Menyusuri Narasi Candi-candi Sunyi

Selama ini tujuan wisata candi banyak terpusat di Borobudur atau Prambanan. Padahal, begitu banyak candi tersebar di pelosok Yogyakarta dan Jateng. Setiap candi "anti-mainstream" itu memiliki narasi unik dan keindahan tersendiri.

Di atas Bukit Sthirangga, Desa Kunjarakunja, Raja Sanjaya menorehkan catatan pada permukaan sebuah lempengan batu besar berupa candra sengkala bertanda tahun 654 Saka atau 732 Masehi. Prasasti tersebut menandai pendirian sebuah lingga oleh Raja Sanjaya untuk kebahagiaan manusia.

Sesuai nama dusun tempat penemuannya, prasasti itu dinamai Prasasti Canggal. Prasasti Canggal ditemukan di sebuah komplek sisa-sisa bangunan candi oleh L Poerbatjaraka. Kini, prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Hingga sekarang, Prasasti Canggal menjadi penanda salah satu bangunan candi tertua di Indonesia sekaligus bukti keberadaan kerajaan pertama di Jawa Tengah. Tak banyak orang yang tahu bahwa candi tertua di Jateng yang bernama Candi Gunung Wukir itu terletak di atas bukit Gunung Wukir di perbatasan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung Wukir Sari berada di Dusun Canggal Carikan, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Magelang, Jateng.

KOMPAS/ ARBAIN RAMBEY
Candi Gunung Wukir, Selasa (26/02/2019).

Karena berada di atas bukit, untuk mengunjungi candi ini, warga atau wisatawan harus berjalan dari permukiman penduduk, kemudian mendaki bukit dengan ketinggian 359 meter di atas permukaan laut. Dibutuhkan waktu 15-20 menit untuk sampai ke puncak bukit melewati jalan setapak yang sebagian rusak terkena longsoran bukit.

Begitu sampai di atas, pengunjung dapat menyaksikan sebuah kompleks candi Hindu yang terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara yang saling berhadapan. Pada tahun 1937-1939, Candi Gunung Wukir pernah dipugar. Akan tetapi pemugaran hanya bisa membentuk bagian kaki-kaki candi, sementara bagian atas tidak bisa ditata dengan sempurna karena batuan-batuannya telah hilang.

”Biasanya pengunjung yang rutin datang ke sini adalah para penganut agama Hindu dari Bali. Untuk wisatawan masih jarang sekali karena memang lokasi Candi Gunung Wukir ini agak terpencil di atas bukit,” kata Supriyo, penjaga Candi Gunung Wukir, pertengahan Februari 2019 silam.

Candi Gunung Wukir menjadi bagian dari candi-candi yang memiliki nilai sejarah tinggi dengan lingkungan yang sudah tertata rapi dan bersih. Namun, candi seperti ini sering dilupakan orang kebanyakan. Sebagian besar kita lebih banyak menyambangi candi-candi besar yang sudah telanjur termasyhur, seperti Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, atau kompleks percandian Dieng.