BeRI Konsisten terhadap Pesan Perintis Untuk Layani Rakyat

Bank BRI bersikap konsisten pada pesan pendirinya untuk fokus melayani rakyat kecil. Pelayanan itu diwujudkan dengan alokasi kredit terbesar bagi UMKM dan inovasi teknologi digital untuk menjangkau nasabah sampai ke pelosok pedesaan.

”Sudah saatnya rakyat negeri ini terbebas dari belenggu kemiskinan dan jeratan lintah darat. Dan, sudah saatnya pula seorang bangsawan melayani negeri dengan membantu kaum tidak mampu untuk bisa hidup lebih baik.” (Raden Bei Aria Wirjaadmadja (1831-1909), perintis pendirian BRI, cuplikan dari film “Raden Aria Wirjaadmadja: Perintis Bank Pribumi”tahun 2019).

Perlambatan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19 memukul banyak pengusaha mikro, kecil, dan menengah yang menjadi debitur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Untuk mengatasi masalah itu, Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan, perseroan menyediakan pencadangan dana yang memadai demi mengantisipasi penurunan kualitas kredit debitur. BRI merestrukturisasi utang UMKM agar mereka tetap dapat bertahan dan bangkit. Upaya itu berkonsekuensi pada penyusutan laba. Secara konsolidasi, laba bersih BRI pada triwulan IV-2020 menyusut 45,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu, dari Rp 34,47 triliun pada 2019, menjadi Rp 18,65 triliun pada 2020.

“UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) merupakan segmen yang paling terdampak pandemi Covid-19. BRI fokus merestrukturisasi segmen yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ini,” ujar Sunarso. Sampai 27 Desember 2020, restrukturisasi kredit yang diberikan kepada debitur terdampak Covid-19 mencapai Rp 218,6 triliun, dengan penerima relaksasi 2,8 juta debitur. Dari jumlah itu, 2,72 juta debitur berada di segmen mikro dengan total portofolio Rp 82,85 triliun.

Sunarso mengatakan, terdapat lebih dari 148.000 debitur mikro dengan nilai kredit Rp 3,16 triliun yang keluar dari kategori berisiko karena mampu membayar kewajiban kredit mereka. Pos Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) pada aset keuangan BRI sepanjang 2020 mencapai Rp 67,49 triliun. Dari jumlah itu, CKPN dalam bentuk kredit dan pembiayaan syariah mendominasi dengan nilai mencapai Rp 65,16 triliun.

“Kami memilih untuk mencari selamat daripada menumpuk laba. Pendapatan BRI setiap tahunnya memang banyak dialokasikan untuk pencadangan, yang manfaatnya terasa ketika masa pandemi ini,” kata Sunarso. Hingga akhir 2020, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 938,37 triliun, tumbuh 3,89 persen dibandingkan tahun 2019. Angka pertumbuhan ini berada di atas pertumbuhan kredit nasional di tahun 2020 yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkontraksi negatif 1 persen – 2 persen. Pertumbuhan kredit terjaga dengan posisi kredit bermasalah 2,99 persen.

Strategi BRI memperhatikan rakyat kecil, khususnya UMKM, terus ditingkatkan. Sunarso saat Pembukaan UMKM EXPO(RT) BRIlianpreneur 2020 secara virtual, Kamis (10/12/2020), mengatakan, tahun 2020 ini, di tengah pandemi Covid-19, perseroan telah menyalurkan kredit Rp 754 triliun untuk UMKM. Angka itu setara dengan 80,65 persen dari total kredit BRI sebesar Rp 935 triliun.

Kompas/Emilius Caesar Alexey
Gambar tangkapan layar poster film Perintis Bank Pribumi

Pesan perintis