Ginjal Sehat, Tubuh Kuat

Ginjal adalah organ berbentuk kacang, seukuran kepalan tangan, berada di kanan kiri tubuh, tepatnya di bawah tulang rusuk.

Ginjal yang sehat menyaring sekitar setengah cangkir darah setiap menit, demikian laman Lembaga Penyakit Ginjal, Pencernaan dan Diabetes Nasional (NIDDK) Amerika Serikat (AS). Tugasnya, membuang limbah dan kelebihan air tubuh dalam bentuk urine.

Urine mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui dua saluran muskular yang disebut ureter, satu di setiap sisi kandung kemih. Kandung kemih berfungsi menyimpan urine sebelum dikeluarkan. Ginjal, ureter, dan kandung kemih adalah bagian dari saluran kemih. Urine dibuang dari kandung kemih keluar tubuh melalui uretra.

Ginjal merupakan organ vital. Di samping berfungsi membuang racun, limbah, dan kelebihan air dari tubuh, banyak fungsi lain yang tak kalah penting.

Laman Florida Kidney Physicians Amerika Serikat menyebut, ginjal mengontrol keseimbangan asam-basa darah pada pH 7,35-7,45. Ginjal akan mengeluarkan kelebihan asam atau basa. Selain itu, ginjal menjaga keseimbangan elektrolit dengan menyaring zat-zat elektrolit dari darah, mengembalikan ke sirkulasi darah, dan mengeluarkan kelebihannya ke urine.

Kompas/Riza Fathoni
Petugas kesehatan mengetes darah pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2021). Ginjal dapat rusak karena cedera fisik atau penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau gangguan lain.

Organ ginjal mengontrol tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin. Renin mengubah angiotensinogen yang diproduksi hati menjadi angiotensin I, yang di paru-paru diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II menyempitkan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat.

Sebaliknya, ketika tekanan darah terlalu tinggi, ginjal membuang lebih banyak urine untuk mengurangi volume cairan tubuh dan membantu mengatasi tekanan darah.

Ginjal juga menghasilkan hormon yang disebut eritropoietin. Fungsi utamanya membantu tubuh memproduksi sel darah merah yang penting untuk sirkulasi oksigen ke jaringan dan organ tubuh.

Tugas lain adalah mengaktifkan vitamin D dengan mengubah calcifediol menjadi calcitriol, bentuk aktif vitamin D. Calcitriol bersirkulasi dalam darah dan memainkan peran penting mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh untuk pertumbuhan tulang yang sehat.

Laman National Kidney Foundation (NKF) mencatat, lebih dari 37 juta warga AS mengidap penyakit ginjal dan sebagian besar tidak menyadari. ”Ada sejumlah tanda fisik penyakit ginjal, tetapi terkadang orang mengaitkan dengan kondisi lain. Mereka yang memiliki penyakit ginjal cenderung tidak mengalami gejala sampai tahap sangat lanjut. Ini salah satu alasan mengapa hanya 10 persen orang yang tahu bahwa mengidap penyakit ginjal kronis,” kata Joseph Vassalotti, Kepala Staf Medis NKF.

Gejala gangguan ginjal

Beberapa gejala gangguan ginjal, antara lain, mual, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, lemah, kulit kering dan gatal, penurunan berat badan, kram otot, pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki, anemia, urine berbusa.

Kulit kering dan gatal bisa menjadi tanda gangguan mineral dan tulang yang sering menyertai penyakit ginjal stadium lanjut. Gelembung berlebihan dalam urine menunjukkan protein albumin bocor dari ginjal ke urine. Bisa pula disertai bengkak terus di sekitar mata. Pergelangan kaki dan kaki bengkak akibat retensi natrium. Adapun kadar kalsium yang rendah dan fosfor yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kram otot.

Ginjal dapat rusak karena cedera fisik atau penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau gangguan lain. Hilangnya fungsi ginjal umumnya terjadi secara bertahap.

Mengalami gagal ginjal berarti 85-90 persen fungsi ginjal hilang dan tidak bisa bekerja cukup baik untuk mempertahankan kehidupan. Sejauh ini belum ada obat untuk gagal ginjal. Namun, ada terapi yang memungkinkan orang bisa tetap hidup dan beraktivitas normal.

Terapi untuk gagal ginjal adalah dialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal. Tujuannya, mengambil alih sebagian pekerjaan ginjal dalam membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh.

