Menerawang Singkawang

Sinar mentari pagi di pekan pengujung bulan Maret menelusup di antara kabut tipis di lereng bukit, di Kecamatan Roban, Singkawang Tengah, Kalimantan Barat. Batu-batu nisan yang kusam di pemakaman warga Tionghoa di kawasan itu mulai terlihat disinari mentari pagi.

Tampak kesibukan warga Tioghoa di kompleks pemakaman tersebut. Mereka mulai membersihkan batu nisan makam para orang tua, keluarga, dan leluhur mereka. Kompleks pemakaman tersebut sebagian besar adalah makam dari keluarga besar marga Tjhia. Keturunan keluarga Xie Shou Shi yang merupakan pengusaha komoditas di awal abad ke-20 dan juga salah satu perintis Kota Singkawang kala itu.

KOMPAS/EDDY HASBY
Nisan dipemakaman umum masyarakat Tionghoa di Taman Manggis Indah, Singkawang, Kalimantan Barat, Minggu (27/03/2022)

Di makam ini, keluarga marga Tjhia tampak sibuk mempersiapkan perangkat upacara ritual Cheng Beng. Dan di sisi makam ini juga, masyarakat keturunan Tionghoa lainnya sama-sama sibuknya di pemakaman tersebut.

Mereka menata makanan sesaji di atas nisan kubur, di sekitar batu nisan tertata pula cua, berupa barang-barang berbentuk replika seperti uang, sepatu, pakaian, uangĀ  arloji, dan emas yang semuanya terbuat dari kertas.

KOMPAS/EDDY HASBY
Kompleks pemakaman Tionghoa di Kecamatan Singkawang Timur ini berada diatas lereng bukit, pinggiran kota Singkawang, Minggu (27/03/2022)

Mereka lalu membakar hio di atas dupa. Doa-doa sakral perlahan dilantunkan dari mulut di saat persembahyangan mulai berlangsung. Doa dipanjatkan agar arwah para leluhur tenteram di alam baka. Sebagai penutup dari ritual ini, para peziarah membakar semua simbol-simbol cua sembahyangan yang terbuat semuanya dari kertas.

Suasana tradisi Cheng Beng semacam ini juga terlihat di pemakaman umum Taman Manggis, Singkawang Barat. Upacara sembahyangan di makam-makam leluhur pada masyarakat Tionghoa berlangsung hingga malam hari.

KOMPAS/EDDY HASBY
Nisan dipemakaman umum masyarakat Tionghoa di Taman Manggis Indah, Singkawang, Kalbar, Minggu (27/03/2022)