Kejarlah “Pacer”, PB Kaudapat

Berlari sekadar finis di bawah batas waktu (cut of time/COT) saat lomba sudah bukannya zamannya lagi. Para pelari kini berlatih keras dengan disiplin tinggi untuk terus meningkatkan waktu terbaik atau personal best (PB) mereka.

Bagi mereka yang berlatih alakadarnya, cukuplah menghibur diri dengan memelesetkan PB sebagai “photo banyak”. Pacer atau pemandu pacu kini menjadi andalan bagi sebagian pelari yang mengikuti sejumlah ajang lomba untuk memperbaiki PB mereka.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria tertawa saat dirinya yang akan mengikuti event lari Maybank Marathon Bali (MMB), 8 September 2019 lalu, diajak mengikuti pacer di ajang maraton yang berlangsung untuk keenam kalinya itu. “Ikut Dede aja, Pak. Dia akan berlari 60 menit di kategori 10 Kilometer,” kata saya, menunjuk Dede Ivori.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Para penari tradisional Bali menyambut pelari yang mengikuti Maybank Marathon Bali 2019 di Bali, Minggu (8/9/2019). Sekitar 11.600 peserta mengikuti lomba lari yang dibagi dalam tiga kategori, yakni 10 kilometer, 21 kilometer, dan maraton 42,195 kilometer.

“Ayok, Pak bareng saya,” jawab Dede. Dede adalah salah seorang pemandu pacu yang akan menarik para peserta MMB kategori 10K untuk mencapai garis finis dalam waktu paling lama 60 menit.

“Boleh, tapi kamu yang ikut saya ya,” jawab Taswin bercanda. Dia mengaku karena kesibukannya, tidak cukup berlatih untuk mengikuti kategori 10 Kilometer itu. “Saya akan berlari santai saja,” katanya.

Kami semua tertawa. Lagi pula bukan seberapa cepat atau lambat kita berlari, bukan? Tetapi seberapa bahagia, begitu biasa saya katakan kepada rekan pelari yang galau merasa pace (pacu) lari mereka tidak juga berkembang.

Hampir di setiap lomba lari kini selalu tersedia pacer atau para pemandu pacu itu. Di setiap race, mereka biasanya tampil berbeda dengan pelari lainnya. Selain menggunakan jersey khusus, para pemandu pacu dipasangi balon-balon sesuai dengan pace masing-masing.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Para pacer membawa balon sebagai penanda untuk memandu pelari yang ikut Maybank Marathon Bali 2019 di Bali, Minggu (8/9/2019). Sekitar 11.600 peserta mengikuti lomba lari yang dibagi dalam tiga kategori, yakni 10 kilometer, 21 kilometer, dan marathon 42,195 kilometer.

Saat Maybank Marathon Bali 2019 yang berlangsung di Bali, 8 September 2019 lalu misalnya, disiapkan sebanyak 41 pemandu pacu. Jumlah tersebut lebih dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya menyediakan 19 orang pemandu pacu. Mereka dibagi per kategori dengan target waktu sebagai berikut, maraton dengan waktu finis 5 jam, 5 jam 15 menit, 5 jam 30 menit, 5 jam 45 menit, dan 6 jam; half marathon (2 jam, 2 jam 15 menit, 2 jam 30 menit, 2 jam 45 menit, 3 jam), serta kategori 10K (60 menit, 70 menit, dan 75 menit).

Tidak gampang menjadi seorang pelari pemandu pacu. Di dunia lari internasional, mereka adalah para pelari yang terlatih dan bukan “pelari kaleng-kaleng”.

Tidak gampang menjadi seorang pelari pemandu pacu. Di dunia lari internasional, mereka adalah para pelari yang terlatih dan bukan “pelari kaleng-kaleng”. Pelari pacer Paul Chelimo dan Julien Wanders yang akan memandu Eliud Kipchoge untuk mencoba memecahkan rekor dunia maraton 1 jam 59 menit di Vienna, Oktober mendatang adalah bukan pelari sembarangan.

Chelimo adalah pemegang medali perak Olimpiade untuk lari 5.000 meter. Sedangkan Wander dikenal sebagai pemegang rekor Eropa untuk kategori 10K (27 menit 25 detik) dan half marathon (59 menit 13 detik). Mereka berlatih bersama Kipchoge di NN Running Team di Iten, Kenya.

