Daerah Berpacu Memanfaatkan Jalan Tol Trans-Jawa

Sejuta asa bersemi seiring kehadiran Jalan Tol Trans-Jawa. Bayangan kemajuan perekonomian daerah yang dipicu oleh keberadaan tol, seolah di depan mata. Sejumlah daerah pun berlomba-lomba memanfaatkan infrastruktur yang vital itu.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat tergolong agresif memanfaatkan peluang dari keberadaan jaringan jalan tol untuk membangun kawasan utara Jabar. Rencana pembangunan disokong pemerintah pusat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana (Cirebon, Patimban, Kertajati) dan Jabar selatan. Alokasi anggaran yang diproyeksikan hampir Rp 250 triliun.

Sadar biaya yang dibutuhkan lebih besar, Gubernur Jabar Ridwan Kamil rajin menggaet investor. Saat berkunjung ke Dubai dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada November 2021, ia bertemu investor Masdar dan Mubadala Group. Sejumlah proyek ditawarkan, antara lain pembangunan kota bandara Kertajati di Majalengka. Peluang investasi di kawasan Rebana juga dipaparkan Emil saat memenuhi undangan Arkitech International B.V di Amsterdam, Belanda, November lalu.

”Rezeki harus dijemput, tidak bisa ditunggu. Jadi, kami tidak lagi menggunakan ekonomi politik jaga warung, menunggu orang datang. Namun, dengan politik ketuk pintu,” katanya.

Di dalam negeri, Pemprov Jabar bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk menarik minat investor melalui West Java Investment Summit (WJIS) 2021, Oktober lalu. Sejumlah 31 proyek pembangunan senilai Rp 41,06 triliun ditawarkan kepada investor dari 17 negara.

KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Kendaraan mencoba transaksi nontunai di Gerbang Tol Kertajati Utama yang menghubungkan jalan tol dengan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Senin (20/12/2021). Kini, Bandara Kertajati terhubung dengan ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan.

Pemprov Jawa Tengah tak mau kalah dalam mengoptimalkan keberadaan jalan tol. Dalam Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2021, awal November lalu, lebih dari 60 proyek ditawarkan kepada investor. Bekerja sama dengan Bank Indonesia, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Bank Jateng, Pemprov mengundang 256 investor, termasuk investor dari 10 negara sahabat.

Dari sederetan proyek yang ditawarkan Jateng, terdapat tujuh kawasan industri di antaranya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang, dan Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang. Seusai CJIBF 2021, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mempersilakan para investor melihat langsung kawasan-kawasan industri itu.

Upaya memanfaatkan Jalan Tol Trans-Jawa juga dimaksimalkan oleh Pemprov Jatim dengan membangun dan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Apalagi keberadaan jalan tol menghubungkan sejumlah kawasan industri, seperti KEK di Gresik, serta infrastruktur strategis seperti pelabuhan dan bandara. Konektivitas menuju destinasi wisata prioritas Bromo-Tengger-Semeru juga terbantu oleh Jalan Tol Trans-Jawa.

”Jatim memiliki destinasi wisata menarik yang berpotensi dikembangkan, salah satunya api biru di Kawah Ijen. Di dunia ini, api biru hanya ada di dua tempat, yakni Kawah Ijen dan Finlandia,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Untuk mengoptimalkan angkutan logistik yang melewati jalan tol, Pemprov Jatim mengusulkan pembangunan akses jalan tol menuju Pasar Induk Puspo Agro di Sidoarjo. Puspo Agro merupakan pusat transaksi komoditas pertanian dan peternakan dari 38 daerah di Jatim.

Kompas/Bahana Patria Gupta
Gedung di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (3/9/2021). JIIPE adalah proyek terintegrasi skala besar pertama di Indonesia yang menggabungkan pelabuhan laut dalam, kawasan industri modern dengan infrastruktur berkualitas tinggi, dan kota perumahan berstandar internasional.

