Menilik Kehidupan di Pulau Miangas

Pulau Miangas adalah bagian wilayah darat Indonesia yang paling utara. Pulau Miangas memiliki pemandangan yang indah dan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan kecil.

”Dari Sabang sampai Merauke… Dari Miangas sampai Pulau Rote…”

Kalau tak tahu letak geografisnya, setidaknya orang pasti tahu ada sebuah pulau di Nusantara bernama Miangas. Bagaimana tidak, nama pulau itu bahkan dimuat dalam jingle produk mi instan terkemuka di Indonesia, terlebih lagi slogan-slogan persatuan bangsa. Ya, Miangas adalah pulau di ujung utara wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, titik terdepan di perbatasan dengan Filipina.

Sekalipun letaknya di perbatasan, jangan kira Miangas dipenuhi personel militer dan alutsistanya. Pulau berbukit seluas 3,2 kilometer persegi, sedikit lebih kecil dari Kelurahan Penjaringan di Jakarta Utara, ini adalah sebuah desa sekaligus kecamatan khusus. Namun, penduduk pulau di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, ini hanya sekitar 800 jiwa, jauh dari jumlah penduduk Penjaringan yang sampai 105.000 jiwa.

KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pulau Miangas, pulau paling utara dari Republik Indonesia, pulau seluas 3,15 km persegi yang terletak di Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (5/8).

Perkampungan warga yang terdiri atas tiga lorong terletak di sisi selatan pulau. Jumlah rumah pun hanya ratusan. Adapun Bandara Miangas telah dibangun di sisi barat laut pulau. Selain dua wilayah itu, daratan Miangas menjadi belantara pohon kelapa dan pepohonan ataupun tumbuhan lain.

Sama halnya dengan Penjaringan di pesisir Jakarta, penduduk Desa Miangas juga mengandalkan kekayaan laut untuk menyambung kehidupan mereka hari demi hari. Sebagian warga Miangas adalah nelayan.

KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Dua orang nelayan turun melaut di pantai Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Selasa (3/3/2020). Nelayan di Miangas hanya mengandalkan perahu kayu bercadik yang disebut pump boat.

Ada warga yang lebih suka mencari ikan dengan jaring di dekat pantai. Namun, ikan yang besar seperti cakalang hanya ada di laut dalam. Sebagian besar nelayan pun memilih pergi ke tengah laut demi mengail rezeki. Mereka mengandalkan perahu kayu yang bercadik atau lebih dikenal sebagai pumpboat.

”Paling jauh mungkin hanya 1-2 mil laut. Perahu kami ada mesinnya, ada yang pakai bensin, ada yang pakai solar,” kata Irwan Mamoga (39), salah seorang nelayan, pada Kamis (12/3/2020).