”Mangi-mangi”, Fondasi Kehidupan Masyarakat Bintuni

Laut tenang meski bergelombang. Langit cerah dengan awan beriringan, dihias pelangi seusai hujan seharian. Pemandangan sore itu menemani para nelayan udang di perairan Teluk Bintuni, Papua Barat, Minggu (18/4/2021). Mereka menurunkan jaring dari masing-masing perahu yang tersebar di sejumlah titik di laut.

Tiap perahu rata-rata berisi dua-tiga nelayan meskipun ada pula yang memilih ”bersolo karier”. Kebanyakan dari mereka mencari udang dan kepiting. Hari itu, udang dijual Rp 60.000 per kilogram (kg), sedangkan harga kepiting bervariasi tergantung ukuran, mulai dari Rp 15.000 per kg hingga Rp 100.000 per kg.

Sekali melaut, setiap perahu nelayan rata-rata bisa menghimpun 20 kilogram udang. Salah satu nelayan di Teluk Bintuni, Baharuddin (54), mengisahkan, ia biasa pergi melaut selama dua malam. Dalam sebulan rata-rata enam kali ia melaut.

”Dalam dua malam, biasanya saya dapat 10-20 kilogram, tetapi kadang lebih banyak. Kalau panen-panennya, ya, 100 kilogram bisa,” ucap Baharuddin saat ditemui Kompas.

Udang dan kepiting menjadi sumber utama kemakmuran di Kabupaten Teluk Bintuni. Dari 25 distrik (setara kecamatan) di sana, 12 di antaranya memiliki pesisir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam publikasi ”Kabupaten Teluk Bintuni dalam Angka 2021”, udang dan kepiting paling banyak didapatkan di sana sepanjang tahun lalu dibandingkan dengan jenis hasil laut lainnya.

Tertinggi pertama adalah udang yang mencapai 397.022 ton, disusul kepiting sebanyak 288.105 ton. Selisih antara kepiting dan komoditas terbanyak nomor tiga, yakni ikan kembung, terpaut amat jauh. Hasil tangkap ikan kembung sejumlah 35.000 ton.

Tak heran Teluk Bintuni berlimpah udang dan kepiting sebab kabupaten terluas di Papua Barat ini adalah pusat mangrove. Saat berperahu di laut menyusuri pesisir Teluk Bintuni, tampak pohon mangrove berbaris rapat. Saat air surut, akar-akarnya tersingkap yang membuat pohon mangrove layaknya sedang berdiri dengan banyak kaki. Tinggi satu pohon bisa lebih dari 20 meter.