Keberadaan akses masuk dan keluar jalan tol memang diyakini mampu mendongkrak perekonomian wilayah. Tidak mengherankan jika Pemerintah Kabupaten Pekalongan di Jateng juga getol membangun akses ke Jalan Tol Trans-Jawa.

Akhir Agustus 2021, gerbang jalan tol Bojong yang dibangun Pemkab Pekalongan, resmi dioperasikan. Bupati Pekalongan Fadia Arafiq meyakini, pembukaan akses bisa meningkatkan penjualan produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerahnya, khususnya batik.

”Setelah membuka akses tol, kami juga berencana membuat sentra oleh-oleh khas Kabupaten Pekalongan. Sentra oleh-oleh itu akan diisi oleh pelaku UMKM Kabupaten Pekalongan,” katanya.

Dampak Pariwisata

Keberadaan Jalan Tol Trans-Jawa juga memacu pengembangan pariwisata di sejumlah daerah, salah satunya Kota Semarang. Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin, mengatakan, Jalan Tol Trans-Jawa memberi daya ungkit bagi pertumbuhan perekonomian di Semarang, di antaranya melalui sektor pariwisata serta pajak restoran dan hotel. Itu tak terlepas dari semakin banyaknya warga dari Jakarta ke Semarang.

Menurut data Pemkot Semarang, sebelum pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan nusantara meningkat secara beruntun yakni 4,6 juta orang pada 2016, lalu 5 juta orang (2017), 5,7 juta orang (2018), dan 7,2 juta orang (2019). Namun, kemudian merosot setelah pandemi, yakni 3,3 juta orang pada 2020.

Jumlah kunjungan wisatawan asing juga meningkat, yakni 55.252 orang pada 2016, lalu 59.672 orang (2017), 66.105 orang (2018), dan 82.030 orang (2019). Terdampak pandemi, kunjungan wisatawan asing turun menjadi 6.628 pada 2020.

KOMPAS/EDDY HASBY
Gedung PTPN XV yang terletak di tepi Kali Semarang, kawasan Kota Lama Semarang, Rabu (25/09/2019), menjadi salah satu destinasi wisata Semarang. Keberadaan Tol Trans-Jawa memacu pengembangan wisata di Semarang.

Usulan membangun akses baru di Jalan Tol Trans-Jawa juga diusulkan Pemkot Semarang. Akses yang dimaksud berada di Ngaliyan, yang diharapkan menjadi akses menuju pusat pertumbuhan baru di Mijen.

”Harapan kami, pusat kota tidak terkonsentrasi pada satu sentral. Dengan adanya exit tol Ngaliyan, nantinya tak semua kendaraan masuk langsung di dalam kota. Sarana dan prasarana di Mijen terpenuhi karena ada perguruan tinggi, rumah sakit, mal, perbankan, sekolah, bahkan ada sirkuit,” kata Iswar, Kamis (16/12).

Kota Surakarta di Jateng juga merasakan berkah Jalan Tol Trans-Jawa. Aksesibilitas menuju kota tersebut menjadi lebih cepat dan mudah, hingga sektor pariwisata berkembang.

”Dengan adanya jalan tol, banyak orang-orang kulineran sehari tanpa menginap. Ini juga termasuk mendorong terjadinya pemulihan ekonomi dalam kondisi pandemi Covid-19,” kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Jalan Tol Trans-Jawa juga membuat posisi Surakarta kian strategis. Perjalanan dari Semarang, misalnya, hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam. Pelancong dari Surabaya pun cukup butuh waktu tiga jam menuju Surakarta. Tidak mengherankan apabila sejumlah wisatawan ada yang mendatangi Surakarta hanya untuk wisata kuliner, lalu langsung kembali ke kotanya masing-masing setelah kenyang.

Peluang dari posisi strategis itu juga ditangkap pelaku usaha wisata. Wakil Ketua Association of Indonesia Tours and Travels Agencies (ASITA) Jateng Daryono menyatakan, banyak agen wisata membuat paket-paket perjalanan dengan memanfaatkan kemudahan akses dari jalan tol.

