Musim Baru Dimulai, Kapan Penonton Kembali ke Stadion?

Kompetisi sepak bola di Eropa memulai musim baru. Di Inggris, juara bertahan Liverpool mengawali upaya mempertahankan gelar dengan mengalahkan pendatang baru, Leeds United, 4-3, lewat laga penuh drama, 12 September 2020. Mo Salah mencetak hat-trick untuk memastikan “The Reds” memulai musim baru dengan tiga poin.

Di Perancis, PSG, finalis Liga Champions musim lalu, sekaligus juara bertahan Ligue 1, mengalami kekalahan dalam dua laga perdananya. Laga terakhir melawan Marseille diwarnai keributan dengan lima kartu merah dikeluarkan wasit, termasuk untuk Neymar.

Sayangnya, drama-drama di lapangan itu hanya bisa dinikmati melalui layar kaca. Pandemi Covid-19 yang belum berakhir masih membuat stadion tertutup bagi para pendukung. “Geisterspiele”, demikian orang Jerman menyebutya, “ghost game” dalam bahasa Inggris, yang artinya laga tanpa penonton. Stadion terasa senyap dan dingin.

Di Inggris, teras “The Kop” di Anfield yang terkenal angker itu sepi. Di Jerman, Sudtribune di Westfalenstadion milik Borussia Dortmund, yang lebih terkenal sebagai “Tembok Kuning”, juga sepi saat sepak bola kembali digelar. Yang terdengar jelas adalah teriakan para pemain di lapangan dan teriakan-teriakan dari bangku cadangan yang biasanya tenggelam oleh hingar-bingar penonton di stadion.

AFP/POOL/Paul ELLIS
Penyerang Liverpool, Mohamed Salah, mencetak gol dari titik penalti pada laga Liga Inggris musim 2020/2021 melawan Leeds United di Stadion Anfield, 12 September 2020. Di tribun yang kosong, tampak spanduk berisi imbauan agar penonton tetap di rumah.

Seperti diketahui, sepak bola telah menjadi bisnis yang penting secara ekonomi. Hak siar televisi dan penonton menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar sebuah klub.

Pada musim 2018/2019, 20 klub sepak bola berpenghasilan tertinggi di dunia, semuanya di Eropa dan delapan di antaranya di Inggris, menghasilkan pendapatan gabungan sebesar 9,3 miliar euro. Pertumbuhan sepak bola Eropa selama tiga dekade terakhir sangat luar biasa.

Liga paling makmur selama periode itu, Liga Primer Inggris, memiliki hak siar untuk 2019-22 senilai 9,2 miliar poundsterling, dengan sekitar 46 persen di antaranya berasal dari luar negeri. Nilai hak siar televisi dalam negeri meningkat dari 61 juta poundsterling per musim pada 1992 menjadi 1,7 miliar pounsterling pada 2016.

Meski hak siar sangat penting, namun masa depan sepak bola Eropa sangat bergantung pada seberapa cepat penonton diperbolehkan kembali ke stadion. Keberadaan penonton bukan hanya penting dari sisi ekonomi atau keuangan sebuah klub, namun juga keseimbangan kompetisi.

AFP/FRANCK FIFE
Stiker bertuliskan “Biarkan kursi ini kosong” ditempel di kuris Stade de France, jelang laga final Piala Liga Perancis antara PSG melawan Olympique Lyonnais, 31 Juli 2020.

Berbagai studi menyebut, penonton sangat berpengaruh pada sebuah hasil pertandingan. Dua profesor dari University of Reading, Carl Singleton dan James Reade, dalam tulisannya berjudul European Football after Covid-19, mengungkap betapa pentingnya keberadaan penonton dalam sebuah pertandingan.

Selain kebiasaan bermain di kandang dan kelelahan dari perjalanan laga tandang, dampak dari penonton diperhitungkan sebagai faktor keuntungan tuan rumah yang substansial dalam laga sepak bola, dimana tim cenderung untuk menang lebih sering saat bermain di stadion mereka sendiri. Menurut Singleton dan Reade, dari hasil dua studi saat sepak bola dimainkan secara tertutup, sebelum Covid-19, ditemukan bukti bahwa keuntungan tuan rumah terkikis secara tidak proporsional dalam laga tanpa penonton.

