Umum ■ Jurnalisme Data
01
Libur Panjang, Pemicu Ledakan Kasus Covid-19
Libur panjang mendorong peningkatan kasus positif dan angka kematian akibat Covid-19. Kesimpulan ini diambil berdasarkan analisis data oleh tim Jurnalisme Data Kompas terhadap lima periode libur panjang selama 2020 hingga Lebaran 2021. Kondisi kini diperburuk dengan masuknya varian baru virus yang semakin meledakkan angka kasus. Ketegasan pemerintah serta kesadaran masyarakat untuk mengurangi mobilitas menjadi kunci pengendalian kasus.
KOMPAS.ID ■ LIPUTAN DATA
Lihat berbagai liputan berbasis data dan fakta lainnya di Jurnalisme Data Kompas.id.
Lihat di sini
Setahun berjalannya pandemi, angka kasus positif Covid-19 justru terus meningkat. Dari dua kasus awal Covid-19 yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020, pada awal Juni 2021 jumlahnya telah mencapai sekitar 1,8 juta kasus.
Merunut perjalanan angka harian kasus positif Covid-19, tren terus naik dan mencapai puncak tertinggi pada 30 Januari 2021 dengan 14.543 kasus. Setelah itu, periode Februari-Maret, jumlahnya menurun perlahan menjadi sekitar 3.700 kasus, setara kasus harian pada pertengahan November 2020.
Penurunan kasus harian periode Februari-Maret, menurut pakar biostatistik Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, belum diketahui penyebabnya secara pasti. ”Namun, kalau kita plot dengan tanggalnya, penurunan terjadi setelah pemberlakuan PPKM mikro. Jadi, sepertinya efek dari PPKM mikro ini terlihat,” kata Iwan.
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di Jawa-Bali berlangsung pada 11 Januari-22 Maret 2021 sebagai ”rem darurat” terhadap lonjakan drastis kasus Covid-19 setelah libur panjang Natal-Tahun Baru.
Rem darurat belum tuntas, libur panjang kembali menghadang. Kali ini libur Lebaran yang diiringi kegiatan mudik. Dampaknya, hanya dalam seminggu pasca-Lebaran, kasus konfirmasi Covid-19 telah meningkat 32 persen, seperti data Kemenkes, ”Covid-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca-Lebaran” dalam paparan di DPR, 27 Mei 2021. Iwan Ariawan memperkirakan, potensi kenaikannya bisa setinggi Januari 2021, seusai libur panjang Natal dan Tahun Baru.
BAG. 01 / 01
Kasus Naik
Mengutip laman Covid-19 pada awal Mei 2021, libur panjang mendongkrak peningkatan kasus lebih dari 100 persen, seperti libur Lebaran 2020, Hari Kemerdekaan yang bersambung dengan peringatan 1 Muharam (2020), libur Maulid Nabi Muhammad SAW (2020), Natal (2020) dan Tahun Baru 2021, serta Lebaran 2021.
Pengamatan Kompas, semakin panjang hari libur, angka harian kasus positif Covid-19 semakin tinggi. Sebagai gambaran, setelah lima hari periode libur Maulid Nabi, akumulasi kasus mingguan setelah masa inkubasi lebih tinggi 2.679 kasus dibandingkan kasus mingguan sebelum liburan. Demikian pula dengan libur Natal-Tahun Baru selama 10 hari, yang menghasilkan 32.742 kasus lebih banyak dibandingkan kasus mingguan sebelum liburan.
Tren ini berulang setiap kali libur panjang datang dan akan mencapai puncaknya 4-6 minggu setelah liburan. Setelah itu, angka kasus harian menurun, tetapi hanya sekitar 50 persen dari angka kenaikannya.
Mengapa selalu terjadi lonjakan kasus pascaliburan panjang? Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B Harmadi dalam diskusi ”Terus Kencangkan Protokol Kesehatan-KPCPEN” pertengahan Mei lalu mengatakan, saat libur panjang, mobilitas warga cenderung naik.
Peningkatan pergerakan warga di luar rumah selama periode liburan terekam juga oleh Laporan Mobilitas Google. Lokasi yang paling banyak dikunjungi adalah taman atau tempat terbuka, pasar/toko, dan tempat rekreasi, termasuk pusat perbelanjaan (mal).
Sayangnya, peningkatan mobilitas diikuti menurunnya tingkat kepatuhan, khususnya dalam menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Akibatnya, kenaikan kasus tak terhindarkan.
Data Monitoring Protokol Kesehatan Gugus Tugas (Gustu) Covid-19 menunjukkan, pada periode libur akhir tahun 2020, persentase penggunaan masker sebesar 55 persen, bahkan menjaga jarak hanya 39 persen. Angka ini terendah selama pengukuran tingkat kepatuhan 2020.
Pada Lebaran 2021, kondisi diperparah dengan munculnya varian baru virus Covid-19. Kombinasi libur panjang, pelaksanaan protokol kesehatan yang rendah, dan munculnya varian baru mencetuskan ledakan kasus. Sebulan pasca-Lebaran, kasus positif Covid-19 terus bertambah setiap harinya.
Sejak awal pandemi hingga awal Juni 2021, angka kasus positif Covid-19 sebesar 1,8 juta. Pada 12 Juni 2021, angkanya telah menembus 1,9 juta kasus. Lonjakan kasus, antara lain dipicu oleh varian baru SARS-CoV-2 seperti B.1.617.2 atau Delta dan varian B.1.1.7 atau Alpha. Varian baru tersebut menyebar di beberapa daerah seperti Kudus, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta (Kompas, 14/06/2021).
2020
2021
Pola kenaikan kasus Covid-19 secara nasional juga terlihat di 34 provinsi. Kasus harian terus naik hingga mencapai puncaknya di akhir Januari 2021. Pada periode Februari-Maret berangsur-angsur menurun hingga mencapai angka yang sama dengan periode November 2020.
Perlu diwaspadai beberapa provinsi yang mengalami tren kenaikan periode April-Mei sebelum Lebaran 2021, di antaranya, Aceh, Kepulauan Riau, Riau, Nusa Tenggara Barat, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, dan Sumatera Barat. Dikhawatirkan kenaikan kasus di sejumlah provinsi tadi akan terus meningkat pascalibur Lebaran.