Walter Bieri/Keystone via AP
Pelari AS, Paul Chelimo (kedua kanan), finis urutan kedua di belakang pelari Inggris, Mo Farah (kanan), pada ajang lari 5.000 meter putra saat lomba Weltklasse IAAF Diamond League di Stadion Letzigrund, Zurich, Swiss, 24 Agustus 2017. Chelimo akan menjadi pacer untuk Eliud Kipchoge dalam upaya memecahkan rekor dunia maraton 1 jam 59 menit di Vienna, Oktober mendatang.

Proyek INEOS 1:59 Challenge, yakni proyek pemecahan rekor dunia maraton di bawah waktu 2 jam, juga telah mengumumkan para pemandu kecepatan buat Kipchoge, untuk memecahkan rekor maraton di bawah satu jam, dengan melibatkan para pemegang rekor seperti Bernard Lagat (Amerika Serikat) hingga tiga bersaudara Ingebrigsten, yakni Henrik, Pilip, dan Jacob.

Orang juga masih ingat ketika pacer menarik Elliud Kipchoge gas pol untuk memecahkan rekor dunia maraton 2 jam 1 menit 39 detik di Berlin Marathon 2018, 16 September 2018.

Pelari pilihan

Menurut pelatih lari Andri Yanto, para pacer bukan melulu sebagai pemandu pacu para pelari. “Pacer juga boleh dibilang merupakan perwakilan dari citra sebuah lomba. Kalau dalam hal Maybank Marathon Bali, maka pacer itu juga mewakili image Maybank Marathon sebagai sebuah lomba dan juga Maybank sebagai korporasi. Jadi dia harus bisa menjadi role model atau contoh pelari lainnya,” kata Andri yang dikenal sebagai pengasuh pemandu pacu.

IdeaRun Race Management/Astopa
Tim Pacu Cepat (pacer) berfoto bersama usai memandu pacu para pelari di UGM FEBulous Run 2019, Minggu
(22/9/2019) di Yogyakarta.

Andri juga dikenal sebagai coach pelari-pelari rekreasional untuk mendapatkan catatan waktu terbaiknya. Menurutnya, jika seorang pemandu pacu tidak memiliki peforma yang baik, nama baik lomba bisa terbawa-bawa. “Bukan tidak mungkin pula nama pemilik lomba juga bisa terkena dampaknya,” katanya. Untuk itulah, para pemandu pacu harus berhati-hati, disiplin hingga bertutur kata dan bersikap.

Hal senada disampaikan Hendri Pardede, yang juga dikenal biasa melatih sejumlah pelari untuk mendapatkan waktu terbaiknya. Menurut pelari maraton yang mendapatkan kualifikasi Boston (Boston Qualified)—berhak mengikuti Boston Marathon, salah satu World Marathon Majors—itu, menjadi pemandu pacu tidaklah gampang.

Walaupun, rata-rata pemandu pacu itu umumnya memiliki performa berlari yang lebih cepat dibandingkan tugas yang akan diembannya. Tidak mudah untuk menyesuaikan pace lari bagi seorang pelari yang sudah terbiasa berlari dengan pacunya masing-masing.

“Mereka harus melawan ego berlari masing-masing,” kata Hendri. Untuk itulah pola latihan pemandu pacu sangat berbeda dengan pola latihan pelari normal. Mereka harus berlatih kecepatan lari di pacu yang telah ditentukan. “Selain itu, mereka juga harus berlatih dengan ‘ketepatan waktu’,” ujar Hendri yang menangani Tim Pacu Cepat – tim pemandu pacu IdeaRun di Higlands Half Marathon, Minggu (29/9/2019).

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Peserta mengawali start mereka saat mengikuti gelaran Borobudur Marathon 2018 di Candi Borobudur, Kabupten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (18/11/2018).

Andri  mengatakan, dia memberikan pola latihan yang lebih mengutamakan endurance atau daya tahan kepada anak didiknya. Hal itu karena para pemandu pacu saat bertugas berlari di bawah kemampuannya. Mereka berlatih masing-masing 4-6 hari per minggu tergantung kemampuan, kondisi, dan kesibukannya. “Karena umumnya mereka adalah pelari kantoran, pengusaha, atau ibu rumah tangga,” ujarnya.