Pertandingan tanpa kehadiran “pemain ke-12” membuat faktor keuntungan sebagai tuan rumah hilang, ditunjukkan dengan lebih sedikit gol yang dicetak oleh tim tuan rumah. Wasit juga menghukum pemain tim tamu, secara signifikan lebih sedikit, tanpa tekanan dari penonton.

Dalam tulisan lain berjudul, Echoes: What Happens when Football is Played Behind Closed Doors?, Singleton dan Reade, bersama Dominik Schreyer dari Otto Beisheim School of Management, menyebut bahwa pemain, pelatih, dan wasit berperilaku berbeda dalam laga tanpa penonton dibanding dengan laga berpenonton. Dari data laga tanpa penonton sejak 2002, tim tandang menerima 0,5 kartu kuning lebih sedikit dari biasanya, lebih sedikit gagal penalti, sementara tim tuan rumah mencetak lebih sedikit gol.

AP/POOL/Richard Heathcote
Wasit Jonatahn Moss melihat monitor VAR saat memimpin laga Liga Inggris antara Crystal Palace dan Southampton di Selhurst Park, London, 12 September 2020. Dari hasil penelitian, wasit menghukum pemain tim tamu, secara signifikan lebih sedikit, tanpa tekanan dari penonton.

Sejumlah wasit Bundesliga mengamini tentang perbedaan antara memimpin laga geisterspiele ini dan laga normal dengan penonton. Dikutip dari ESPN, Deniz Aytekin, yang memimpin Borussia Dortmund melawan Schalke 04 – sebuah derbi lokal yang panas – mengungkapkan efek laga tanpa penonton ini secara pribadi.

“Saya harus mengakui bahwa dalam derbi seminggu lalu, saya memiliki denyut nadi yang sangat rendah dibandingkan dengan pertandingan dengan penonton,” kata Aytekin kepada penyiar ZDF Jerman. “Tiba-tiba, emosi ini hilang, yang sama mendasarnya bagi kami karena, pada akhirnya, kami juga hidup dengan gairah ini.”

Keseimbangan kompetisi

Faktor keuntungan tuan rumah tidak hanya berkurang, tetapi berbalik di sejumlah liga top Eropa. Menurut Singleton dan Reade, sejak dimulainya kembali Bundesliga setelah ditunda karena Covid-19 pada akhir musim 2019/2020, tim tuan rumah hanya memenangkan 32 persen atau 26 dari 82 laga, dibandingkan dengan 43 persen pada musim yang sama sebelum penundaan. Sebaliknya, tim tandang menang 45 persen (37 dari 82 laga) dari pertandingan pasca-penutupan, dibandingkan dengan 35 persen sebelumnya.

Dari studi yang lebih mendalam, tim rata-rata memenangi 46 persen laga mereka saat bermain di kandang dengan penonton. Setelah menganalisa 191 laga yang dimainkan di stadion tertutup tanpa penonton di Eropa sejak tahun 1945, angka tersebut turun menjadi 36 persen.

Laga tanpa penonton ini tampaknya juga berpengaruh pada musim baru 2020/2021 kali ini. Pada pekan pertama Liga Inggris musim ini, dari delapan pertandingan yang digelar, sebanyak enam laga dimenangkan oleh tim tamu. Hanya dua tim, yakni Liverpool dan Crystal Palace yang memenangi laga kandangnya.

AP/POOL/Cath Ivill
Pemain West Ham, Declan Rice (depan), meratapi kekalahan timnya saat menjamu Newcastle United pada laga Liga Inggris, 12 September 2020. Newcastle menjadi satu dari enam klub yang memenangi laga tandang pada laga perdana Liga Inggris yang berlangsung tanpa penonton.

Mengapa keunggulan tuan rumah sangat penting dalam kompetisi sepak bola? Salah satunya adalah untuk keseimbangan kompetisi. Faktor keuntungan tuan rumah membuat tim lemah memiliki peluang lebih besar untuk membuat kejutan dengan mengalahkan tim tamu yang lebih kuat. Jika pengurangan keuntungan sebagai tuan rumah lebih besar untuk tim yang lebih lemah, maka tim yang lebih kuat akan lebih sering menang, dan keseimbangan kompetisi liga akan berkurang.

Klub-klub papan bawah sangat bergantung dengan keberadaan penonton, selain sebagai sumber pendapatan juga untuk membantu mereka meraih hasil lebih baik di lapangan. Pasalnya, kerugian akibat ancaman degradasi sangat besar.

