Mudik dalam Semarak Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur yang gencar dalam lima tahun terakhir salah satunya mewujud dengan terbentangnya Jalan Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera. Ketangguhan infrastruktur tidak hanya dapat memicu pertumbuhan, tetapi juga memengaruhi pola pergerakan manusia.

Trans-Jawa merupakan jaringan jalan tol yang menghubungkan lima provinsi di Pulau Jawa, dari Merak, