Demi Eksistensi Diri di Zaman Kini

Zaman kekinian lazim dijumpai perempuan dan laki-laki dengan penampilan wajah ataupun tubuh yang menawan. Mitos dan citra apa itu cantik dan tampan didukung dengan komodifikasi melalui industri hiburan dan teknologi, seperti media sosial dari para pesohor dan influencer yang menunjukkan penampilan menawan dan ideal. Demi eksistensi dan mengikuti tren, langkah untuk mempercantik diri ditempuh, salah satunya dengan operasi plastik. Ada juga orang yang operasi plastik agar mempermudah dalam hal pekerjaan. Tren di negara-negara Barat hingga Asia Timur, seperti Korea Selatan dan Jepang, telah menjadikan operasi plastik hal yang biasa.

Operasi bedah plastik terbagi dalam dua kategori umum berdasarkan tujuannya, yaitu operasi plastik rekonstruksi dan operasi plastik estetik (kecantikan).
• Rekonstruksi biasanya dilakukan untuk memperbaiki kecacatan baik dari lahir, seperti bibir sumbing, maupun akibat penyakit atau kecelakaan.
• Estetik dilakukan oleh orang dengan kondisi normal yang ingin memperbaiki penampilan, seperti memancungkan hidung atau melangsingkan badan.

 

Operasi bedah plastik untuk estetik terbagi menjadi dua kategori prosedur, yaitu prosedur pembedahan dan nonbedah. Perhimpunan Bedah Plastik Estetika Internasional (ISAPS) mencatat terdapat 12 juta operasi plastik dengan prosedur pembedahan dan 17 juta prosedur nonbedah.

 

Operasi plastik dan kecantikan pada area kepala dan wajah cukup banyak jenisnya. Salah satu yang banyak dilakukan adalah merekonstruksi atau memancungkan hidung dan mengencangkan wajah, baik dengan prosedur bedah maupun nonbedah, seperti suntik botox atau botulinum toxin.

Geser kanan-kiri untuk membandingkan sebelum dan sesudah operasi plastik pada wajah