Antara tahun 2012 dan 2015, sebuah klub yang terdegradasi dari Liga Primer, menderita kerugian pendapatan sebesar 20 juta poundsterling hingga 50 juta poundsterling. Sebaliknya, perolehan pendapatan minimum klub yang promosi ke Liga Primer dalam periode ini adalah 33 juta poundsterling dan keuntungan maksimum adalah 76 juta poundsterling.

Kapan penonton kembali?

Berbagai negara melakukan uji coba untuk mengizinkan kehadiran “pemain ke-12” kembali ke stadion. DI Inggris, rencana mengizinkan penonton datang ke stadion dimulai pada 1 Oktober mendatang. Namun, rencana itu terancam batal karena pemerintah Inggris khawatir setelah meroketnya kembali kasus Covid-19 di negeri itu.

“Kami harus merevisi rencana percontohan untuk penonton yang lebih besar di stadion akhir bulan ini dan meninjau niat kami untuk mengembalikan penonton ke stadion mulai 1 Oktober,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikutip BBC.

AFP/Glyn KIRK
Suporter menempati kursinya dengan jaga jarak saat laga pramusim antara Brighton and Hove Albion dan Chelsea di Stadion Amex, Brighton, 29 Agustus 2020. Laga ini menjadi percontohan untuk menghadirkan kembali penonton ke stadion secara aman.

Meski demikian proyek percontohan dengan membatasi penonton sebanyak 1.000 orang pada beberapa ajang olahraga September ini tetap berlanjut. Mayoritas olahraga di Inggris dimainkan secara tertutup sejak lockdown virus korona pada Maret lalu, termasuk sepak bola dan dua balapan Formula 1 di Silverstone.

Kepala Eksekutif Liga Primer Richard Masters mengatakan, sangat penting bagi suporter untuk diizinkan kembali ke dalam stadion secepat mungkin. Kegagalan untuk melakukannya akan merugikan klub sebesar 700 juta poundsterling selama musim 2020/2021.

Sebelumnya, uji coba untuk menghadirkan penonton ke stadion telah dilakukan pada laga pramusim antara Chelsea dan Brighton di Stadion Amex. Sebanyak 2.500 penonton diizinkan menyaksikan langsung laga itu, yang merupakan pertama kalinya suporter boleh masuk ke stadion dalam enam bulan terakhir.

Liga Primer sendiri menyatakan, tidak akan melakukan proyek percontohan dengan hanya 1.000 penonton karena menganggap tidak ada artinya. Dengan hanya 1.000 penonton, tidak banyak yang bisa dipelajari untuk memastikan kehadiran penonton secara aman, selain juga hanya akan menambah kerugian bagi klub.

“Untuk setiap bulan di musim tanpa penonton, lebih dari 100 juta poundsterling akan hilang dari sepak bola di seluruh liga, dengan konsekuensi merusak ekonomi secara lokal dan nasional. Ini juga merugikan prospek kerja lebih dari 100.000 orang yang pekerjaannya bergantung pada aktivitas pada hari pertandingan,” demikian pernyataan Liga Primer.

AFP/Ina FASSBENDER
Potongan poster bergambar suporter terpasang di Stadion Borussia Park, Jerman, 19 Mei 2020. Kehadiran kembali fans ke stadion secara aman sangat menentukan masa depan kompetisi sepak bola dan dunia olahraga.

Sementara dikutip dari AFP, Presiden UEFA Aleksander Ceferin berharap penonton sudah bisa hadir di stadion di Eropa secara aman pada Oktober mendatang. UEFA telah mengumumkan bahwa laga Piala Super, yakni laga yang mempertemukan juara Liga Champion melawan juara Liga Europa, akan dihadiri penonton.

Laga antara Bayern Muenchen dan Sevilla pada 24 September mendatang akan dilangsungkan di Budapest, Hungaria. Penonton akan diizinkan masuk ke stadion sebanyak 30 persen dari kapasitas total Puskas Arena.

“Meskipun penting untuk menunjukkan bahwa sepak bola dapat terus berjalan di masa-masa sulit, tanpa penggemar, permainan itu telah kehilangan karakternya,” kata Ceferin. “Kami berharap bisa menggunakan Piala Super UEFA di Budapest sebagai percontohan untuk melihat kembalinya fans ke pertandingan.”

Kehadiran suporter memang sangat penting. Namun, di masa pandemi Covid-19, tidak ada yang lebih penting selain keselamatan para pendukung.