Tidak Sulit Menemukan Jenderal Soleimani

Saat rencana membunuh Mayor Jenderal Soleimani diputuskan, tugas mencarinya mudah. Soleimani terbang leluasa. Pengagumnya mudah bertemu dan fans-nya kerap memajang foto bersama di media sosial.

Perlu bertahun-tahun AS memastikan keberadaan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, sampai Navy Seal melakukan aksinya di Abbottabad, Pakistan, pada 11 Mei 2011. Tidak mudah menemukan Osama, sebab sampah rumahnya pun tidak dibuang sembarangan.

Demikian pula tidak mudah bagi AS untuk menemukan pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. Hingga kemudian, AS berhasil melacak dan membunuhnya di Barisha, Idlib, Suriah, pada 27 Oktober 2019. Namun, jauh sebelum itu, berkali-kali Al-Baghdadi diberitakan telah tewas, tetapi tidak pernah terkonfirmasi, sebelum dipastikan kematiannya dalam serangan pasukan komando AS di Barisha.

Dalam perburuan Osama, orang yang paling bertanggung jawab dalam serangan 11 September 2001, bertahun-tahun AS memastikan komunikasi rutin telepon dari Abbotabat ke salah satu negara di Timur Tengah dan sebaliknya hingga bisa dipastikan lokasi sebenarnya Osama. Ini pun tidak cukup. AS harus memastikan dengan mengikuti kurir Osama dari Lahore menuju Abbotabat untuk benar-benar memastikan bahwa kurir yang sedang menuju rumah Osama itu benar-benar akurat menunjukkan posisi Osama.

AFP/HO/KHAMENEI.IR
Komandan Brigade Al-Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani (kanan), berbicara dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam sebuah acara di Teheran, 27 Maret 2015. Soleimani ahli militer Iran yang disayangi Khamenei.

Tidak demikian dalam kasus Mayor Jenderal Qassem Soleimani, ahli strategi dalam militer dan intelijen Iran yang amat disegani dan dihormati. Ahli militer Iran yang disayangi pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, ini mudah dicari.

Pada 2007, misalnya, sudah ada niat menyerangnya. Komandan Brigade Al-Quds, unit elite di jajaran Garda Revolusi Iran, dikenal ada di balik serangan milisi di Irak terhadap sasaran AS. Oleh karena itu, Soleimani, pelatih dan pengawas milisi di Irak ini, membuat AS menargetkan serangan terhadapnya pada 2007.

Namun, aksi itu gagal. ”Sejak itu Komandan Pasukan Al-Quds tampaknya leluasa berjalan antara Irak, Suriah, dan Lebanon,” demikian dituliskan media di Timur Tengah, Asharq Al-Awsat, edisi 5 Januari 2020.

Iraqi Prime Minister Press Office via AP
Bekas kendaraan yang terbakar akibat serangan misil dari drone AS yang menewaskan Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Irak, 3 Januari 2020. Serangan atas perintah Presiden AS Donald Trump.