Letusan Gunung Batur Melukis Alam Bali

Letusan Gunung Batur ribuan tahun lalu turut melukis bentang alam di Bali, yang dapat dinikmati sampai sekarang. Hasil letusan itu juga turut mempengaruhi kehidupan dan budaya masyarakat Bali.

 

Gulungan bubur panas rakasasa dari perut Gunung Batur, Kabupaten Bangli, Bali, menjalar pelan. Perjalanannya menuju arah selatan lebih dari 40 kilometer dari bibir puncaknya. Bergulung-gulung pada 30.000 tahun yang lalu. Abunya merabunkan pandangan mata karena sangat tebal. Namun, lukisan endapan bubur, batuannya, abunya meninggalkan paras-paras halus di sekitaran Sukawati, hingga lekukan batuan indah di sepanjang Hidden Canyon, Desa Guwang, Kabupaten Gianyar. Lukisan alam yang menawan wisatawan.

Kanvas alam itu bertebaran indah sejak letusan itu hingga sekarang. Setelah jauh perjalanannya, bubur raksasa berupa lava panas itu menipis, lalu habis. Cendera mata letusan Batur dapat dinikmati di dinding Tukad Ayung, Air Terjun Tegenungan, dan tebing Hidden Canyon. Indah dan masih terjaga keasliannya sampai sekarang.

Peneliti Kaldera Nusantara Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo mengajak kita membayangkan bagaimana tebal dinding bubur itu yang mencapai ketinggian lebih dari 20 meter di Hidden Canyon. Maka, ketinggian itu mampu menggambarkan betapa muntahan lava Batur tertinggi bisa diperkirakan lebih dari 400 meter.

KOMPAS/AGNES SUHARSININGSIH
Bongkahan batu yang merupakan hasil pembekuan lahar Gunung Batur terlihat di sepanjang lembah gunung yang berbatasan langsung dengan Danau Batur. Dari ketinggian di Kintamani, Bangli, Bali, bongkahan lahar beku tersebut terlihat seperti lapisan bumi berwarna hitam pekat.

Tinggalan Batur yang berbeda dari letusan kaldera Nusantara lainnya adalah kehalusan warna dan tekstur paras atau bisa disebut padas. Di tebing-tebing Sungai Petanu, di Gianyar, tersaji dinding-dinding tebing batuan dengan warna krem kekuningan, terpotong lurus vertikal oleh mesin-mesin gergaji tambang batu. Batuan mudah digergaji karena sifatnya yang tidak terlalu keras, tetapi juga tidak terlalu rapuh.

“Jika terbiasa memandangi paras-paras ini, kita akan segera membedakan mana paras Sukawati Bali dengan paras Yogya. Berbeda. Paras Bali adalah terhalus untuk saat ini,” kata Purbo.

Eksplorasi batuan sudah berlangsung lama dan hampir tak pernah berhenti karena memang Bali memerlukan batu-batu itu. Batuan paras terhalus teksturnya dipakai menghias dinding atau untuk ukiran seperti di pura. Pura Silakarang di Gianyar, salah satu contoh ukuran paras yang terbaik.

KOMPAS/AGUS SUSANTO
Danau Batur menjadi bagian dari kaldera Gunung Batur yang terbentuk dari hasil letusan dahsyat Gunung Batur, ribuan tahun lalu. Foto diambil pada 17 Desember 2018.