KOMPAS/AGUS SUSANTO
Tol Trans Jawa di Sumberkedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (12/12/2021).

Pelaku usaha kuliner di Surakarta juga ikut mencecap manisnya keberadaan Jalan Tol Trans-Jawa, salah satunya Soto Triwindu, yang sudah berdiri sejak tahun 1939. Banyak wisatawan dari luar daerah, khususnya Jawa Timur, yang datang ke sana hanya untuk menyantap makanan khas daerah tersebut.

”Adanya jalan tol itu menguntungkan. Waktu jadi lebih efisien. Bagi kami pelaku usaha kuliner, adanya jalan tol itu semakin menunjang wisata kita,” kata Muwarni, penerus generasi ketiga Soto Triwindu.

Kolaborasi

Pemkot Cirebon juga berupaya memanfaatkan tol Trans-Jawa. Cirebon selama ini sekadar menjadi transit sebelum pelancong pelesiran ke daerah tetangga. Padahal, Cirebon punya aset 64 hotel dan 240 rumah makan, serta destinasi wisata religi. Kunjungan wisatawan ke kabupaten tetangga di Kuningan, misalnya, bisa mencapai 4 juta orang per tahun atau lebih dari dua kali lipat kunjungan wisatawan ke Cirebon.

Dengan realitas itu, Pemkot Cirebon berupaya berkolaborasi dengan daerah di sekitarnya. Sejak 2019, Pemkot Cirebon merintis kerja sama pariwisata Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Penandatanganan nota kesepahaman itu disaksikan Menteri Perdagangan saat itu, Enggartiasto Lukita, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, dan Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis. Namun, keempat kepala daerah lainnya tidak hadir.

Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan, kolaborasi ditindaklanjuti dengan pertemuan kepala dinas budaya dan pariwisata setiap daerah. Beberapa isi kerja samanya adalah membuat paket wisata dan festival budaya bersama. Namun, pandemi dua tahun ini membuyarkan semuanya. ”Bli olih (enggak bisa) jalan-jalan sih,” katanya.

KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Wisatawan mengunjungi Goa Sunyaragi di Kota Cirebon, Jawa Barat, Minggu (24/10/2021) sore. Keberadaan Tol Trans-Jawa menguntungkan pariwisata di daerah.

Langkah kolaboratif juga diambil Pemkot Surabaya. Sebagai wilayah yang menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di Jatim, Surabaya aktif berkolaborasi dengan wilayah aglomerasi untuk pengembangan ekonomi regional. Salah satunya dalam penyerapan produk andalan daerah.

”Khusus di wilayah aglomerasi Surabaya Raya, kita sudah melakukan penandatangan kerja sama dan nota kesepahaman. Saya sampaikan kepada kepala daerah yang lain, kalau di suatu daerah memiliki kelebihan produksi, di daerah lain harus mengembangkan produk yang berbeda,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Menurut Eri, kehadiran jalan tol membuat sejumlah daerah terkoneksi atau terhubung secara lebih baik. Hal itu sangat menguntungkan karena pemenuhan kebutuhan barang, baik bagi sektor industri maupun untuk konsumsi langsung, bisa terpenuhi dengan cepat, tepat, dan mudah.

Sebagai contoh, Surabaya bisa mendapatkan sayur mayur dan buah-buahan langsung dari petani di Pasuruan dan Probolinggo dengan cepat sehingga kondisinya masih segar. Surabaya juga mengambil beras dari Gresik sehingga sektor pertanian di sana juga berkembang. Selain itu, Surabaya mendapat pasokan telur ayam broiler dari Kabupaten Blitar.

Pada akhirnya, keberadaan Jalan Tol Trans-Jawa sebagai infrastruktur utama tetap membutuhkan kreativitas, kegigihan, dan kolaborasi pemerintah daerah untuk mengembangkannya. Tanpa itu, manfaat dari keberadaan jalan tol tidak akan dirasakan secara optimal.

Unduh Pola Halaman Kompas