Di Bali, paon adalah sumber keajaiban rasa. Hati-hati dengan menu sederhana yang keluar dari paon karena lidah bisa tertawan olehnya. Dan Ubud menjadi salah satu kiblat otentisitas menu-menu keluaran paon Pulau Dewata.
Dalam bahasa Bali, paon bermakna dapur atau tempat memasak. Paon digambarkan sebagai tempat penuh kehangatan karena beragam makanan disiapkan sepenuh hati untuk keluarga. Setelah mencicipinya, lahirlah memori rasa yang melekat kuat hingga membuat anggota keluarga bakal merindukannya ketika pergi berkelana jauh.
Semangat untuk memperkenalkan menu rumahan warisan leluhur itulah yang menjadi napas diselenggarakannya jamuan makan bertajuk ”Paon: Real Balinese Cooking” di resor Amandari di Desa Kedewatan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, 19-20 Mei 2023.
Acara yang didukung oleh Teka Group, perusahaan yang bergerak di bidang perlengkapan alat dapur dan rumah tangga ini, menghadirkan kolaborasi antara Chef I Wayan Kresna Yasa asal Nusa Penida dan Chef Iwan Yunarto dari resor Amandari.
Selain jamuan makan, penyelenggara acara, Iluma Kreasi dan Amandari, juga menghadirkan diskusi buku Paon: Real Balinese Cooking (2022) yang ditulis oleh chef I Wayan Kresna Yasa dan Tjok Maya Kerthyasa, putri Ubud. Buku tersebut menjadi inspirasi utama jamuan makan yang menyuguhkan beragam hidangan ala rumahan khas Bali.
Saat berkunjung ke Bali, rasanya rugi jika kita langsung ”mendoktrin” diri untuk hanya memesan menu arus utama yang populer di restoran. Sebagai gantinya, marilah sesekali kita mengajak lidah untuk bertualang mencicipi sajian yang mungkin jarang dijumpai, seperti makanan-makanan yang resepnya tertulis di buku Paon.
Dalam buku itu, Chef Wayan dan Maya mencatat beragam resep dan histori tentang kuliner di Bali, termasuk Ubud, yang resepnya diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur mereka. Pendokumentasian ini turut menjadi upaya pelestarian resep agar hidangan sebisa mungkin dimasak dengan teknik dan bahan yang sama seperti di daerah asalnya.