Pohon zaitun bisa berumur ribuan tahun. Darinya dihasilkan buah yang bisa diolah sebagai minyak penuh khasiat dan manfaat. Tak heran, minyak ini dijuluki ”emas cair”.
Pamor minyak zaitun tak pernah redup. Sejak dulu, keberadaannya telah memikat banyak orang. Maslahatnya dalam kehidupan manusia terekam dalam sejumlah peninggalan, cerita mitologi, hingga kitab suci. Segala hal baik disimbolkan pada zaitun.
Maslahatnya dalam kehidupan manusia terekam dalam sejumlah peninggalan, cerita mitologi, hingga kitab suci.
Penyukanya akan menyimpan setidaknya sebotol minyak zaitun di sudut rumah. Minyak itu ada yang digunakan untuk menumis, campuran salad, minyak pijat, hingga aromaterapi.
Berbagai jenis minyak zaitun dari berbagai jenama bisa dilihat di supermarket. Yang untuk memasak atau campuran salad biasanya terpajang di etalase khusus bersama minyak goreng. Yang diperuntukkan untuk kulit atau rambut ditempatkan di rak terpisah untuk perawatan tubuh. Begitu pula yang untuk aromaterapi, punya tempatnya sendiri.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya, cara pengolahan minyak zaitun pun dibedakan sehingga muncul berbagai jenis minyak tersebut, seperti extra virgin, virgin, light, dan pure.
Sejak lama, minyak zaitun telah digunakan untuk pengurapan, perawatan tubuh, pengawet makanan, dan bahan masakan. Minyak ini dihasilkan dari pengepresan atau ekstraksi buah zaitun (Olea europaea) yang bisa dipanen sepanjang tahun. Usia pohon zaitun konon bisa mencapai ribuan tahun. Tak mengherankan jika tumbuhan ini bagaikan mesin waktu yang melintasi beragam zaman.
Dalam buku The Story of Food: An Illustrated History of Everything We Eat (2018), disebutkan, istilah pohon zaitun dan minyak zaitun tercatat dalam tablet tanah liat yang ditemukan di Knossos, Kreta, dari sekitar 1450 SM, yang ditulis orang Yunani Mycenaean.