Mereka yang Merebut Emas untuk Indonesia
Kembali ke Menu

Mereka yang Merebut Emas untuk IndonesiaBagian 2

Dari 45 negara peserta Asian Games 2018, Indonesia menempati peringkat keempat dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Pencak silat, panjat dinding, bulu tangkis, paralayang, balap sepeda gunung, dayung, sepak takraw, wushu, jetski, angkat besi, karate, tenis, dan taekwondo adalah cabang-cabang yang atletnya berhasil merebut emas.

Mulai
  • Sugianto

    Silat Tunggal Putra
  • Yolla Jampil
    & Hendy

    Silat Ganda Putra
  • Abdul
    Malik

    Silat Putra Kelas B
  • Iqbal Candra
    Pratama

    Silat Putra Kelas D
  • Komang Harik
    Adi Putra

    Silat Putra Kelas E
  • Aji Bangkit
    Pamungkas

    Silat Putra Kelas I
  • Puspa
    Arumsari

    Silat Tunggal Putri
  • Ayu Sidan W
    & Ni Made D

    Silat Ganda Putri
  • Wewey Wita

    Silat Putri Kelas B
  • Pencak Silat
    Regu Putra

  • Sarah Tria
    Monita

    Silat Putri Kelas C
  • Pencak Silat
    Regu Putri

  • Tim Sepak
    Takraw Putra

  • Panjat Tebing
    Relay Putra

  • Panjat Tebing
    Relay Putri

  • Pipiet
    Kamelia

    Silat Putri Kelas D
  • Baca Juga
    Mereka yang Merebut Emas
    Indonesia: Bagian 1

Sugianto

11 Agustus 1989

Tinggi: 171cm | Berat: 64kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Tunggal Putra

Rekam Prestasi:

  • Asian Games, Jakarta-Palembang 2018
  • PON XIX, Jawa Barat 2016
  • SEA Games Singapura 2015

Kategori Seni Tunggal Putra

Sugianto mengawali latihan pencak silat pada usia sebelum menginjak remaja, yakni sembilan tahun, di Jakarta.

Ia dilatih oleh Tulus Priyadi yang melatihnya sejak 2004. Sebelum meraih emas Asian Games 2018, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ini pernah memenangi kejuaraan dua pada 2015 dan 2016.

Yolla Jampil Primadona

Jakarta, 5 Januari 1992

Tinggi: 170cm | Berat: 66kg

Hendy

Jakarta, 8 Juli 1992

Tinggi: 170cm | Berat: 58kg

Kategori Seni Ganda Putra

Atlet-atlet pada umumnya berusaha keras agar tidak mengalami cedera saat berlatih. Namun, pasangan pesilat Indonesia, Yolla Primadona Jampil dan Hendy, justru sebaliknya.

Mereka bakal kebingungan dan merasa latihan mereka salah jika salah satu dari mereka tidak ada yang mengalami cedera. Biasanya kedua pesilat itu lalu menghentikan latihan dan berdiskusi ketika merasa ada yang salah dan tubuh mereka ”baik-baik” saja.

”Kami pasti langsung merasa perlu memperbaiki lagi gerakan-gerakan. Harus lebih rapat lagi,” kata Yolla. Sebagai pesilat yang turun di kategori seni ganda sejak berusia tujuh tahun, Hendy dan Yolla memang dituntut untuk selalu mengejar kesempurnaan.

Mereka harus bisa memperagakan gerakan-gerakan silat dengan tepat, cepat, rapi, dan indah. Berbeda dengan nomor lainnya di kategori seni, nomor ganda ini merupakan nomor yang paling sulit di cabang pencak silat.

Kedua pesilat harus memperagakan gerakan dua pendekar yang sedang berduel dengan tangan kosong ataupun senjata seperti golok, celurit, atau tongkat. Ketika Hendy dan Yolla menyebut gerakan mereka tidak rapat, berarti kepalan tangan, sepakan kaki, atau sabetan golok/celurit masih terlalu jauh dari sasaran sehingga tidak terlihat indah.

Padahal, nilai yang diperoleh akan lebih tinggi jika gerakan duel itu terlihat seolah seperti duel sungguhan.

