Bapak Musik Tanjidor: Keturunan Bekas Budak, Terkaya di Jawa

Pulau Jawa boleh jadi berada di bawah kekuasaan Belanda. Meski demikian, orang terkaya di Pulau Jawa pada tahun 1830-an bukanlah orang Eropa. Pria terkaya di Jawa saat itu adalah Augustijn Michiels yang kemudian dikenal sebagai Majoor Jantje (1769-1833).

Leluhurnya adalah Titus van Benggala atau Titus dari Benggali. Dari Benggali (sekarang masuk wilayah Bangladesh), Titus dibawa ke Batavia sebagai budak. Ia kemudian dimerdekakan (mardijker) dan dibaptis dengan nama Titus Michiels pada 2 Juli 1694.

Meski demikian, orang terkaya di Pulau Jawa pada tahun 1830-an bukanlah orang Eropa.

Titus kemudian menjadi kapitan kaum mardijkers dan bermukim di timur laut Batavia. Menurut sejarawan Mona Lohanda (1947-2021), keturunan Titus Michiels, yakni Andries Michiels, memiliki tiga putra, yakni Titus, Andries, dan Jonathan. Jonathan Michiels adalah peletak kejayaan keluarga mardijkers yang kemudian menjadi keluarga terkaya di Jawa.

Jonathan membeli tanah di Cileungsi seharga 29.500 rijkdaalders (ringgit Belanda) pada tahun 1776. Selanjutnya pada tahun 1778 dia membeli tanah di Klapanunggal di perbatasan Cileungsi seharga 26.400 rijkdaalders dari seorang pegawai kompeni VOC.

arsip Rijksmuseum, Amsterdam
Lukisan minyak di atas kanvas berjudul Kastil Batavia karya Andries Beekcman (1661). Lukisan menggambarkan pasar Batavia dengan latar belakang benteng VOC. Tampak orang Jawa menjual buah-buahan, orang China menjual ikan, dan orang Maluku bermain bola rotan. Di pasar itu dapat ditemui orang Jepang, Indonesia, dan “mardijkers” atau budak bebas yang ditandai dengan kaos bergaris-garis yang dikenakan, serta pasangan Belanda-Indonesia yang berjalan dipayungi budak. Lukisan ini dipajang di ruang Oost-Indisch Huis di Amsterdam.

Jonathan bak mendapat harta karun karena di lahan yang ia beli terdapat gunung-gunung yang penuh dengan sarang burung walet. Tanah di Klapanunggal dan Cileungsi sampai disebut vogelberg (gunung burung) karena banyaknya sarang burung yang kemudian menjadi sumber kekayaan dinasti Michiels.

Jonathan Michiels menikahi Agraphina Abrahama tanggal 15 Juli 1759 dan dikaruniai tiga putra dan dua putri, yaitu Andries, Pieter, AugustijnElizabeth, dan Geertruida.

Augustijn Michiels yang lahir 6 Januari 1769 mewarisi karier kakek buyutnya dan kemudian memimpin Resimen Pampangers atau pasukan asal Pampanga di Pulau Luzon, Filipina.

Ia kemudian bermukim di wilayah Papanggo, dekat Tanjung Priok. Pada akhir 1820, Augustijn mendirikan Korps Muziek Pampangers yang sering tampil dalam pesta dan parade pada awal abad ke-19 di Batavia.