Memandirikan Mimika, Menyongsong Era Pascatambang

Timika kerap mendapat julukan ”Kota Emas” atau ”Kota Dollar”. Tentu orang bebas menyematkan predikat apa saja pada pusat pemerintahan Kabupaten Mimika, Papua, itu. Namun, jika ada waktu untuk berkeliling, tak akan sulit bagi Anda untuk menyimpulkan bahwa Timika adalah ”Kota Freeport”.

Sejak memperoleh kontrak karya pada 1967 dan mulai menambang emas, perak, dan tembaga dari Gunung Bijih alias Ertsberg pada 1972, PT Freeport Indonesia (PTFI) telah ikut membangun beragam proyek infrastruktur di Mimika.

Salah satunya, Bandar Udara Internasional Mozes Kilangin yang dibangun PTFI pada 1970 dengan tujuan awal menopang operasional tambang.

Kompas/P Raditya Mahendra Yasa
Kondisi bandara Mozes Kilangin di Kabupaten Timika, Papua, pada saat tahap air pembangunan terminal baru, Selasa (20/1/2018).

Ingin beristirahat dengan nyaman? Tak sampai 10 menit dari bandara, Hotel Rimba Papua yang dibangun PTFI pada 1994 siap menyambut dengan fasilitas bintang lima. Dari sana, pusat perbelanjaan modern di Kuala Kencana, distrik perkantoran dan permukiman milik PTFI, hanya terpaut perjalanan mobil 30 menit.

Jika mendadak sakit, Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) siaga merawat pasien. Rumah sakit kelas C itu adalah rumah sakit pertama di Mimika yang dibangun PTFI pada 1999.

Setelah kepemilikannya diserahkan kepada Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK), RSMM dikelola Keuskupan Timika dengan dana kemitraan PTFI.

Di Timika, Anda juga berpeluang menyaksikan berbagai kompetisi olahraga di arena-arena kelas dunia Mimika Sport Complex (MSC), dari lapangan basket hingga panahan.

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO
Kondisi Mimika Sport Complex, Kamis (28/2/2019), yang digunakan sebagai tempat pertandingan sejumlah cabang olahraga pada Pekan Olahraga Nasional XX/2020. Tempat ini meliputi stadion tertutup atau indoor, lintasan lari dengan tribun barat dan timur, dan asrama atlet. Stadion tertutup bisa digunakan untuk cabang olahraga bulutangkis, bola basket, bola voli, dan bela diri. Untuk stadion terbuka dilengkapi jalur lintasan lari jarak pendek dan menengah serta beberapa cabang atletik lainnya, seperti lempar lembing, tolak peluru, lompat tinggi, dan lompat jauh.

PTFI membangunnya dari 2013 hingga 2017 dengan dana 33 juta dollar AS secara khusus untuk perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada 2021.

Masih ada beberapa lainnya dalam daftar kontribusi PTFI untuk infrastruktur di Mimika, mengingat perusahaan ini merupakan jantung perekonomian Mimika.

Berdasarkan kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI), pada 2018 PTFI menyumbang 67,7 persen produk domestik regional bruto (PDRB) kabupaten yang didirikan pada 1996 itu. Kontribusinya bahkan mencapai 91 persen pada 2013.

Dari jutaan ton bijih logam yang diolah PTFI antara 1992-2020, negara telah menerima pemasukan Rp 305 triliun dalam bentuk pajak, royalti, dividen, dan bea. PTFI juga memberikan manfaat tidak langsung senilai Rp 707 triliun berupa, antara lain, gaji karyawan, pengembangan masyarakat, pembangunan daerah, serta investasi dalam negeri.

Namun, tak ada artinya segala kemegahan infrastruktur tanpa pembangunan manusia. Pada 2019, PTFI mengucurkan dana Rp 888,3 miliar (62,8 juta dollar AS), setara seperempat anggaran belanja Mimika, untuk investasi sosial.

Sebanyak Rp 94,77 miliar dialokasikan untuk program pengembangan ekonomi di sektor yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan baru bagi daerah, yaitu perkebunan, peternakan, dan perikanan.

 

 

Mayoritas penerima manfaatnya adalah tujuh suku asli Papua yang mendiami wilayah Mimika, yaitu Amungme, Kamoro, Dani, Moni, Mee, Damal, dan Nduga. Divisi Community Affairs PTFI proaktif memberi ”kail” alih-alih ”ikan” kepada warga. Berbagai badan usaha seperti koperasi dan yayasan pun didirikan untuk menggerakkan roda ekonomi rakyat.

Program-program ini layaknya hidup dan mati bagi Mimika. Masyarakat harus siap hidup berdikari tanpa tambang paling lambat pada 2041, yaitu ketika izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PTFI kedaluwarsa.

Belum ada seorang pun yang tahu apakah PTFI akan memperbarui IUPK-nya. Sebelum era pascatambang datang, sudahkah ikhtiar PTFI memandirikan masyarakat menemui keberhasilan? Mari kita simak satu per satu.