Abdul Malik

Bitung, 31 Januari 1997

Tinggi: 165cm | Berat: 54kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Putra Kelas B

Rekam Prestasi:

  • Asian Games 2018
  • Belgium Open 2018
  • SEA Games Malaysia 2017
  • ASEAN University Games 2016
  • Kejuaraan Dunia Bali 2016
  • PON XIX, Jawa Barat 2016

Selengkapnya

Sembunyikan

Tarung Putra Kelas B: 50-55kg

Abdul Malik meraih emas Asian Games 2018 setelah di partai final kelas B mengalahkan pesilat Malaysia, Muhammad Faizul M Nasir, dengan skor 5-0. Malik mulai menekuni olahraga pencak silat sejak usia 11 tahun pada 2008.

Ia dilatih oleh Kifli Lamsu. Tekadnya adalah mempersembahkan emas untuk Indonesia di Asian Games dan ambisi itu pun tercapai.

Sebelum mencapai puncak penampilan di Asian Games, ia merebut emas pada ajang University Games di Singapura.

Iqbal Chandra Pratama

Aceh, 12 Mei 1996

Tinggi: 173cm | Berat: 70kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Putra Kelas D

Rekam Prestasi:

  • Tunggal Putra Asian Games, Jakarta-Palembang, Indonesia 2018
  • Belgium Open 2018
  • PON Jabar, 2016
  • ASEAN University Games Singapura 2016

Tarung Putra Kelas D: 60-65kg

Iqbal Candra Pratama berhasil memperoleh emas setelah di laga final mengalahkan pesilat Vietnam, Nguyen Ngoc Toan, 4-1

Pesilat kelahiran 22 tahun silam itu memulai berlatih silat pada usia 10 tahun di Bontang, Kalimantan Timur. Ia terjun menjadi atlet mengikuti jejak orangtuanya. Iqbal juga meraih perak pada Kejuaran Dunia 2016 di Denpasar, Bali.

Komang Harik Adi Putra

Buleleng, 14 Oktober 1994

Tinggi: 173cm | Berat: 69kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Putra Kelas E

Rekam Prestasi:

  • Kelas E, Asian Games 2018
  • Belgium Open 2018
  • Kelas E, Test Event Asian Games 2018
  • Kelas F, SEA Games 2017
  • Belgia Open 2017
  • Pra SEA Games 2017
  • Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-17 Bali 2016
  • PON XIX Bandung 2016
  • Pra PON XIX Gorontalo 2016

Selengkapnya

Sembunyikan

Tarung Putra Kelas E: 65-70kg

Komang Harik Adi Putra mempersembahkan emas pada kontingen Indonesia dengan mengalahkan pesilat Malaysia, Mohd Al Jufferi Jamari, pada laga final dengan skor 4-1.

Pesilat kelahiran 1994 itu mulai belajar silat pada usia 12 tahun di Denpasar.

Aji Bangkit Pamungkas

Ponorogo, 20 Mei 1999

Tinggi: 179cm | Berat: 89kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Putra Kelas I

Rekam Prestasi:

  • Asian Games, Jakarta-Palembang 2018
  • Belgium Open 2018
  • Belgium Open 2017
  • APSIF (Asian Pencak Silat Federation) 2017
  • Kejurnas Pencak Silat 2016

Selengkapnya

Sembunyikan

Tarung Putra Kelas I: 85-90kg

Aji Bangkit Pamungkas meraih emas Asian Games 2018 setelah pada laga final kelas I 85-90 Kg mengalahkan pesilat Singapura, Sheik Ferdous Sheik Alauddin, dengan skor 5-0.

Aji mengikuti jejak saudara dan ayahnya menekuni dunia silat pada usia 13 tahun di Ponorogo, Jawa Timur. Prestasi Aji lainnya adalah memenangi medali emas pada Kejuaraan Asia 2017 di Chungju, Korea Selatan.

Puspa Arumsari

Jakarta, 10 Maret 1993

Tinggi: 163cm | Berat: 54kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Tunggal Putri

Rekam Prestasi:

  • Asian Games, Jakarta-Palembang, Indonesia 2018
  • SEA Games, Malaysia 2017
  • Pencak Silat World Championship, Indonesia 2016

Kategori Seni Tunggal Putri

Puspa Arumsari meraih emas kategori seni tunggal putri dengan menempati peringkat pertama dari enam pesilat yang tampil di Asian Games.

