Masyarakat Indonesia mengenal Pulau Marore di Sulawesi Utara sebagai pulau paling utara dari wilayah Republik Indonesia yang membentang dari Sabang-Merauke. Pulau Marore bertetangga dengan wilayah paling selatan Filipina, yakni Pulau Sarangani.
Pulau Marore dan Pulau Sarangani berada di bawah kekuasaan dua negara yang berbeda. Namun, sebagian besar penduduk Sarangani dan penduduk Marore berasal dari suku yang sama, yakni suku Sangir. Dengan perahu kecil bermotor tempel, memakan waktu empat jam berlayar dari Pulau Marore ke Pulau Sarangani.
Sejarawan Pusat Sejarah Nasional Filipina, Ian Alfonso, yang ditemui di Manila awal Mei 2023 menceritakan penelitiannya tentang Pulau Sarangani yang menjadi daerah pinggiran Filipina yang pusat kekuasaannya berada di Pulau Luzon, tempat ibu kota Manila berada.
”Ada dua suku besar di Pulau Sarangani, yakni suku Blaan dan suku Sangir. Orang Sangir menduduki posisi penting dan juga tinggal menyebar di pulau sebelahnya, yakni Pulau Balut dan di pesisir selatan Pulau Mindanao,” kata Ian Alfonso yang berasal dari wilayah Pampanga di Pulau Luzon.
Pulau Sarangani, menurut Ian Alfonso, menjadi wilayah kota praja tersendiri dengan julukan ”Pintu Selatan Filipina”. Berdiri terpisah dari Provinsi Sarangani di Mindanao yang bertetangga langsung dengan Pulau Sarangani.
Tokoh terkenal dari kawasan tersebut adalah petinju kelas dunia, Many ”Pac Man” Paquiao yang merupakan anggota Parlemen Filipina dari daerah pemilihan Provinsi Sarangani.
Kota Sarangani itu terdiri atas tiga wilayah, yakni Pulau Sarangani, Pulau Balut, dan Pulau Olanivan, dengan 12 barangay yang setara dengan kecamatan di Indonesia. Tercatat jumlah penduduk Kota Sarangani sebesar 22.500 jiwa dari hasil sensus tahun 2020.