Ada dua jenis dialisis, yakni hemodialisis atau dialisis peritoneal. Hemodialisis adalah proses pembersihan darah dari zat-zat limbah, melalui proses penyaringan di luar tubuh dengan mesin dialisis. Sementara dialisis peritoneal, mencuci darah memanfaatkan selaput rongga perut (peritoneum) yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah sebagai filter alami. Adapun transplantasi ginjal adalah mengganti ginjal rusak dengan ginjal sehat dari donor.

KOMPAS/PRIYOMBODO
Suasana di Klinik Hemodialisis Tidore, Cideng, Jakarta Pusat, yang melayani cuci darah, Senin (13/1/2020).

Laman Piedmont Healthcare, AS, menyatakan, ada sejumlah zat perlu dikurangi untuk menjaga kesehatan ginjal. Salah satunya garam yang bisa memicu peningkatan tekanan darah dan membebani kerja ginjal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan konsumsi garam maksimum 2.400 mg (sekitar satu sendok teh) per hari untuk orang dewasa sehat.

Makanan dan minuman modern mengandung natrium yang bisa menyebabkan asupan jadi berlebihan. Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), 75 persen natrium yang dikonsumsi warga AS didapat dalam makanan olahan dan siap saji, seperti sup dan sayuran kalengan, daging olahan seperti lunch meats, hot dog, sosis, piza, makanan ringan seperti keripik, kerupuk, pretzel, bumbu seperti kecap, saus BBQ, saus salad, acar, zaitun siap saji. Gaya hidup dan pola makan serupa mulai dilakukan sebagian warga kota besar di Indonesia.

Gula juga disarankan untuk dikurangi. Zat ini ditemukan di sebagian besar makanan, baik alami maupun olahan. Buah-buahan adalah sumber gula alami yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Gula juga terdapat dalam berbagai bumbu jadi, roti, dan makanan ringan. Berdasarkan American Kidney Fund, penelitian menunjukkan, mengonsumsi dua porsi atau lebih minuman bersoda setiap hari meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis dan pembentukan batu ginjal.

Berdasarkan American Kidney Fund, penelitian menunjukkan, mengonsumsi dua porsi atau lebih minuman bersoda setiap hari meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis dan pembentukan batu ginjal.

Hal lain, konsumsi tinggi protein hewani dari daging dan produk susu dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena sulit dimetabolisme dan memberi beban berat pada ginjal. Penelitian lain menunjukkan, banyak manfaat kesehatan dari pola makan nabati. Kafein dalam kopi, teh, soda, dan makanan juga membebani ginjal. Kafein adalah stimulan yang meningkatkan aliran darah, tekanan darah, dan stres pada ginjal.

Efek kesehatan jangka panjang sebagian besar makanan olahan mengandung organisme hasil rekayasa genetika (GMO) pada manusia belum diketahui karena kurangnya penelitian. Namun, penelitian pada hewan menunjukkan, efek kesehatan yang serius terkait makanan transgenik, termasuk pada ginjal. Jika tidak mungkin menghindari, disarankan untuk makan berbagai macam makanan, termasuk makanan olahan, dalam jumlah sedang.

Kebutuhan air

Sejumlah 60-70 persen dari berat badan terdiri dari air. Setiap bagian tubuh membutuhkan air untuk berfungsi dengan baik. Air membantu ginjal membuang limbah dari darah dalam bentuk urine. Air juga membantu menjaga pembuluh darah tetap terbuka sehingga darah dapat mengalir bebas ke ginjal serta mengantarkan zat gizi penting ke ginjal.

Jika mengalami dehidrasi, sulit bagi sistem tubuh untuk bekerja. Dehidrasi ringan dapat membuat merasa lelah, dan mengganggu fungsi normal tubuh. Dehidrasi parah ditandai dengan urine berwarna gelap dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Jadi, penting untuk minum cairan elektrolit ketika bekerja atau berolahraga sangat keras, terutama pada cuaca hangat dan lembab.

KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Samuel (22), warga Wates, menggenggam dua botol Airku, air minum kemasan yang diproduksi oleh PDAM Tirta Binangun Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (31/1/2019). Menjaga kesehatan ginjal, berarti minum air dalam jumlah yang tepat.

