Cintaku pada ”Pho”

Tampilannya mungkin terlihat sederhana, tetapi perpaduan aneka bahan telah menjadikannya istimewa. Tak heran jika banyak yang jatuh cinta pada pho, hidangan berkuah khas Vietnam yang menyegarkan. Namun, apa iya semagis itu cita rasa pho?

Seorang teman pernah mengatakan, sulit untuk menilai suatu hidangan jika belum benar-benar mencicipinya secara langsung di tempat asalnya. Kalimat ini terus terngiang ketika hendak berangkat ke suatu daerah atau negara. Maka, saat peluang emas itu datang, kita harus benar-benar memanfaatkannya.

Seperti saat datang kesempatan untuk menyantap menu pho, langsung di negara asalnya, Vietnam. Keinginan icip-icip pho ini terlaksana dalam perjalanan bersama Vietjet, 11-15 Agustus 2023. Maskapai asal Vietnam ini mengajak 18 jurnalis dari sejumlah media di Jakarta untuk menjajal rute baru mereka, Jakarta-Ho Chi Minh. Dari ibu kota Vietnam, kami lalu bertolak ke kota Da Nang.

Di Vietnam, dua makanan primadona yang diburu para turis adalah banh mi dan pho. Keduanya sama-sama menyelipkan sayuran dalam komposisi bahannya. Pembedanya adalah cerita di baliknya.

Menurut Chau Quang Huong Duong, pemandu wisata kami di Da Nang, pho dipengaruhi oleh kuliner dari China yang melibatkan mi berbahan tepung beras dan kaldu daging. Sementara banh mi merujuk pada kuliner roti baguette yang dikonsumsi warga Perancis.

Kata Chau Quang Huong Duong yang biasa disapa Joko, pho merupakan sup kuah dagingnya orang Vitenam. Mi yang digunakan merupakan warisan dari China dan kuah kaldu ini mendapatkan pengaruh dari bangsa Eropa, yakni Perancis, yang pernah menjajah Vietnam sekitar 100 tahun.