Bukan hal mudah juga untuk mendapatkan pemandu pacu seperti yang diinginkan. Sejumlah penyelenggara lomba bisa mendapatkannya dengan berkolaborasi dengan para pengasuh pemandu pacu seperti coach Andri Yanto atau Hendri Pardede dan sebagainya. Selain itu, ada juga penyelenggara lomba yang mencari para pemandu pacu tersebut melalui undangan terbuka, seperti yang dilakukan Borobudur Marathon, yang akan berlangsung 17 November mendatang.

Undangan terbuka itu pun mengundang banyak pelari dari berbagai daerah untuk mendapatkan slot menjadi pemandu di ajang tersebut. Tim seleksi biasanya melakukan penjaringan para pemandu pacu itu dengan syarat atau kualifikasi tertentu, walaupun mungkin saja ada faktor subyektivitas di dalamnya. Apalagi jika di dalamnya ada pihak sponsor yang turut campur menentukan pemandu pacu yang mereka inginkan.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Para peserta Borobudur Marathon 2018 melintasi areal persawahan di kawasan Gopalan, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (18/11/2018). Borobudur Marathon 2018 diikuti 9.672 peserta yang terbagi dalam kategori yaitu marathon (2.883 peserta), half marathon (3.888), dan 10K (2.901).

Menurut Andri, menentukan kategori pemandu pacu tergantung dari kemampuan pelari Indonesia pada umumnya. “Contoh secara umum, finis maraton di bawah 4 jam masih masuk kategori mewah,” katanya. Untuk itulah, pihaknya belum menyediakan kategori pemandu pacu untuk waktu finis 4 jam. Namun demikian, jika di masa depan dengan semakin meningkatknya kemampuan para pelari Indonesia, bukan tidak mungkin akan tersedia pemandu pacu untuk waktu 4 jam tersebut.

Tidak boleh pacer DNF (do not finish/gagal finis) gara-gara tidak memiliki performa yang baik. Oleh karena itu kami pantau latihan hariannya.

Sementara dari sisi pemandu pacunya, mereka akan dilihat performa berlari mereka seperti apa. Para pemandu pacu harus memiliki daya tahan, berlari dengan nyaman di pacu yang ditentukan. “Tidak boleh pacer DNF (do not finish/gagal finis) gara-gara tidak memiliki performa yang baik. Oleh karena itu, kami pantau latihan hariannya,” tambah Andri. Lagian lucu juga kan, masak pemandu pacu udah gaya-gaya pake balon warna-warni terus minggir dari lintasan karena kram. Nanti malah dikira, pemandu sorak, bukannya pemandu pacu.

Dede Ivori, yang dikenal sebagai “emaknya” pemandu pacu tim Andri Yanto menambahkan, merekrut para pelari yang dibutuhkan juga bisa melalui referensi dari masing-masing perwakilan komunitas lari mereka. “Data-data itu kita kumpulkan untuk kita seleksi dan di-review oleh pemilik event,” kata Dede.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pelari ketegori maraton (42,195 kilometer) memacu laju lari saat berlomba dalam Gold Coast Marathon 2019 di Gold Coast, Queensland, Australia, MInggu (7/7/2019). Pelari Indonesia Agus Prayogo yang bertanding di nomor separuh maraton memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri dengan catatan 1 jam 06 menit 26 detik. Catatan rekor sebelumnya 1 jam 07 menit 17 detik yang dicetak pada 2009.

Bagi sejumlah pelari menjadi pemandu pacu juga merupakan idaman. Selain bisa ikut berlari di event yang mereka inginkan, para pelari juga bisa mendapatkan berbagai fasilitas dari penyelenggara lomba lari. “Sangat menyenangkan jika kita bisa menyemangati para pelari yang mengikuti kita. Senang bisa membawa para pelari meraih catatan waktu terbaik mereka,” kata Rieta Santoso yang menjadi pemandu pacu di Maybank Marathon Bali, 8 September lalu.

Nah, apakah para pelari itu butuh pemandu pacu? Tentu saja, mereka yang yang ingin mendapatkan waktu terbaik berlarinya membutuhkan kehadiran para pemandu pacu itu. Para pemandu pacu itu bisa menjadi acuan finis dengan target waktu mereka. Cuma untuk mendapatkan waktu terbaik dengan hanya berniat menguntit para pemandu pacu itu tidaklah cukup. Para pelari juga wajib berlatih serius dan disiplin untuk itu! Atau mending, mengejar pacar saja daripada mengejar pacer?