Hampir 14 tahun bekerja sebagai profesional di berbagai perusahaan, Dody Refeindra (40) kini lebih menikmati sebagai pekerja lepas. Meski gajinya tidak menentu, ia merasa lebih menyukai nilai lain yang sebelumnya tidak ia miliki, yakni bisa bekerja di mana saja dengan waktu yang lebih fleksibel dan tentu saja bisa lebih sering bersama keluarga. Ia tidak perlu lagi kena macet di jalan saat jam pergi dan pulang kantor serta menempuh jarak jauh dari rumahnya di Tangerang menuju kantornya di Jakarta.
Dody sempat sebulan menganggur tanpa penghasilan sepeser pun ketika baru keluar dari pekerjaannya terakhir sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan consumer goods pada pertengahan 2017. Padahal, ia sudah 7 tahun bekerja di situ setelah bekerja di agensi periklanan dan perusahaan Korea. ”Saya merasa jenuh, baik karier maupun gaji. Ingin mencoba bidang lain di luar desain grafis,” kata Dody.
”Waktu itu cuma dapat Rp 200.000. Lemas rasanya, kok gini amat. Sempat down juga, tapi tidak ada pilihan lain, kecuali tekun dan konsisten,” kata Dody.
Saat mencari informasi lowongan kerja di internet, ia menemukan website Sribu.com. Sebulan kemudian, ia dapat proyek pertamanya dari situs freelancer itu. ”Waktu itu cuma dapat Rp 200.000. Lemas rasanya, kok gini amat. Sempat down juga, tapi tidak ada pilihan lain, kecuali tekun dan konsisten,” kata Dody.
Saat ini, rata-rata dalam sebulan ia mengerjakan 20-30 pesanan dengan nilai Rp 500.000-Rp 5 juta per proyek. Proses pengerjaannya mulai dari sehari untuk proyek sederhana hingga seminggu, belum termasuk proses revisi 3-5 kali. Pekerjaannya sebenarnya masih seputar desain grafis, sesuai dengan keterampilan utamanya. ”Paling banyak mengerjakan pesanan logo, banner, merek, animasi, ide feed di medsos, ilustrasi, brosur, buklet, maskot, semacam itu,” papar Dody yang kini tinggal di Pangandaran, Jawa Barat.
Portofolionya yang sudah panjang di dunia profesional membantunya cepat mendapatkan proyek. Meskipun bekerja dari rumah sebagai pekerja lepas, nilai-nilai profesionalisme tetap harus diutamakan untuk menjamin keberlangsungan kerja. ”Attitude, kerja keras, disiplin, manajemen waktu, komunikasi, menjaga hubungan baik dengan klien tetap diperlukan,” katanya.
Menurut Dody, meskipun hanya sebagai pekerja lepas, sepanjang tekun dan konsisten, hasilnya dapat menyamai, bahkan melampaui pekerjaan tetap, meskipun besarannya naik turun sesuai proyek yang diperoleh. ”Pekerjaan lepas sudah bisa jadi andalan, sepanjang sudah punya pengalaman kerja,” kata Dody.
Bagi mereka yang baru lulus dan belum memiliki pengalaman kerja, menurut Dody, ada baiknya mendahulukan mengejar pengalaman untuk menambah isi portofolio. Mengikuti magang, kursus, atau mencari mentor, juga dapat membantu perkembangan keterampilan lebih terarah. “Sebagai permulaan, cari saja project kecil yang sesuai kemampuan. Penghasilan kecil tidak apa-apa karena targetnya menambah portofolio,” katanya.
Sementara agar dapat bertahan dengan pekerjaan lepas, menurut Dody, tidak jauh beda dengan pekerjaan tetap. Menjaga kualitas, kemampuan komunikasi, menjaga hubungan klien agar tidak pindah ke lain hati, manajemen waktu agar project selesai sesuai tenggat, dan menjaga perilaku. ”Sejak pandemi, saingannya makin banyak karena orang semakin sadar, oh, ternyata bisa kerja remote,” kata Dody.