Ketika jutaan orang mudik Lebaran secara hampir bersamaan, kemacetan lalu lintas amat sukar ditepis. Namun, rencana perjalanan yang matang akan membuat pemudik siap menghadapi kondisi-kondisi tak terduga, bahkan menikmatinya.
Menurut survei Kementerian Perhubungan, diperkirakan 85,5 juta orang bakal mudik tahun 2022 ini. Sebanyak 24,1 persen pemudik akan menggunakan tol Trans Jawa. Di antara mereka, terdapat pelaku perjalanan dari Jakarta dan sekitarnya ke arah timur menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
Itu mendorong Harian Kompas menyusuri Jalan Tol Transjawa dengan rute Jakarta-Salatiga Jateng untuk mengetahui situasi terkini serta memetakan potensi kendala saat arus mudik. Survei berjalan pada Rabu-Sabtu (20-23/4/2022).
Kondisi jalur tol
Tol Trans Jawa terpantau mulus. Di beberapa titik memang terdapat pekerjaan berupa penambalan jalan atau pengaspalan. Namun pekerjaan terjamin tuntas ketika mudik berlangsung.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memastikan bahwa jalan nasional tol maupun non-tol serta jembatan siap dilalui pemudik pada Lebaran 2022. “Kelancaran perjalanan mudik itu tergantung pada tiga hal, pertama adalah prasarana infrastruktur yang tersedia, kedua regulasi atau manajemen lalu lintas, ketiga adalah perilaku pengguna prasarana atau pemudik,” kata Basuki.
Selain itu, di beberapa tempat istirahat dan pelayanan (TIP) atau rest area sudah berdiri posko Operasi Ketupat 2022 yang dilengkapi dengan tempat pemeriksaan kesehatan dan posko pengisian bahan bakar bergerak (mobile).
Dalam kondisi lalu lintas normal, antara Jakarta dan Semarang yang berjarak 421 kilometer dapat ditempuh sekitar 6-7 jam dengan diselingi istirahat sekali. Namun, dalam kondisi arus mudik, pemudik disarankan tidak memaksakan diri. Apalagi jika lalu lintas sangat padat. Ada baiknya pemudik beristirahat sekaligus mengisi bahan bakar kendaraan di sekitar Semarang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memastikan bahwa jalan nasional tol maupun non-tol serta jembatan siap dilalui pemudik pada Lebaran 2022.
CEO Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) Bintarto Agung menyebutkan, berdasarkan regulasi di Indonesia, pengemudi mesti beristirahat selama 15-30 menit setelah menempuh perjalanan selama maksimal empat jam. Dalam sehari, waktu tempuh maksimal totalnya 12 jam. Jika tercapai, pengendara mesti beristirahat 4-8 jam dulu sebelum melanjutkan perjalanan.
Bintarto menekankan, pengaturan itu mempertimbangkan batas kemampuan tubuh manusia. “Itu (istirahat) tidak dapat digantikan dengan berbagai macam minuman, obat, kopi dan sebagainya,” ujar dia.
Bagi pemudik yang melanjutkan perjalanan ke arah Solo, tentu perlu mengenali kondisi jalan tol antara Semarang dengan Salatiga yang naik-turun. Terlebih jika melewati wilayah itu saat gelap atau malam hari, pemudik perlu lebih berhati-hati. Rem dan lampu kendaraan harus dipastikan berfungsi normal.
Potensi kemacetan
Salah satu pintu gerbang utama bagi kendaraan untuk keluar masuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) adalah Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Kapasitas ruas tersebut bertambah dengan adanya Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ). Namun, meski bertambah, kapasitas tetap ada batasnya.
Dari perjalanan Kompas rute Jakarta-Salatiga di Tol Trans Jawa, salah satu kegiatan yang dapat menimbulkan kepadatan hingga kemacetan adalah titik pemisahan antara kendaraan bernomor polisi (nopol) ganjil dengan genap di Kilometer 10 dan Kilometer 47 Tol Jakarta-Cikampek. Pemisahan tersebut merupakan salah satu bentuk rekayasa lalu lintas yang dikenal sebagai ganjil genap, untuk mencegah penumpukan kendaraan di jalan tol.
