Ikan-ikan di Pulau Emas

Temuan spesies baru telah menyibak pesona tersembunyi ikan-ikan sumatera. Rimba raya di jantung ”Pulau Emas” itu menjadi rumah bagi beragam jenis satwa air yang mengisi aliran sungai dan danau di tengah besarnya ancaman kepunahan.

Perairan tawar merupakan habitat penting bagi berbagai spesies ikan. Itulah yang membawa Max Weber dan LF de Beaufort, peneliti asal Belanda, menjelajahi sungai-sungai Sumatera seabad silam. Keduanya mendapati betapa kayanya biodiversitas bawah air di pulau berjuluk Swarnadwipa (pulau emas) itu.

Kekayaan itu turut mendatangkan Maurice Kottelat, iktiologis asal Swiss. Penjelajahan Kottelat menghasilkan temuan 272 spesies ikan di perairan tawar di bagian tengah Sumatera, mulai dari Padang, Riau, Palembang, hingga Jambi. Sebanyak 30 spesies di antaranya berstatus endemik.

Belakangan, ahli taksonomi dan biodiversitas air tawar Universitas Jambi, Tedjo Sukmono, melakukan penelitian serupa. Kali ini, risetnya menjelajahi sungai dan danau-danau tersembunyi di pedalaman rimba.

Hasilnya, ditemukan puluhan ekor spesies baru yang belum pernah tercatat sebelumnya di Sumatera. Sejumlah spesies di antaranya berstatus terancam dan genting, tetapi uniknya ikan-ikan langka itu masih menikmati kenyamanan dalam habitat aslinya.

Tedjo memulai rangkaian penelitian ikan sumatera tahun 2011 untuk mendalami sampel dari puluhan sungai dan danau di pedalaman Jambi, Sumsel, dan Riau. Pada sejumlah kesempatan, Kompas turut serta dalam penelitian tersebut.

Salah satunya, penelitian tentang perairan tawar Hutan Harapan di perbatasan Jambi dan Sumsel pada 2013. Penelitian dilanjutkan awal April 2020. Pada awal penelitian, yakni tujuh tahun silam, tim menggelar survei ikan di hutan seluas 98.000 hektar tersebut. Dari situ dikantongi data awal, ada 49 spesies dan 10 famili ikan.