Burung cenderawasih menjadi salah satu simbol kekayaan dan keunikan fauna di Papua sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, seiring waktu, populasi cenderawasih terus terancam akibat perburuan liar serta deforestasi. Upaya konservasi, salah satunya melalui ekowisata, dibutuhkan untuk menjaga keberadaan burung surga ini.
Tanah Papua yang terdiri dari dua provinsi, yakni Papua dan Papua Barat, menjadi rumah bagi lebih dari 13.000 spesies tumbuhan, 602 spesies burung, 125 mamalia, dan 150.000-an serangga. Burung yang ditemukan di Papua terkenal akan keunikannya.
Dalam buku Ekologi Papua yang diterbitkan pertama kali oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Conservation International disebutkan, salah satu kelompok burung di tanah Papua yang paling terkenal adalah famili cenderawasih atau paradisaeidae. Terdapat 24 jenis cenderawasih di Papua. Sebagian merupakan spesies endemik yang hanya ada di daerah tertentu di Papua.
Cenderawasih dijuluki burung surga berkat keindahan bulunya, juga karena gerakannya yang eksotis. Di tanah Papua hingga Papua Barat, Cenderawasih tersebar mulai dari wilayah Waigeo, Kabupaten Raja Ampat, Pegunungan Arfak, Mamberamo, Pegunungan Foja, belantara di pesisir Tambrauw, Jayapura, Nimbokrang, Yapen, Taman Nasional Lorentz, Wasur di Merauke, hingga dekat perbatasan dengan Papua Niugini.
Jenis cenderawasih
Diambil dari buku Birds of New Guinea karya Thane K Pratt dan Bruce M Beehler, berikut beberapa jenis cenderawasih yang ditemukan di Papua.
1. Cenderawasih raja (Cicinnurus regius)
Memiliki panjang sekitar 16 cm, warnanya campuran antara merah tua dan putih. Burung ini tersebar di hutan-hutan dataran rendah di Papua.