Pada 27 Juli 2020, Gedung Sate di Kota Bandung, Jawa Barat, genap berusia 100 tahun. Beragam keunggulan arsitektur dan nilai luhurnya menemani perjalanan panjang bangsa ini. Namun, di zaman yang berlari kian kencang, beragam tantangan tak mudah dihadapi.
Gedung Sate tak pernah sesepi belakangan ini, Jumat (17/7/2020). Meski sesekali masih terlihat demonstrasi atau orang berswafoto di beranda depannya, tetapi tak lagi sekerap dulu. Demikian pula dengan lapangan Gasibu di seberang Gedung Sate. Tak terlihat lagi ramai orang berolahraga atau sekadar berjalan-jalan.
Pandemi Covid-19 menjadi penyebabnya. Akibat ketidaksiapan pemerintah setempat, Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang parah didera Covid-19. Entah kapan serangan Covid-19 yang meluluhlantakkan segala sendi kehidupan manusia ini akan berakhir. Milad ke-100 Gedung Sate yang seharusnya berlangsung meriah, tampaknya tinggal angan belaka.
Berbeda ketika Covid-19 belum menyerang. Gedung Sate dengan latar langit birunya setia menemani tawa bahagia warga yang datang dari berbagai daerah. Akhir pekan adalah saat paling ramai.
Sejak Sabtu (15/2/2020), masyarakat dapat mengunjungi kompleks ini setiap Sabtu pukul 15.00-16.00 dan Minggu pukul 08.00-09.00. Pengunjung bisa mengikuti wisata edukasi di Museum Gedung Sate dengan tiket masuk hanya Rp 5.000 per orang.
”Ini pertama kalinya saya berkeliling Gedung Sate. Tempatnya luas dan adem,” ujar Nining (40), warga Kiaracondong, Bandung, saat bersepeda di halaman gedung itu, Minggu (1/3/2020) lampau.
Nining datang bersama lima rekannya. Mereka gowes menelusuri sudut-sudut kawasan itu. Tempat parkir pun tak luput didatangi. Bagi mereka, sensasinya luar biasa. Selama ini, mereka hanya bisa berfoto dari depan gedung dan dibatasi pagar.