Harta yang Paling Berharga di Hutan Kinipan Kalimantan

Selama ratusan tahun, hutan Kinipan menjadi sumber pangan yang tak ada habisnya. Ditambah pengetahuan menyimpan hasil panen dan kearifan dalam bertanam, menciptakan ketahanan pangan yang tahan perubahan iklim.

Embun pagi masih menyelimuti Desa Kinipan, Kecamatan Batang Kawa, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Matahari belum terang benar saat Norsilawati (32) bersiap pergi ke ladang, Rabu (19/1/2022). Tubuh kurusnya terkesan semakin kecil saat punggungnya harus memanggul tas rotan berisi pisau kecil dan sebotol air minum.

Sepanjang jalan menuju ladang, Galuh, sapaan akrab Norsilawati, bertemu peladang-peladang lain. Mereka mengenakan topi yang disebut tanggui.

Topi ini semacam caping, hanya saja lebih lebar sehingga mampu melindungi bahu dari tersengat panas sinar matahari. Di punggung mereka terlihat tas anyaman rotan yang disebut benatung. Sementara tangan memegang dodos dan pinggang menyandang mandau.

Kompas/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Perempuan Dayak di Kinipan bersiap ke ladang, Senin (17/1/2022). Ladang masyarakat Kinipan di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, berada di hutan-hutan yang terjaga kelestariannya selama ratusan tahun.

Sekitar 8 kilometer dari pusat kampung Kinipan, sampailah mereka di jalan setapak. Di sana mereka berbagi arah. Galuh masih harus berjalan sejauh 2 kilometer lagi sebelum sampai di ladangnya.

Galuh tak bisa diam. Sambil berjalan, sesekali ia menjumput beberapa helai daun haloban. Tanaman pendek yang berkhasiat menyembuhkan sakit demam dan beragam penyakit itu akan ia masak sebagai sayur pelengkap nasi.

Paling sering, Galuh memotong rebung yang ia temukan di jalan. Galuh mengambilnya dengan santai meskipun rebung itu bukan berada di lahan miliknya. Orang Dayak dikenal hidup komunal. Mereka biasa berbagi selama tidak mengklaim, apalagi menjual, tanah orang sembarangan.

”Ini enak buat sayur nanti,” ujar ibu tiga anak itu sambil memasukkan rebung ke dalam tas rotannya.