Ketika terusan Suez dibuka pada tahun 1869, hubungan Eropa dengan Asia pun semakin dekat. Perantau Eropa semakin banyak berdatangan ke Pulau Jawa dan mengadu nasib di Hindia-Belanda. Pelabuhan di Kota Batavia pun pindah dari Sunda Kelapa ke Tanjung Priok yang dibangun tahun 1877 dan mulai beroperasi tahun 1883. Pelabuhan resmi beroperasi tahun 1886 lalu dilakukan perluasan pada tahun 1910 dan selesai tahun 1917.
Titik masuk mereka adalah Pelabuhan Tanjung Priok di timur laut Kota Batavia dan gerbangnya adalah stasiun kereta api Tanjung Priok yang mengantar pendatang Eropa ke Stasiun Batavia Kota (BEOS) lalu menjelajah seantero Pulau Jawa.
Sebelum Stasiun Tanjung Priok dibangun di lokasi saat ini, sejak tahun 1885 sudah ada jalur rel kereta api dari Batavia ke dermaga Tanjung Priok sepanjang sembilan km. Adapun Stasiun Tanjung Priok yang kita kenal saat ini dibangun tahun 1914 semasa Gubernur Jenderal AFW Idenburg (1909-1916). Ia dikenal dekat dengan kelompok pergerakan di Hindia Belanda.
Saat pembangunan Stasiun Tanjung Priok, dikerahkan 1.700 tenaga kerja termasuk 130 tenaga kerja Eropa. Stasiun Tanjung Priok dibangun di lahan seluas 46.930 meter persegi dengan luasan bangunan 3.768 meter persegi. Stasiun Tanjung Priok memiliki delapan peron sehingga nyaris sebesar Stasiun Jakarta Kota atau BEOS.
Stasiun Tanjung Priok dilengkapi dengan penginapan untuk penumpang yang menunggu perjalanan kapal laut. Rangkaian kamar penginapan terdapat di sayap kiri bangunan stasiun yang disediakan untuk penumpang bangsa Eropa. Terdapat pula ruang bawah tanah di bagian bangunan tersebut.
Pendiri komunitas Jelajah Budaya Kartum Setiawan yang dihubungi pada Rabu (1/9/2021) mengatakan, keberadaan Stasiun Tanjung Priok dan Stasiun BEOS menjadi penanda ”era modern” kereta api di Jawa setelah keberadaan beberapa stasiun kereta api di sekitar Museum Fatahillah yang lebih dahulu ada.
Stasiun Tanjung Priok diresmikan bertepatan dengan peringatan 50 tahun Maskapai Staats Spoorwegen (SS) pada 6 April tahun 1925 dan bersamaan pula dengan pembukaan jalur Tanjung Priok-BEOS atau Jakarta Kota. Jalur tersebut dilayani kereta dengan lokomotif listrik ESS3200 buatan Werkspoor, Belanda, dengan jaringan listrik aliran atas.
Kartum Setiawan mengutip harian Bintang Hindia menyebutkan, peresmian kereta api listrik tersebut menghubungkan jalur Tanjung Priok-Jakarta Kota-Meester Cornelis atau Jatinegara. Peresmian dihadiri Residen, Burger Meester, Regen Wedana, dan lain-lain.