Akhir Kemesraan
PERBEDAAN perilaku itulah yang kelak memicu perselisihan. Menurut Ron, Mustaine, dengan rasa percaya diri berlebihan, cenderung ingin mendominasi band. Cuap-cuap di pentas awal mereka Mustaine yang ambil alih, bukannya James si vokalis yang waktu itu masih sering kikuk.
Urusan kecil bisa berujung adu jotos. James pernah mengusir anjing peliharaan Mustaine yang diajak ke tempat latihan di rumah Ron lantaran anjing pitbull itu mencakar-cakar mobil Ron. James mengusirnya pakai kaki. Mustaine, agak teler, nggak terima dan menonjok James. Ron, teman lama James, memisahkan perkelahian itu.
Kompas/Yuniadhi Agung
Dave Mustanie, gitaris dan vokalis grup musik asal Amerika Serikat yang beraliran heavy metal Megadeth beraksi dalam konser di Tennis Outdoor stadion Jakarta, Kamis (25/10/2007).
”Pulang sana. Kamu dipecat!” umpat James kepada Mustaine. Sang gitaris itu manut, tapi bersungut-sungut. Keesokan harinya mereka rujuk. Namun, keakraban mereka sudah berkurang kadarnya.
Kekesalan Metallica memuncak ketika mereka menjalani tur ke New York pada April 1983. Mereka menempuh jalan darat dari San Francisco hampir seminggu lamanya. Pada suatu ketika, Mustaine menyetir, dan lagi-lagi mabuk, membuat mobil mereka selip di atas aspal berlapis salju.
”Tak ada yang cedera, sih. Tapi kesalahan itu ditumpahkan semuanya kepadaku karena aku yang kebetulan nyetir. Aku merasa dikucilkan sepanjang sisa perjalanan,” ucap Mustaine.
Bersama Metallica, Mustaine main dua kali di New York, yaitu di Paramount Theater pada 8 April dan malam berikutnya di L’Amour Club. Dua pertunjukan itu disertai band Vandenberg and The Rods. Mustaine lagi-lagi berulah. Ketika Vandenberg cek sound, gitaris pirang ini meledek dan mengusir band itu agar segera turun panggung. Ulah memalukan ini bikin kesal anggota Metallica lainnya.
Kemudian, pada 11 April pagi, terjadilah pemecatan itu. Lars meminta Mustaine pulang kampung ke Los Angeles. Mereka telah membelikan Mustaine karcis, bukan pesawat, tapi bus Greyhound yang berangkatnya tinggal satu jam lagi. James mengantar Mustaine ke terminal. Kedua seteru itu berangkulan. James menitikkan air mata dan berharap Mustaine baik-baik saja.
Mustaine makin gusar karena ia baru sadar tidak ada uang di sakunya. Selama empat hari itu ia dibayari makan dan minum oleh penumpang lain. Pada saat hampir bersamaan, pengganti Mustaine di Metallica, Kirk Hammett, sedang di pesawat dari San Francisco menuju New York.
Babakan Mustaine di Metallica pun usai. Band ini kelak jadi raksasa thrash metal, sampai sekarang. Di sisi lain, Mustaine membikin band sendiri, yang ia pikirkan saat berada di dalam bus antarkota itu.
Dongkol karena ditendang dari band yang sebentar lagi rekaman album perdana itu, Mustaine bertekad membuat band tandingan. Apa pun yang Metallica lakukan, band baru ini harus lebih: lebih cepat, lebih agresif, lebih berteknik. Saking ngebet-nya, Mustaine menulis lirik lagu pada pamflet bekas saat di bus.
Setiba di Los Angeles, Mustaine kembali tinggal bareng ibunya. Ia tak buang waktu menuntaskan ambisinya bikin band yang lebih hebat. Teman-temannya yang ia kenal bisa main musik ia kumpulkan. Kumpulan itu diberi nama Fallen Angels, pilihan nama yang terlalu lembek dibandingkan ambisi besar mengungguli Metalllica.
Setelah beberapa kali mencari personel paling pas, Mustaine akhirnya bertemu dengan David Ellefson, tetangga satu apartemen. Perkenalan itu cukup ajaib. Mustaine mengetuk pintu apartemen Ellefson karena terusik dengan musik yang terlalu keras. Mereka belum berkenalan. Untuk mendinginkan suasana, Ellefson membawa bir ke unit Mustaine. Mereka lalu mengobrol soal musik semalaman dan memutuskan nge-band bareng.
Mustaine waktu itu belum yakin pada kemampuan bernyanyinya. Makanya ia mengajak Lor Kane untuk jadi vokalis, tapi tak lama. Jejak terbesar Lor adalah usulan nama ”Megadeth” yang ia lihat dari lirik lagu karangan Mustaine. Pada 1983, lahirlah band idaman Mustaine: Megadeth.
Bukan urusanku kalau mereka pakai heroin, tapi jangan curi dan jual alat milik band
Band itu mulai sering manggung di seantero Los Angeles. Corak thrash metal yang mereka usung sedang meledak di daerah itu. Makanya, mereka mulai dapat penggemar. Setahun kemudian, Megadeth mendapat kontrak rekaman dengan label independen, Combat Records. Label itu mengongkosi rekaman mereka seharga 8.000 dollar AS, yang kelak membengkak jadi 12.000 dollar AS.
Sesi rekaman itu diisi oleh pemain drum ketiga mereka, Gar Samuelson. Gar adalah drumer yang terbiasa main jazz. Tekniknya dianggap amat mumpuni. Gar, Mustaine, Ellefson, dan Chris Poland adalah formasi Megadeth yang tercatat dalam debut album Killing is My Business… And Business is Good! pada 1985.
Dengan album yang mulai terjual, Megadeth menjalani tur sepanjang tahun itu dan pernah membuka konser band pionir speed metal Exciter. Setelah tur selesai, mereka langsung masuk studio lagi untuk menyusun album berikut. Mustaine menawarkan bandnya kepada label besar Capitol Records. Perusahaan itu setuju dan bersedia membayar kompensasi kontrak kepada Combat Records.
Album kedua yang berjudul Peace Sells… But Who’s Buying? keluar pada September 1986. Capitol Records mengadakan promosi dan distribusi yang amat gencar dan hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar. Albumnya laris dan masuk daftar Billboard 200, bareng Master of Puppets dari Metallica dan Reign in Blood dari Slayer.
Megadeth, Metallica, Slayer, dan menyusul kemudian Anthrax mulai sering disebut-sebut sebagai ”The Big 4” kancah thrash metal. Pendengar mereka banyak dan konser serta albumnya tak henti diburu anak-anak metal.
Album kedua ini membawa Megadeth menjalani tur yang lebih panjang. Awal 1987, mereka dijadwalkan jalan bareng Motorhead, tetapi beberapa jadwal terakhir batal akibat perselisihan manajemen. Megadeth lantas diajak jalan dengan Alice Cooper.