Cerita di Balik Desain Seragam Tim Piala Dunia

Salah satu hal yang biasanya dinanti sebelum peluit pertandingan pertama Piala Dunia ditiup wasit adalah saat peluncuran kostum tim. Warna, yang umumnya terinspirasi warna bendera negara, dan corak dengan latar belakang mitos dan sejarah menjadi kebanggaan bagi pemakainya.

”Saat memakai kaus ini, saya menjadi ’singa’,” kata Roger Milla, legenda Kamerun yang tim nasionalnya berjulukan ”Indomitable Lions”. Pemain yang tampil gemilang pada Piala Dunia Italia 1990 dan Amerika Serikat 1994 itu memiliki ciri khas menari di titik sepak pojok setelah mencetak gol.

Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti sangat emosional ketika pertama kali mendapat hadiah kostum tim sepak bola saat berusia enam tahun, pada tahun 1965. Kostum yang didapatnya itu yakni kostum Inter Milan dengan warna dan corak yang khas, garis-garis vertikal biru-hitam.

Saat memakai kostum dari bahan yang membuatnya kepanasan, termasuk saat musim dingin tersebut, dia membayangkan menjadi Carlo Tagnin, pemain tengah yang mengantarkan Inter Milan menjadi juara Piala Champions (sekarang Liga Champions) 1964-1965. Ancelotti menceritakannya dalam kata pengantar dalam buku 1000 Football Shirts: The Colours of The Beautiful Game.

Saking terharu saat pertama kali melihat seragam tim Senegal untuk Piala Dunia Jerman 2006, seorang asisten pelatih sampai menangis. Dia terharu dan bangga ketika melihat baobab, yaitu pohon yang merupakan simbol Senegal, dijadikan sebagai elemen dekoratif dalam kaus kandang (hijau) dan tandang (putih).

Evolusi teknologi, dari bahan yang membuat kepanasan seperti kaus yang dimiliki Ancelotti kecil hingga kaus yang bisa ”bernapas”, membuat kostum tim sepak bola berubah dari perlengkapan sederhana menjadi produk mode papan atas (high fashion). Perbincangan tentang seragam tim telah menjadi bagian integral dari budaya sepak bola global.

”Seragam tim nasional dalam Piala Dunia bagaikan lensa untuk melihat identitas nasional setiap bangsa,” kata desainer dari Nike, Stewart Scott-Curran, dalam Washington Post.

Sebagai salah satu jenama besar di dunia olahraga, Nike dipakai oleh 13 tim dalam Piala Dunia Qatar 2022 yang berlangsung 20 November-18 Desember. Tujuh tim menggunakan Adidas, enam memakai Puma, dan enam tim lain dari jenama lebih kecil, yaitu Marathon, Majid, Hummel, Kappa, New Balance, dan One All Sports.