Kompleks percandian Batujaya di Karawang, Jawa Barat, sejauh ini ditengarai sebagai yang disebut tertua di Indonesia. Melalui metode isotop Carbon-14, kawasan candi Buddha ini dibangun abad VI-VII, dilanjutkan abad IX-X.
Situs seluas 337 hektar ini berada di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya. Letaknya candi berbahan batu bata ini sekitar 40 kilometer dari pusat kota Karawang.
Dalam areal percandian ini diperkirakan terdapat 36 situs. Namun, baru Candi Jiwa berukuran 19 meter x 19 meter dan Candi Blandongan (25,33 meter x 25,33 meter) yang diekskavasi. Ada setidaknya 10 juru pelihara bekerja sama merawat kawasan itu.
Di kompleks ini ada juga gedung Penyelamatan Benda Cagar Budaya Situs Batujaya. Di sana, disimpan berbagai arca, gerabah kuno, dan beberapa komponen lawas candi.
Lebih dari sekadar peninggalan masa lalu, Batujaya mengirimkan pesan untuk masa depan. Arkeolog Hasan Djafar menyebut Batujaya dipengaruhi tradisi Nalanda di India utara. Kebudayaan India datang bersama pendatang dari sejumlah negara lewat perdagangan di pantai utara Jabar.
”Batujaya muncul dari hasil perpaduan kebudayaan antara masyarakat pendatang dan warga setempat,” kata Hasan.
Salah satunya kolaborasi hadir lewat teknologi pengolahan tanah liat dengan campuran sekam atau kulit padi untuk dibuat batu bata. Tujuannya, mematangkan bagian dalam batu bata saat dipanaskan hingga suhu 700 derajat celsius.