Selama 64 tahun sejak 1953, Indonesia hanya memiliki satu kapal layar kebanggaan untuk melatih para taruna/kadet angkatan lautnya, yakni KRI Dewaruci.
Dengan kapal ini lah para taruna berlatih menjadi pelaut sejati, mengenal ombak, angin, arus, dan kerja tim sambil menyebarkan salam perdamaian bangsa ke seluruh penjuru dunia.
TNI AL meremajakan kapal layar latih dengan membuat KRI Dewaruci yang dirancang di Vigo, Spanyol. KRI Bima Suci dapat mengangkut 230 awak, lebih banyak daripada pendahulunya KRI Dewaruci yang bisa mengangkut sekitar 50 orang.
Namun sejak akhir tahun lalu, TNI Angkatan Laut memiliki kapal latih baru yang siap meneruskan tugas-tugas KRI Dewaruci. KRI Bima Suci, nama kapal baru itu, lebih besar (hampir dua kali lebih panjang dibanding pendahulunya), lebih tinggi, dan mampu melatih lebih banyak kadet untuk menyongsong masa depan maritim Indonesia.
Bima Suci dilengkapi sarana telekomunikasi canggih dan alat distilasi air laut menjadi air tawar terdapat pula ruang kesehatan dengan peralatan bedah ringan serta gudang bahan makanan untuik 30 hari di laut. Nama Bima Suci diambil dari sosok Bima dalam lakon Mahabharata yang memiliki sifat berani, teguh hati, patuh, dan jujur. Bima menjunjung kesetaraan dan hanya sekali berlutut kepada Dewaruci yang dihormatinya.
“KRI Dewaruci akan tetap digunakan untuk berlatih, tetapi untuk pelayaran jarak dekat saja. Untuk jarak jauh, terutama musibah ke luar negeri, saat ini diambil alih KRI Bima Suci,” tutur Komandan KRI Bima Suci yang juga mantan Komandan KRI Dewaruci, Letnan Kolonel Laut (P) Widyatmoko Baruno Aji, di atas geladak KRI Bima Suci yang tengah bersandar di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Armatim) di Surabaya, Kamis (25/1) lalu.
KRI Bima Suci adalah kapal layar tiang tinggi dari tipe Barque, yang ditandai dengan dua tiang tinggi untuk mengembangkan layar-layar utama berbentuk persegi horizontal. Pendahulunya, KRI Dewaruci, adalah kapal tipe Barquentine, dengan hanya satu tiang untuk mengembangkan layar-layar persegi ini.
Bima Suci dibangun di galangan kapal Contruccon Navales Freire Shipyard di Vigo, Spanyol barat, selama hampir dua tahun. Enam hari setelah diresmikan nama dan penugasannya oleh Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi pada 12 September 2017, kapal berwarna putih dengan garis biru tersebut langsung dilayarkan pulang ke Tanah Air oleh para awak dan taruna TNI AL.
Setelah berlayar selama lebih dari dua bulan dan mengunjungi empat negara, KRI Bima Suci akhirnya tiba di Pelabuhan Tanjung Priok di ibu kota negara pada 22 November 2017. Kapal layar yang anggun dan megah itu siap mengemban tugas negara untuk berpuluh tahun ke depan. (DHF)
Mulai interaksi
Hentikan interaksi
Penulis: Dahono Fitrianto | Fotografer: Bahana Patria Gupta, Lasti Kurnia | Infografik: Andri Reno | Desainer & Pengembang: Vandy Vicario, Rafni Amanda | Peneliti: Robertus Mahatma Chryshna | Penyelaras Bahasa: Rosdiana Sitompul | Produser: Dahono Fitrianto, Septa Inigopatria
Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Infografik Interaktif di bawah ini.