Bunga tebu diterpa cahaya kemilau mentari, menari diayun angin pagi seakan menyambut harapan petani dan karyawan pabrik yang sejak pagi hari duduk bersila mengelilingi tumpengan di sisi perkebunan tebu di kawasan Desa Karyomukti, Kecamatan Kesesi, Pekalongan, Jawa Tengah, Mei 2023 lalu.

Pagi itu, puluhan pekerja pabrik gula Sragi tengah menggelar Metik Tebu, sebuah ritual yang merupakan kegiatan awal dari serangkaian upacara Selamatan Giling, penanda masuknya musim giling.

Seusai pemotongan tumpeng dan kumandang lantun doa, tebu yang dipilih sebagai calon pengantin wanita ditebang, berikut sepuluh bilah tebu lainnya sebagai pengiring pengantin. Pada hari yang sama dengan upacara ini, juga berlangsung penebangan calon pengantin tebu pria di perkebunan tebu Desa Wanamulya, Pemalang, Jawa Tengah.

Dalam almanak Jawa yang penuh berkah dan keselamatan, kedua calon pengantin tebu disandingkan dalam pelaminan. Tebu pengantin pria diberi nama Bangkit Bagus Sejahtera dan tebu pengantin perempuan bernama Roro Anteng Berkah Lestari.

KOMPAS/EDDY HASBY
Pasangan pengantin tebu Bangkit Bagus Sejahtera dan Roro Anteng Berkah Lestari.

Sebelum dikirab menuju pabrik, pasangan pengantin tebu diinapkan di Kantor Tebang Angkut yang berada di sisi lapangan emplasmen pabrik. Pasangan pengantin tebu ini akan didampingi pasangan Manten Glepung.

Manten Glepung merupakan sepasang boneka yang terbuat dari tepung beras ketan. Glepung sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya tepung. Pasangan boneka Manten Glepung ini dihias dalam satu pelaminan yang akan diarak bersama dengan pasangan pengantin tebu menuju pabrik.

Pasangan boneka Manten Glepung ini menjadi ciri khas tersendiri dalam tradisi upacara selamatan giling di pabrik gula Sragi, yang tidak dimiliki oleh pabrik gula lainnya dalam tradisi selamatan giling.