Merawat Urat Emas Papua

Jean Jacques Dozy, geolog muda berkebangsaan Belanda, takjub bukan alang kepalang saat menemukan Ertsberg dalam sebuah ekspedisi pada tahun 1936. Hamparan gunung di pedalaman yang kini terletak di Kabupaten Mimika, Papua, yang hanya ditumbuhi rumput itu ternyata hamparan mineral tembaga. Penemuan Dozy menjadi cikal bakal beroperasinya perusahaan tambang raksasa di tanah Papua.

Ertsberg, yang punya terjemahan sebagai gunung bijih, adalah endapan bijih tembaga di atas permukaan tanah terbesar di dunia. Hanya sepelemparan batu dari Ertsberg, Dozy juga menemukan Grasberg, gunung harta karun lain, di kawasan yang sama. Saat itu, ia berpikir bahwa dengan medan yang teramat sulit, endapan bijih tersebut rasanya mustahil untuk ditambang.

KOMPAS/ PRIYOMBODO
Aktivitas di fasilitas penghancuran bijih tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (27/02/2019). Penambangan terbuka Grasberg akan segera berakhir tahun ini dan beralih penuh ke penambangan bawah tanah. PT Freeport Indonesia menargetkan produksi bijih tahun 2019 sebanyak 41 juta ton.

Ekspedisi yang dilakukan Dozy dan kawan-kawan berakhir dalam sebuah jurnal di perpustakaan Belanda. Dalam sebuah perjalanan ke Eropa pada akhir 1950-an, Forbes Wilson menemukan laporan berharga Dozy tersebut. Wilson, yang saat itu menjabat sebagai Manajer Eksplorasi Freeport Sulphur, terkesima setelah membaca jurnal itu. Ia lantas ingin membuktikan sendiri keajaiban di pedalaman Papua tersebut.

Hamparan gunung di pedalaman yang kini terletak di Kabupaten Mimika, Papua, yang hanya ditumbuhi rumput itu ternyata hamparan mineral tembaga.

Pada 1960, setelah mendapat dukungan dari perusahaan, Wilson mengemas ekspedisi ke Papua. Singkat cerita, apa yang ditulis Dozy adalah benar belaka. Dengan rekomendasi Wilson, Freeport lantas masuk ke Indonesia untuk meneken kontrak pertama kalinya tahun 1967.

Dari situlah cikal bakal PT Freeport Indonesia, sebuah perusahaan tambang asal Amerika Serikat, yang lantas menjadi tulang punggung utama Freeport McMoran Inc.

KOMPAS/ ICHWAN SUSANTO
Kolam berwarna hijau ini merupakan bekas tambang Ertsberg yang dikerjakan PT Freeport Indonesia pada awal-awal beroperasi dan telah berhenti serta pindah ke Grasberg, lokasi yang lebih tinggi. Lokasi tambang berada di Kabupaten Mimika, Papua. Foto diambil Rabu, 27 Februari 2019.

Ertsberg diproduksi pertama kali tahun 1973 dan habis ditambang sampai 1989. Hingga tahun 1980 saja, dalam sebuah buku yang diterbitkan Freeport, tambang Ertsberg telah menghasilkan 23 juta ton bijih. Bijih sebanyak itu menghasilkan 520.000 ton tembaga, 6 juta ons perak, dan 463.000 ons emas.

Rupanya, gunung harta itu tak hanya Ertsberg. Pada 1988, Freeport kembali menemukan gunung harta lain, yaitu Grasberg. Letaknya hanya 1 kilometer dari Ertsberg.