Goda Susu Formula kepada Ibu Menyusui

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi di enam bulan pertama kehidupannya. Namun, godaan susu formula datang dari segala arah, termasuk dari dokter dan bidan, yang semestinya membimbing ibu agar bisa menyusui dengan baik.

Cukup QR (21) saja yang mengalami. Ibu muda ini sungguh menyesal karena tak bisa menyusui anaknya sendiri. Ia kini bergantung pada susu formula untuk anak pertamanya yang berumur kurang dari enam bulan. QR yang tinggal di Deli Serdang, Sumatera Utara, ini geregetan.

Sebenarnya, pada hari-hari pertama setelah persalinan, air susunya keluar lancar. Namun, dia tidak bisa leluasa menyusui bayinya yang ditempatkan di ruang terpisah dengannya. QR melahirkan secara normal di Rumah Sakit Bandung di Medan, Sumatera Utara.

”Saya sempat dirawat empat hari di rumah sakit. Ketika itu air susu saya keluar. Namun, saya hanya boleh menyusui bayi saya sekali dalam sehari. Ketika pulang ke rumah, air susu saya sudah tidak keluar lagi,” ucapnya ketika ditemui di rumah mertuanya awal September 2022.

Semakin sering menyusui anak dan memberikan ASI kapan pun anak butuh, terlebih pada hari-hari pertama usai persalinan, sangat menentukan kelancaran produksi ASI (air susu ibu). Lantaran sedikit sekali berinteraksi, QR dan bayinya kehilangan hari-hari krusial itu. Air susu QR pun mampet. Saat berkisah, raut muka QR terlihat sedih. Terlebih saat ia menempelkan dot botol berisi susu formula ke mulut anaknya.

kompas/dhanang david
QR (21), ibu asal Deli Serdang, Sumatera Utara, sedang memberikan susu formula untuk bayinya yang berumur satu bulan, Rabu (31/8/2022).

Hasil penelusuran ke rumah sakit tempatnya bersalin ditemukan fakta bahwa ruangan bayi terpisah jauh dengan ruang perawatan ibu melahirkan, bahkan berbeda lantai. Bayangkan jika sang ibu melahirkan dengan bedah caesar.

”Kalau di sini memang prosedurnya bayi dipisah dengan ibu setelah melahirkan. Kalau mau menyusui, ibunya harus menghampiri ruang bayi dan hanya boleh sekali dalam sehari,” ujar perawat rumah sakit berinisial SR.

Mengenai hal ini, dr Tutut Sitepu, anak dari pemilik RS Bandung mengakui, kondisi itu akan segera diubah. ”Bertahap, kita akan buat rawat gabung,” katanya. Tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Tutut.