Pesilat yang menekuni olahraga ini sejak usia 11 tahun di Jakarta itu berhasil mengumpulkan 467 poin, unggul atas pesilat Singapura, Nurzuhairah Mohammad Yazid, dan pesilat Filipina, Cherry May Regalado.

Ni Made Dwiyanti

26 Maret 1991

Tinggi: 163cm | Berat: 53kg

Ayu Sidan Wilantari

1 September 1992

Tinggi: 152cm | Berat: 47kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Ganda Putri

Rekam Prestasi:

  • Asian Games 2018
  • Kejuaraan Dunia Pencak Silat Ke-15 Thailand 2012
  • SEA Games 2011
  • Asian Beach Games 2010
  • Kejurnas Silat Putri 2006

Selengkapnya

Sembunyikan

Kategori Seni Ganda Putri

Tim ganda putri yang terdiri atas Ayu Sidan Wilantari dan Ni Made Dwiyanti mendapatkan emas dengan menempati peringkat pertama dari tujuh pasangan di Asian Games 2018.

Ayu/Ni Made mengumpulkan 574 poin, unggul atas pasangan Thailand, Saowanee Chanthamunee/Praya Choosuwan, yang meraih 564 poin dan pasangan Malaysia, Nur Syazreen A Malik/Nor Hamizah Abu Hassan, dengan 558 poin.

Wewey Wita

Tangerang, 5 Februari 1993

Tinggi: 164cm | Berat: 55kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Putri Kelas B

Rekam Prestasi:

  • Kelas B (50-60kg) Putri, Asian Games 2018
  • Kelas B (50-60kg) Putri, Belgia Terbuka, 2017
  • Kelas B (50-60kg) Putri, SEA Games 2017
  • Kelas C (55-60kg) Putri, PON Jawa Barat, 2016
  • Kelas C (55-60kg), Kejuaraan Dunia Pancak Silat, Belgia, 2013
  • Kelas C (55-60kg), PON Riau, 2012

Selengkapnya

Sembunyikan

Tarung Putri Kelas B: 50-55kg

Wewey Wita memperoleh emas setelah pertarungan melawan pesilat Tran Thi Them pada laga final.

Pesilat berusia 25 tahun tersebut mengalahkan lawannya dengan skor 5-0. Wewey mulai menekuni silat saat duduk di kelas V SD di Ciamis, Jawa Barat.

Nunu Nugraha

Garut, 31 Januari 1989

Tinggi: 170cm | Berat: 66kg

Asep Yuldan Sani

Garut, 21 Maret 1993

Tinggi: 165cm | Berat: 60kg

Anggi Faisal Mubarok

Garut, 22 Mei 1993

Tinggi: 163cm | Berat: 60kg

Silat Regu Putra

Tim putra Indonesia yang terdiri dari Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani, dan Anggi Faisal Mubarok mendapatkan emas Asian Games 2018 kategori seni setelah menempati peringkat pertama dari tujuh tim peserta.

Ketiga pesilat Indonesia ini berhasil mengumpulkan 465 poin, unggul atas tim Vietnam di peringkat kedua dengan 450 poin dan Thailand di peringkat ketiga dengan 448 poin.

Sarah Tria Monita

Kediri, 31 Mei 1995

Tinggi: 163cm | Berat: 60kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Putri Kelas C

Rekam Prestasi:

  • Asian Games 2018
  • SEA Games 2017
  • Belgium Open 2017
  • PON XIX Jawa Barat 2016
  • Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2016
  • Asian University Games 2016

Selengkapnya

Sembunyikan

Tarung Putri Kelas C: 55-60kg

Di kelas C 55-60 kg, Sarah Tria Monita mempersembahkan emas dengan mengalahkan pesilat dari Laos, Nong Oy Vongphakdy, 5-0.

Sarah mengawali latihan silat pada usia 15 tahun di Surabaya, Jawa Timur.

Prestasi lainnya yang didapat perempuan berusia 23 tahun ini adalah memenangi medali emas pada Kejuaraan Dunia 2016 di Denpasar, Bali.

