Fenomena Teror Penembakan Pesawat di Papua

Dunia penerbangan, Papua khususnya, di daerah pegunungan kini tak hanya menghadapi tantangan kondisi cuaca yang berat dan minimnya sarana infrastruktur. Organisasi Papua Merdeka atau kerap disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata juga berkali-kali menyerang pesawat dan area bandara sehingga menyebabkan awak pesawat dan aparat keamanan terluka selama beberapa tahun terakhir.

Rabu, 6 Januari 2021, menjadi hari yang tak terlupakan dalam hidup Alex Luferchek yang berasal dari Amerika Serikat. Alex bekerja sebagai pilot di Maskapai Mission Aviation Fellowship (MAF) yang sering kali melayani rute penerbangan di wilayah pedalaman dan pegunungan Papua.

KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO
Anak-anak warga Distrik Oklip, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, tengah menyaksikan pesawat perintis milik AMA, Selasa (13/12/2011). Pesawat-pesawat perintis seperti itulah yang menjadi penghubung wilayah pedalaman Papua.

Pesawat dari MAF termasuk salah satu maskapai penerbangan yang melayani penerbangan ke wilayah pedalaman dan terpencil di Papua. Pesawat sangat berperan penting karena akses jalan darat yang belum terkoneksi ke seluruh wilayah Papua. Pesawat tidak hanya mengangkut penumpang, tetapi juga barang kebutuhan pokok.

Pada hari itu, Alex sebagai pilot pesawat jenisĀ twin otterĀ yang mengangkut dua penumpang dari Kabupaten Nabire menuju Lapangan Terbang Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga, Kabupaten Intan Jaya. Pesawat dengan nomor registrasi PK-MAX tiba di Kampung Pagamba pada pukul 09.30 WIT.

Telah menanti di lapangan terbang, sekelompok orang yang sering kali disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB). Sekelompok orang tersebut kemudian memaksa Alex bersama kedua penumpang agar segera meninggalkan pesawat.

Tiba-tiba, salah satu dari seorang kelompok tersebut melepaskan tembakan ke arah udara dekat lokasi pesawat yang mendarat. Alex bersama kedua penumpang yang sangat ketakutan pun merunduk di samping pesawat tersebut.

KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Pesawat perintis tiba di Bandara Ewer, Kabupaten Asmat, Papua, Rabu (24/1/2018).

Anggota KKB yang melepaskan bersama rekan-rekannya kemudian membakar pesawat tersebut. Para pelaku mengklaim pesawat itu sering membawa aparat keamanan TNI dan Polri ke Intan Jaya untuk melakukan operasi menghadapi mereka.