Merayakan Menu Nabati di Bumi Borneo

Di Pulau Kalimantan, sajian yang nikmat tak melulu berasal dari bahan hewani, tetapi juga bahan nabati. Kebiasaan mengonsumsi bahan nabati telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat setempat. Tak hanya memperhatikan kesehatan keluarga, dengan mengetahui sumber bahan pangan yang disantap, mereka juga turut berperan dalam menjaga lingkungan sekitar.

Dapur rumah Melitina Dakun (59), warga Desa Linggang Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, tak pernah sepi ketika ada perayaan syukur. Hampir semua anggota keluarga dilibatkan untuk memasak. Sore itu, mereka menyiapkan sejumlah menu untuk menyambut perayaan Paskah, 9 April 2023.

Kompas/Melati Mewangi
Tradisi gotong royong untuk merayakan sesuatu juga dilakukan di Desa Linggang Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Mereka memasak sejumlah menu untuk perayaan Paskah secara bersama-sama di dapur keluarga.

Saat memasuki rumah panggung itu, aroma khas dari masakan menguar ke udara. Harumnya bukan berasal dari bakaran daging, melainkan tumisan sayur yang menusuk hidung. Pesta syukur tak selalu identik dengan olahan mewah menggunakan daging atau boga bahari, olahan nabati pun terasa nikmat.

Sore itu, satu-satunya bahan hewani yang diolah adalah landak. Hewan berduri itu merupakan setui atau hama pada tanaman singkong. Jika dibiarkan, landak akan melahap seluruh umbi hingga habis tak bersisa. Warga biasanya menjebak landak di kebun dan mengolahnya menjadi suatu masakan.

 

Kompas/Melati Mewangi
Masyarakat suku Dayak Tunjung di Desa Linggang Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, terbiasa menyantap bahan pangan nabati. Salah satu menu berbahan hewani yang dimasak mereka adalah landak masak kuah kuning.Proses pemasakan yang tepat akan menghasilkan daging landak yang nikmat.

 

Masyarakat Dayak Tunjung gemar mengolah tumbuhan yang ada di sekitarnya menjadi beragam masakan. ”Kami memang lebih banyak mengonsumsi sumber nabati dibandingkan daging. Sayuran itu mudah didapat karena tumbuh di sekitar rumah. Kami baru memetik daunnya saat akan dimasak,” ucap Melitina.