Gina Tri Lestari

Garut, 27 Mei 1995

Tinggi: 155cm | Berat: 49kg

Pramudita Yuristya

Garut, 20 Juni 1996

Tinggi: 156cm | Berat: 49kg

Nurhasanah Lutfi

Garut, 19 Agustus 1995

Tinggi: 157cm | Berat: 48kg

Silat Regu Putri

Dominasi Indonesia tak terbendung dengan keberhasilan tim putri Indonesia, yang terdiri dari Pramudita Yuristya, Lutfi Nurhasanah, dan Gina Tri Lestari, memperoleh emas pada nomor tim putri kategori seni.

Ketiganya menjadi yang terbaik setelah mengumpulkan poin tertinggi dari tujuh tim yang tampil di Asian Games 2018.

Tim Indonesia mengumpulkan 466 poin, unggul atas tim Vietnam dengan 364 poin dan Thailand yang mengumpulkan 448 poin.

Abdul Halim Radjiu

9 Maret 1991

Tinggi: 176cm | Berat: 95kg

Husni Uba

23 Maret 1982

Tinggi: 173cm | Berat: 70kg

Muhammad Hardiansyah Muliang

27 Maret 1994

Tinggi: 168cm | Berat: 58kg

Nofrizal

25 November 1990

Tinggi: 163cm | Berat: 62kg

Rizky Abdul Rahan Pago

25 Desember 1992

Tinggi: 179cm | Berat: 63kg

Saiful Rijal

16 Oktober 1990

Tinggi: 165cm | Berat: 58kg

Selengkapnya

Sembunyikan

Tim Sepak Takraw Kuadran

Sepak takraw akhirnya berhail meraih medali emas setelah memenangi nomor kuadran putra. Medali emas diraih tim kuadran yang terdiri dari Nofrizal, Muhammad Hardiansyah Muliang, Saiful Rijal, Husni Uba, Rizky Abdul Rahan Pago, dan Abdul Halim Radjiu.

Meski meraih emas, kualitas permainan Indonesia masih tertinggal dari Malaysia dan Thailand. Satu medali emas pamungkas Indonesia dari sepak takraw didapatkan tanpa kehadiran dua negara pesaing itu di nomor kuadran putra. Di final, Indonesia menang atas Jepang, 2-1 (15-21, 21-14, 21-16).

”Medali emas Asian Games kali ini adalah pencapaian tertinggi Indonesia. Harapannya menjadi tonggak perkembangan dan perbaikan kualitas sepak takraw nasional,” kata Pelatih Sepak Takraw Indonesia Asry Sjam. Perbaikan utama yang dibutuhkan, kata Asry, adalah pembentukan kompetisi reguler dan pembangunan GOR untuk sepak takraw.

Keberadaan tempat latihan khusus untuk atlet pelatnas juga sangat dibutuhkan. Selama ini, timnas Indonesia harus menyewa gedung untuk berlatih dengan alat seadanya. Selain itu, kompetisi reguler juga diperlukan guna meningkatkan mental bertanding. Di Thailand dan Malaysia, liga sepak takraw sudah rutin digelar.

Hinayah Muhammad

Sekayu, 17 Desember 1995

Tinggi: 165cm | Berat: 66kg

Rindi Sufriyanto

Jember, 15 Mei 1991

Tinggi: 158cm | Berat: 60kg

Abu Dzar Yulianto

Batu, 11 Januari 1996

Tinggi: 170cm | Berat: 61kg

Veddriq Leonardo

Pontianak , Kalimantan Barat, 11 Maret 1997

Tinggi: 163cm | Berat: 55kg

Selengkapnya

Sembunyikan

Calon Cabang Andalan

Panjat dinding menjadi salah satu andalan Indonesia untuk meraih medali emas di Asian Games. Cabang ini juga bakal menjadi andalan pada ajang lebih tinggi, Olimpiade, karena akan dipertandingkan di Tokyo 2020. Di tingkat Asia, para pemanjat Indonesia boleh berbangga karena dominan, terutama nomor kecepatan.

Di bagian putra, dominasi itu sangat kentara setelah tim Indonesia 1 dan Indonesia 2 menciptakan partai all Indonesian final. Emas akhirnya diraih tim putra Indonesia 2 yang diisi Muhammad Hinayah, Rindi Sufriyanto, dan Abu Dzar Yulianto.

Mereka unggul atas Indonesia 1 yang diperkuat Aspar Jaelolo, Sabri, dan M Fajri Alfian. China hanya meraih perunggu di nomor ini. Di babak awal, tim Indonesia juga menang atas Iran, Korea Selatan, Thailand, dan Kazakhstan.

