Tumbuhan kelor selama ini hanya dikenal masyarakat, termasuk Nusa Tenggara Barat, hanya sebatas sayuran pendamping nasi. Akan tetapi, sebenarnya tumbuhan dengan nama latin Moringa oleifera ini bisa menjadi komoditas atau produk domestik unggulan hingga bernilai ekspor. Hal itu yang dilakukan CV Tri Utami Jaya yang memproduksi teh daun kelor dan lainnya yang telah diekspor ke 30 negara.
Pemilik CV Tri Utami Jaya, Nasrin H Mukhtar, di Mataram, Senin (9/5/2022), mengatakan, usaha pengolahan kelor ia mulai sejak 2016. Sebelumnya, sejak 1993, CV Tri Utami Jaya bergerak di bidang pembuatan jamu. ”Orang tahunya kelor untuk sayur bening. Bahkan, di Jawa untuk mengusir setan atau melawan ilmu kebal. Tetapi, sekarang kami bisa mengubah kelor menjadi sesuatu yang memberikan manfaat bagi banyak orang. Dulu kelor mungkin simbol kemiskinan, sekarang dapat saya katakan sebagai simbol kemakmuran,” kata Nasrin.
Menurut Nasrin, produk kelor di NTB dibagi dalam tiga varian produk, yakni obat tradisional, pangan, dan kosmetik. Obat tradisional meliputi teh bubuk, teh celup, dan kapsul. Sementara untuk pangan antara lain kopi kelor, biskuit kelor, kelor cair, dodol kelor, mi kelor, permen kelor, dan bakso kelor. Adapun kosmetik di antaranya masker wajah, sabun batang, sabun cair, sampo, parfum, dan pasta gigi dari kelor. Sebagian produk telah terealisasi, lainnya masih dalam tahap pengembangan.
Menurut Nasrin, tidak seluruh produk itu diproduksi Tri Utami Jaya. Lainnya oleh rekanan atau pengusaha produk kelor lain yang bekerja sama dengan mereka. Tri Utami Jaya fokus pada produk untuk kebutuhan ekspor, yakni teh celup merek Moringa Kidom (Kilo-Dompu-Mandalika), teh bubuk merek Sasambodom, dan kopi kelor merek Kidom Coffee.
Nasrin mengatakan, pengiriman keluar negeri atau ekspor telah dimulai sejak 2021 atau sejak peresmian pabrik pengolahan kelor mereka yang berlokasi di Mataram. Tercatat ada 30 negara yang menjadi tujuan pengiriman, yakni di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Eropa.
Kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sementara Asia Pasifik seperti Taiwan, Hong Kong, China, Australia, dan Amerika Serikat. Adapun Timur Tengah seperti Qatar, Turki, Arab Saudi, sedangkan Eropa meliputi Perancis, Jerman, Swedia, Belanda, Spanyol, dan Inggris.