Petugas akan memisahkan kendaraan berdasarkan nopol kendaraan dengan tanggal hari tersebut. Masalahnya, proses pemisahan membuat kendaraan melambat. Jika volume kendaraan sangat besar, bisa dipastikan antrean kendaraan akan mengular panjang.
Meski demikian, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah memiliki skenario untuk mengurai kepadatan kendaraan di jalan tol, yakni mulai dari ganjil-genap, contra flow, dan one way. Mekanisme contra flow akan diberlakukan ketika volume kendaraan dinilai sudah padat. Jika bertambah padat lagi, petugas akan menerapkan mekanisme one way atau satu arah di seluruh lajur jalan tol.
“Jadi kepolisian mempunyai diskresi kepolisian yang dinamis dengan melihat situasi lalu lintas yang berkembang,” kata Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri Komisaris Besar Eddy Djunaedi.
Rest Area Unik dan Pasar Tumpah di Jawa Barat
Terlepas dari rekayasa lalu lintas yang dirancang sedemikian rupa, pemudik sebaiknya mewaspadai kemungkinan terjadinya kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek, yakni di rest area atau tempat istirahat Kilometer 57. Dari pengalaman selama ini, rest area ini rentan macet karena kendaraan antre untuk mengisi bahan bakar. Penyebabnya, sejumlah pengendara tidak memastikan bahan bakar kendaraannya penuh ketika memulai perjalanan sehingga harus mengisi dulu di tempat istirahat terdekat, yakni di rest area Kilometer 57.
Untuk menghindari ini, pemudik dari Jakarta disarankan mengisi bahan bakar kendaraan sampai penuh dengan perhitungan baru mengisi kembali di ruas tol Cipali atau sesudahnya. Tidak hanya bahan bakar, pemudik juga disarankan telah menyiapkan logistik, seperti makanan kecil dan minuman, untuk bekal di perjalanan sebelum berangkat.
Pada prinsipnya, rest area yang dilengkapi dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) adalah rest area bertipe A, seperti Kilometer 57, serta Kilometer 102 dan Kilometer 166 di Tol Cipali dan seterusnya. Jarak antar TIP atau rest area bertipe A adalah sekitar 50 kilometer. Di antara rest area bertipe A, terdapat rest area bertipe B yang tidak dilengkapi SPBU.
Titik potensi kepadatan lainnya adalah Gerbang Tol Cikampek Utama di Kilometer 70. Di sini, kendaraan harus berhenti untuk melakukan transaksi. Meski transaksi dengan uang elektronik hanya memakan waktu 3-4 detik, melimpahnya kendaraan yang mengantre pembayaran akan menimbulkan barisan panjang. Apalagi, jika ada pengendara yang kartu uang elektroniknya bersaldo kurang.
Saran bagi pemudik adalah memastikan saldo uang elektronik cukup untuk perjalanan jauh. Sebagai gambaran, untuk kendaraan kecil atau golongan I yang menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Semarang, tarif tol yang harus dibayar adalah sebesar Rp 359.500.
Setelah GT Cikampek Utama, kemungkinan terjadinya kepadatan atau kemacetan adalah di gerbang-gerbang tol yang mengarah keluar dari Tol Trans Jawa. Diperkirakan arus kendaraan akan mulai terpecah secara bertahap, mulai dari kendaraan yang mengarah ke Bandung, kemudian di Cikampek, lalu kendaraan yang keluar di sekitar Cirebon, juga kendaraan yang mengarah ke selatan Jawa, yakni Purwokerto, sampai Semarang.