Aries Susanti Rahayu

Grobogan, 21 Maret 1995

Tinggi: 157cm | Berat: 57kg

Fitriyani

Sleman, 20 April 1988

Tinggi: 163cm | Berat: 58kg

Sallsabillah Rajiah

Tanggerang , 30 April 1999

Tinggi: 155cm | Berat: 51kg

Puji Lestari

Jakarta, 15 Juni 1990

Tinggi: 161cm | Berat: 57kg

Selengkapnya

Sembunyikan

Mendominasi Cabang Panjat Dinding

Tim putri Indonesia semakin meneguhkan dominasi panjat dinding. Setelah meraih nomor kecepatan individu putri, tim ”Merah Putih” berhasil meraih emas nomor estafet kecepatan.

Melalui tim Indonesia 1 yang diperkuat Aries Susanti Rahayu, Puji Lestari, dan Sallsabillah Rajiah, Indonesia berhasil mendulang emas. Medali perak diraih China 2 dan perunggu dibawa pulang China 1. Di babak penyisihan, Indonesia juga unggul atas Kazakhstan, Thailand, dan Iran. Kemenangan itu membuat bangga warga Indonesia.

Salah satu atletnya, Puji Lestari, disambut bak pahlawan oleh warga Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Kamis (30/8/2018), warga menunggu kedatangan Puji Lestari di Kantor Lurah Marunda. Pemuda, ibu-ibu, dan pekerja penanganan prasarana sarana umum ikut hadir dalam acara itu.

Puluhan siswa MAN 5 Marunda pun menunda waktu pulang sekolah demi bertemu Puji. Warga mensyukuri prestasi Puji dengan iringan musik kasidah, pengalungan bunga, dan pemotongan tumpeng. Acara ini diakhiri dengan iring-iringan warga mengantar Puji ke rumah keluarganya di RT 012 RW 002.

Pipiet Kamelia

Jakarta, 6 Januari 1995

Tinggi: 164cm | Berat: 64kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat Putri Kelas D

Rekam Prestasi:

  • Asian Games 2018
  • Belgia Open 2018
  • 3rd Asian Championship Korea Selatan, 2017
  • Belgium Open 2017
  • SEA Games 2017
  • Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2016
  • PON Jabar 2016
  • Malaysia Open 2014
  • ASEAN University Games Palembang 2014
  • Kejuaraan Pra SEA Games 2013
  • Belgium Open 2013
  • PON Riau 2012

Selengkapnya

Sembunyikan

Tarung Putri Kelas D: 60-65kg

Pipiet Kamelia melengkapi dominasi Indonesia di cabang pencak silat setelah memenangi emas di kelas D 60-65 kg.

Pada partai final, Pipiet mengalahkan pesilat Vietnam, Nguyen Thi Cam Nhi, dengan skor 5-0. Pipiet mulai berlatih silat pada usia 12 tahun.

Prestasi lain perempuan kelahiran 1995 ini adalah memetik emas pada Kejuaraan Asia 2017 di Korea Selatan.

Kerabat Kerja

penulis: Kurnia Yunita Rahayu, Adrian Fajriansyah, Kelvin Hianusa, Korano Nicolash LMS, Rhama Purna Jati, Caesar Alexey, Rakaryan Sukarjaputra | penulis: Prasetyo Eko Prihananto, Syahnan Rangkuti, Yulia Sapthiani, Yulia Sapthiani, Denty Piawai Nastitie, Prasetyo Eko P | litbang: Andreas Yoga P, Rangga Eka Sakti, Yoesep Budianto, Debora Laksmi I, Robertus Mahatma C, Yohanes Advent K | penyelaras bahasa: Adi Wiyanto | fotografer: Rakaryan Sukarjaputra, Caesar Alexey, Ferganata Indra R, Rony Ariyanto N, Hendra A Setyawan, ANTARA/Melvinas P | ilustrator: Toto Sihono | infografik: Novan Nugrahadi | desainer & pengembang: Deny Ramanda, Ria Chandra | produser: Septa Inigopatria, Prasetyo Eko P, Haryo Damardon | sumber: Arsip Kompas/INASGOC

Suka dengan tulisan yang Anda baca?

Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.