Menjaga kesehatan ginjal, berarti minum air dalam jumlah yang tepat. Kesalahpahaman umum adalah setiap orang harus minum delapan gelas air per hari. Padahal, kondisi berbeda membuat kebutuhan air setiap hari akan berbeda untuk setiap orang. Kebutuhan air didasarkan pada perbedaan usia, iklim, intensitas olahraga, kondisi kehamilan, menyusui, dan penyakit.

Orang yang berada di tempat panas dan lembab, makan asin, pedas, atau manis, membutuhkan minum lebih banyak. Sebaliknya di tempat dingin, atau banyak makan makanan berair seperti sup, sayuran, dan buah-buahan segar, tidak dibutuhkan banyak minum air.

Penelitian Na Zhang dan kolega dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Peking, China, yang diikuti 12 pria di universitas menemukan, tidak minum air selama 36 jam memiliki efek signifikan pada kelelahan, perhatian dan fokus, kecepatan reaksi, serta memori jangka pendek. Laporan dimuat di International Journal of Environmental Research and Public Health, 29 Mei 2019.

Sementara di Journal of Nutrition, 21 Desember 2011, penelitian Lawrence E Armstrong dari Universitas Connecticut, AS, dan kolega internasional, menunjukkan, perempuan yang kehilangan cairan 1,36 persen setelah berolahraga bisa terganggu suasana hati, konsentrasi, serta sering sakit kepala.

Namun, tidak ada aturan kaku bahwa setiap orang harus minum delapan gelas air per hari. Ini hanya rekomendasi umum bahwa kita membutuhkan asupan air cukup untuk bertahan hidup dan berkembang.

Institute of Medicine memperkirakan, laki-laki membutuhkan sekitar 13 cangkir (3 liter) cairan per hari, sedangkan perempuan membutuhkan sekitar 9 cangkir (2,2 liter) cairan per hari. Cairan ini termasuk teh, kopi, susu, jus buah, kuah sayur. Sebagian besar makanan mengandung air meski kadarnya berbeda. Daging, ikan, telur, buah-buahan, dan sayuran semua mengandung air. Namun, mereka yang mengalami gagal ginjal dan mendapat perawatan dialisis harus sangat membatasi asupan cairan.

Secara umum, minum terlalu banyak dibanding kebutuhan bisa menyebabkan kondisi berbahaya hiponatremia atau kadar natrium dalam darah terlalu encer. Akibatnya, kadar air tubuh meningkat sehingga sel-sel membengkak, terjadi gangguan dari sakit kepala hingga kehilangan kesadaran.

Harapan baru

Kabar gembiranya, menurut laman Universitas Stanford, para peneliti di Stanford Institute for Stem Cell Biology and Regenerative Medicine, AS, dan Sackler School of Medicine, Israel, menemukan, ternyata ginjal terus tumbuh dan mampu meregenerasi diri. Hal ini membalikkan keyakinan selama puluhan tahun bahwa sel-sel ginjal tidak bereproduksi setelah organ sepenuhnya terbentuk.

”Ini adalah temuan dasar yang memiliki implikasi langsung untuk penyakit ginjal dan regenerasi ginjal,” kata Yuval Rinkevich, penulis utama makalah dan sarjana pascadoktoral di Institut Stanford.

Kompas/Heru Sri Kumoro
Penelitian sel punca di laboratorium Unit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI, Jakarta.

Dalam publikasi secara daring di Cell Reports, 15 Mei 2014, disebutkan, penelitian pada tikus memperlihatkan, alih-alih satu jenis sel punca ginjal yang menggantikan jaringan ginjal yang hilang atau rusak, sel punca yang agak spesifik di berbagai bagian ginjal berbeda memunculkan sel-sel baru pada setiap jenis jaringan ginjal.

Penumbuhan sel-sel dibuat melalui aktivasi jalur seluler yang melibatkan protein Wnt. ”Pengetahuan bahwa penyinyalan Wnt bertanggung jawab atas pertumbuhan jaringan ginjal baru menawarkan target terapeutik untuk meningkatkan atau memulihkan kapasitas regeneratif ginjal,” kata Benjamin Dekel, penulis senior makalah dan Guru Besar Pediatri di Sackler, serta Kepala Pediatric Stem Cell Research Institute, di Pusat Medis Sheba, Israel. ”Ginjal meremajakan diri dan terus menghasilkan sel-sel ginjal spesifik sepanjang waktu.”

Penelitian baru itu memberi harapan akan adanya cara baru untuk memperbaiki dan bahkan menumbuhkan ginjal. Namun, kemajuan tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena prosesnya sangat rumit.