenikol 10 persen (2 sampel). Adapun dari total 60 sampel karkas beku di tujuh gerai, 22 sampel di antaranya berbakteri E. coli dan 59 persen sampel (13 sampel) kebal terhadap colistin, 45 persen sampel (10) kebal sulfametoksazol, 18 persen sampel (7) kebal siprofloksasin, dan 9 persen sampel (2) kebal kloramfenikol. Tidak ditemukan bakteri resisten meropenem di karkas beku gerai.

kejadian antimicrobacterial resistence (AMR), yang di dalamnya termasuk resistensi antibiotik pada peternakan, memang dipicu penggunaan antibiotik yang berlebih oleh peternak unggas

Temuan bakteri kebal antibiotik dalam rantai pangan ayam broiler ini sebenarnya cukup mengkhawatirkan mengingat daging ayam adalah sumber utama protein hewani bagi masyarakat Indonesia. ”Karena nanti dampaknya, kalau kita mengonsumsi produk yang mengandung bakteri resisten, ya tentu kalau kita jatuh sakit karena bakteri resisten itu, tidak ada antibiotik yang bisa digunakan,” ujar Ketua Badan Pengurus CIVAS drh Tri Satya Putri Naipospos, PhD.