Hotel-hotel Bersejarah Milik Keluarga Armenia di ASEAN

Hotel-hotel super mewah berusia seabad lebih yang didirikan keluarga besar Sarkies—keluarga pengusaha Armenia—berada di Myanmar, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Seiring dibukanya kembali perjalanan wisata di dunia setelah dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda, bagi peminat wisata sejarah ada jaringan hotel legendaris yang layak dikunjungi.

Hotel-hotel super mewah berusia seabad lebih yang didirikan keluarga besar Sarkies—keluarga pengusaha Armenia—berada di Myanmar, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Bangsa Armenia yang hidup di wilayah pengaruh Rusia dan Iran terkenal ulet dalam merantau dan berniaga.

Kennie Ting dalam buku The Romance of The Grand Tour 100 Years of Travel in South East Asia menceritakan, di Burma (Myanmar), keluarga Sarkies mendirikan Hotel Strand (1901). Hotel tersebut adalah hotel ketiga yang didirikan keluarga Sarkies.

Ketika pertama didirikan, Hotel Strand dibangun di atas tanah yang berhadapan dengan Sungai Rangoon dekat Pelabuhan Rangoon (Yangon). Hari ini lokasi tersebut berada di Jalan Strand dengan beberapa lajur untuk kendaraan bermotor.

eohotels.com
Keluarga Sarkies mendirikan sejumlah hotel mewah di Asia dari Yangon, Myanmar hingga Surabaya, Indonesia.

Sebelah-menyebelah dengan Hotel Strand terdapat bangunan-bangunan kolonial peninggalan zaman penjajahan Inggris yang menguasai Burma setelah Perang Anglo-Burma 1852. Bangunan-bangunan tua tersebut terlihat seperti kawasan The Bund di Kota Shanghai, China.

Pada zaman penjajahan Inggris, wisatawan datang ke Rangoon dengan kapal wisata mewah dari Kalkuta menempuh perjalanan tiga hari. Semasa itu, pengunjung Hotel Strand akan disambut pegawai hotel pria Sikh yang tinggi besar dan berkumis. Kini pegawai hotel yang menyambut tamu digantikan pria-pria Burma dengan longyi (sarung) khas Burma.

Menurut Kennie Ting, salah satu tamu penting Hotel Strand adalah novelis Inggris, George Orwell (1903-1950), yang menerbitkan novel best seller Burmese Days (1934).

Menurut Kennie Ting, salah satu tamu penting Hotel Strand adalah novelis Inggris, George Orwell (1903-1950), yang menerbitkan novel best seller Burmese Days (1934). Novel Burmese Days ditulis George Orwell yang pernah menjadi polisi di Burma menceritakan dunia kolonialisme dengan berbagai prasangka rasial antara kaum Inggris yang dipertuan, masyarakat Burma, dan kaum pendatang dari India yang didatangkan penjajah Inggris.

Secara umum, karya-karya sastra yang dihasilkan George Orwell dibaca oleh para aktivis kanan dan kiri di zamannya karena menyikapi imperialisme, fasisme, dan komunisme. Karya lainnya yang terkenal adalah Animal Farm dan Nineteen Eighty Four.