Film Natal dari Masa ke Masa

Menonton film menjadi salah satu andalan untuk menghabiskan liburan Natal dan akhir tahun. Kegiatan ini dicintai banyak orang karena bisa dilakukan bersama-sama dengan keluarga.

Selama masa libur panjang akhir tahun, film-film Natal, baik yang baru maupun klasik, merajai layar sinema, televisi, hingga saluran streaming. Beberapa film bahkan menjadi ”langganan” diputar televisi hampir setiap tahun.

Uniknya, film-film itu kebanyakan bukan merupakan film religi, yang menceritakan kelahiran Yesus Kristus, misalnya, melainkan hanya sekadar mengambil nuansa Natal dengan isi cerita yang berkisah tentang drama percintaan, laga, hingga horor.

Film Scrooge (1935) dianggap sebagai film Natal pertama yang muncul di layar lebar. Menyusul setelahnya, film Christmas in Connecticut (1945), It’s a Wonderful Life (1946), dan White Christmas (1954). Pada era ini, film Natal yang dibuat paling-paling hanya satu, dua, tiga, atau bahkan tidak ada sama sekali dalam setahun.

Baru pada tahun 1992, produksi film Natal mulai meningkat dengan hasil delapan film dalam tahun itu, salah satunya The Muppet Christmas Carol. Sejak itu, produksi film Natal kian meningkat hingga puncaknya pada tahun 2004 dengan 12 produksi film, antara lain The Polar Express dan Christmas With the Kranks, seperti ditulis Washingtonpost.com.

Ledakan produksi film Natal terjadi selama periode 2015-2017 dengan rilis 32 film setiap tahun. Selama delapan dekade terakhir, film Natal menorehkan jejak transformasi, sekaligus merekam perkembangan teknologi sinematografi, tema film, potensi bisnis, hingga nilai humanis yang mengisi suasana Natal.

Baca juga:  Tradisi Natal Nusantara

Selain sebagai hiburan, film Natal juga berlaku sebagai pemantik memori masa lalu. Tiap generasi punya film Natal-nya masing-masing. Generasi 1990-an akrab dengan film Home Alone (1990) dan Baby’s Day Out (1994).