Mendongkrak BUMN di Tengah Pandemi

Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah berupaya memperkuat perusahaan-perusahaan milik negara. Penguatan terutama dilakukan dengan cara menyuntikkan dana negara dan penggabungan atau merger sejumlah badan usaha milik negara.

Tujuannya, demi memacu pembangunan dan kegiatan ekonomi nasional karena bidang garapan badan usaha milik negara (BUMN) banyak bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak. Sejumlah pihak menekankan, upaya ini dapat tercapai sepanjang diterapkan secara selektif dan tidak politis.

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI yang merupakan hasil merger tiga bank syariah BUMN. Ketiga bank itu adalah PT Bank Syariah Mandiri (Persero), PT Bank BRI Syariah (Persero) Tbk, dan PT Bank BNI Syariah (Persero). Nilai aset hasil merger itu per Desember 2020 sebesar Rp 240 triliun.

kompas/totok wijayanto
Bank Syariah Indonesia (BSI) hasil merger PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri, resmi beroperasi Senin (1/2/2021). Bank beraset Rp 240 triliun ini berada di posisi ketujuh daftar sepuluh besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

BSI diharapkan menjadi kekuatan ekonomi syariah Indonesia, mampu menangkap investasi syariah global, serta memberikan alternatif pembiayaan perorangan atau pelaku usaha dan industri halal. Selain itu, BSI diharapkan turut mengembangkan eksosistem ekonomi kerakyatan berbasis syariah yang telah dikembangkan dan berada di sekitar pondok-pondok pesantren di Indonesia.

Upaya penguatan lain adalah rencana pembentukan perusahaan induk (holding) Indonesia Battery Corporation. Perusahaan itu hasil bentukan dari empat BUMN, yakni Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk.

BSI diharapkan menjadi kekuatan ekonomi syariah Indonesia, mampu menangkap investasi syariah global, serta memberikan alternatif pembiayaan perorangan atau pelaku usaha dan industri halal.

Indonesia Battery Corporation akan memayungi seluruh rantai pasok industri baterai kendaraan listrik terintegrasi. Industri hulu akan dikelola PT Antam dan MIND ID, sementara industri hilir oleh PT PLN dan Pertamina.

Merger itu dalam konteks rencana Indonesia membangun pusat industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia. Pembangunan industri akan dilakukan perusahaan baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd, bekerja sama dengan Indonesia Battery Corporation. Rencana investasi LG Energy Solution Ltd senilai 9,8 miliar dollar AS.