Bagi mereka yang pernah bersentuhan dengan Indonesia, nasi goreng begitu melekat dalam ingatan dan mudah menerbitkan kerinduan
Saat kebingungan hendak menyantap makanan apa, pilihan cepat biasanya jatuh kepada nasi goreng! Sebagian meyakini cita rasa nasi goreng relatif ”aman” dan cocok disantap dalam segala kondisi. Tak heran dari gerobak kaki lima sampai hotel bintang lima, nasi goreng selalu tersedia di daftar menu. Memang tak ada pakem khusus dalam membuat nasi goreng yang enak, setiap daerah memiliki ragam nasi goreng dengan cita rasa yang berbeda. Tentu semuanya memikat lidah!
Pernah suatu ketika seorang kawan ngide membuat nasi goreng dengan bahan nasi putih sisa berkemah (camping) dari malam sebelumnya. Yang terbayangkan adalah penampakan nasi goreng berwarna kecoklatan dengan campuran cabai dan telur orak-arik di dalamnya. Namun tidak demikian, rupanya dia justru menggoreng nasi putih secara telanjang ke dalam wajan. Waduh!
Padahal, definisi nasi goreng bukanlah nasi putih yang digoreng begitu saja ke dalam minyak panas yang melimpah seperti menggoreng ayam tepung. Kalau ini disebutnya semi-rengginang. Alih-alih renyah seperti rengginang, justru si nasi bakal lengket di wajan! Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian nasi goreng adalah nasi yang diberi bumbu (biasanya agak pedas) dan digoreng.
Bumbu dan bahan-bahan yang digunakan menjadi kunci untuk menghasilkan nasi goreng yang lezat. Dalam webinar Bedah Buku Fakultas Teknologi Pertanian UGM #2 bertajuk “Nasi Goreng Indonesia Cita Rasa Mendunia” pada Juli 2021, Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM Dwi Larasatie Nur Fibri menyebutkan, nasi goreng setidaknya terdiri dari tiga komponen, yakni bahan (telur ayam, udang, daun bawang, daging, minyak goreng), bumbu (bawang putih, bawang merah, garam, merah, dan cabai merah), serta pelengkap (bawang merah goreng, kerupuk, acar, irisan mentimun, dan irisan tomat). Kombinasi bumbu dan rasio yang berbeda akan menghasilkan cita rasa yang beragam.
Ada tiga tipe nasi goreng yang ada di Indonesia, yakni orisinal (dapat ditelusuri daerah asalnya), pengembangan (tidak dapat ditelusur daerah asalnya), dan campuran (terdiri dari campuran nasi dan bahan lain). Dari hasil riset, Dwi mendata profil bumbu pada sejumlah nasi goreng tipe orisinal didominasi oleh bawang putih sekitar 94 persen, bawang merah (69 persen), garam (61 persen), cabai (58 persen), dan merica (56 persen). Sementara pada nasi goreng tipe pengembangan sebanyak 86 persen menggunakan bawang putih, garam (83 persen), cabai (49 persen), merica (49 persen), dan bawang merah (46 persen).
Aroma bumbu nasi goreng yang ditumis memang menggugah selera. Biasanya merupakan campuran bawang putih geprek, merica, dan garam. Sedap! ”Bahkan saat mencicipi nasi goreng, dari setiap kunyahan, aroma yang berkembang bisa dinikmati. Semakin banyak mengunyahnya, semakin bercampur bumbu dengan bahannya menjadi satu,” ucap Dwi.