Rest Area Unik, Pasar Tumpah, dan Kuliner di Jawa Tengah
Jika seluruh rekayasa lalu lintas di jalan tol belum mampu “menjinakkan” kemacetan, polisi dapat mengarahkan kendaraan di jalan tol untuk keluar melalui gerbang tol terdekat dan meneruskan perjalanan melalui jalan arteri.
Jika pemudik diarahkan melewati jalan arteri, khususnya Jalur Pantai Utara (Pantura), kemacetan berpotensi terjadi di sepanjang Simpang Cikopo sampai Simpang Jomin. Arus kendaraan yang keluar atau masuk Tol Jakarta Cikampek maupun Tol Cipali, adanya terminal bayangan, pertemuan arus kendaraan di Simpang Jomin, serta aktivitas masyarakat di sepanjang jalur tersebut dapat menjadi penyebab kemacetan.
Titik-titik rawan macet berikutnya yakni lokasi pasar tumpah di wilayah Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat. Pasar tersebut antara lain adalah Pasar Eretan, Pasar Patrol, Pasar Parean Kandanghaur, Pasar Palimanan, Pasar Weru, serta Pasar Tegalgubug. Kemacetan dapat terjadi karena melubernya pasar ke badan jalan, parkir kendaraan di pinggir jalan, hingga kendaraan yang hendak putar balik. Beberapa titik putaran balik di sekitar pasar kini telah ditutup oleh petugas.
Rijali (40), seorang petugas parkir yang ditemui di Pasar Tegalgubug mengatakan, pada saat arus mudik, biasanya kios yang mepet dengan badan jalan akan dibersihkan. Kemudian akan ada aparat kepolisian yang berjaga.
Kuliner dan Masjid Terkenal di Jawa Timur
Tempat istirahat
Bagi pemudik yang berencana melewati jalan tol, rest area umumnya jadi pilihan pertama sebagai tempat beristirahat. Tersedianya SPBU, tempat ibadah, penjual makanan dan minuman yang beragam, toilet, hingga oleh-oleh khas daerah sekitar di satu lokasi memang memanjakan. Masalahnya, aparat kepolisian bersama operator jalan tol berencana untuk melakukan buka-tutup rest area jika terjadi kepadatan di sana.
Alih-alih memaksakan diri untuk masuk ke rest area yang sudah penuh, pemudik dapat keluar di gerbang tol terdekat untuk beristirahat maupun mengisi bahan bakar. Di sekitar GT Subang maupun GT Cikedung di ruas tol Cipali, misalnya, pemudik dapat menemukan sejumlah tempat makan maupun SPBU.
Jika hendak beristirahat sekaligus menjajal kuliner khas setempat, pemudik dapat keluar di GT Tegal. Ada kuliner khas Tegal Jateng yang patut dicoba, seperti soto berbumbu tauco atau sate kambing muda khas Tegal. Tidak perlu khawatir tarif tol bertambah akibat keluar lalu masuk lagi, karena tarif dihitung berdasarkan jarak tempuh.
Demikian pula ketika pemudik melewati Jalur Pantura, beristirahat di Pantai Eretan di Indramayu jangan sampai dilewatkan. Di sana terdapat banyak rumah makan yang menawarkan boga bahari sembari menikmati pemandangan pesisir utara Pulau Jawa.
Namun, tidak ada salahnya mampir ke rest area instagrammable ketika sempat dan situasi lalu lintas memungkinkan. Salah satunya, rest area Kilometer 456 di ruas Tol Semarang-Solo.
Jika singgah saat pagi hari, pemudik bisa menyaksikan keindahan Gunung Merbabu yang menjulang tinggi. Di sebelahnya, terdapat gunung yang lebih kecil, yakni Telomoyo dan Ungaran. Rest area tersebut dekat GT Salatiga.
Mudik bisa jadi akan diwarnai dengan kejutan-kejutan. Namun, perjalanan dapat tetap menyenangkan jika pemudik mempersiapkan diri. Bagaimana dengan Anda?