Jejak Ratu Inggris di Nusantara

Ada tiga Ratu penguasa Inggris yang tercatat dengan tinta emas masa pemerintahannya dan memiliki keterkaitan dengan sejarah Kepulauan Nusantara. Para Ratu Inggris tersebut adalah Ratu Elizabeth I (1533–1603), Ratu Victoria (1819–1901), dan Ratu Elizabeth II (1952–2022).

Masa pemerintahan Ratu Elizabeth I adalah transisi Inggris dari pemeluk agama Katolik menjadi negeri Protestan dengan Church of England sebagai gereja resmi negara. Pada masa Elizabeth I, penjelajah terkenal Sir Walter Raleigh, dan Sir Francis Drake berlayar hingga ke Kepulauan Nusantara tahun 1579 dan kembali ke Inggris tahun 1580. Sir Francis Drake menjadi orang kedua sesudah Juan Sebastian El Cano anak buah Magellhans dari Spanyol mengelilingi dunia pada 1521 dengan sasaran yang sama: Rempah Nusantara.

Putri Elizabeth di tahun 1935

Buku 5.000 Years of Royalti karya Thomas J Craughweel mencatat sastrawan dunia juga muncul dari Inggris pada era Elizabeth I, yakni William Shakespeare, dengan salah satu karyanya Merchant of Venice (yang secara tersirat menjelaskan kekayaan Venesia dari perdagangan rempah dunia yang terutama berasal dari Kepulauan Nusantara). Ada wilayah di Kota Venesia yang merupakan pusat pertokoan yang menjual rempah-rempah dari Nusantara dan negara lain.

Gunawan Kartapranata
Ratu Elizabeth I

Persekutuan Inggris–Belanda (Belanda masa itu masih merupakan wilayah jajahan Spanyol) berhasil mematahkan duopoli kekuasaan Spanyol–Portugis atas sumber rempah dan penguasaan maritim dunia. Dalam tautan History.com tentang Spanish Armada, dituliskan sejak tahun 1560 hingga 1570 terjadi perang dingin antara Elizabeth I dari Inggris dan Phillip II dari Spanyol (Kerajaan Spanyol adalah negara Super Power Dunia masa itu dengan kekuasaan di Eropa–Afrika–Amerika dan Asia).

 

Kompas/Piet Warbung
Ratu Elizabeth dari Inggris bersama Pangeran Phillips tiba di Bali (15-3-74) dengan kapal pesiar kerajaan Brittania yang berlabuh di pelabuhan Genoa. Ratu beserta rombongan disambut Menlu Adam Malik, KSAL Subono dan Gubernur Bali Sukarmen lengkap dengan tarian Barong.

Spanyol–Portugis–Perancis yang didominasi Gereja Katolik tentu saja bertentangan dengan Inggris–Belanda yang kemudian menjadi pusat gerakan Protestan. Karena berbagai gangguan seperti perompakan (privateering) dilakukan oleh Inggris dimotori Francis Drake terhadap kapal–kapal dan pelabuhan Spanyol, konflik pun tak terhindarkan. Kerajaan Spanyol juga berusaha mengembalikan kekuasaan Gereja Katolik di Inggris. Perang besar terjadi antara Spanyol dan Inggris, yakni pertempuran Armada Spanyol di Selat Inggris yang dimenangi Inggris tahun 1588.