Pamor kunyit dalam dunia kuliner dan kesehatan amat moncer. Sudah sejak lama rimpang yang akrab disapa the golden spice itu digunakan masyarakat lokal dan dunia. Penggunaannya bukan tanpa sebab. Kunyit dianggap spesial karena memiliki segudang manfaat baik yang terkandung di dalamnya.
Kunyit, si “rempah emas” ini, bukan hal asing dalam dunia kuliner dan pengobatan. Kandungan senyawa aktifnya bermanfaat sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. Dalam masakan, kunyit menjadi andalan untuk memberi warna kuning cerah dan memberi rasa segar, terutama pada masakan berbahan hewani. Tak heran jika penggunaan kunyit melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Siapa di sini yang memulai harinya dengan meneguk minuman berbahan kunyit? Atau menyantap makan siang dengan bumbu berwarna kekuningan? Atau menggunakan minyak atsiri kunyit sebagai bagian aromaterapi? Jejak kunyit ternyata ada di mana-mana, ya.
Apa yang menjadikan kunyit begitu istimewa? Bagi Cik Kario (44), warga Desa Menduk, Mendo Barat, Kabupaten Bangka, kunyit merupakan bumbu yang wajib ada dalam sejumlah masakan. Hampir setiap hari dia memasak lempah kuning dengan beragam rempah.
Lempah kuning adalah masakan berkuah yang biasanya berwarna kekuningan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Olahan ini memiliki banyak variasi sehingga bumbu yang digunakan juga beragam, antara lain kunyit, cabai rawit, dan terasi.
Bahan hewani yang diolah menjadi lempah adalah ikan laut, udang, ikan sungai, iga sapi, pelanduk, dan ayam. Selain produk hewani, sayuran seperti rebung juga bisa dimasak menjadi lempah.
Bersama Tim Pusaka Rasa Nusantara pada Juli 2022, Cik Kario berkisah tentang masakan lempah yang dimasak almarhum pamannya. Kali ini, dia membuat lempah urong tugang (ayam yang belum pernah bertelur).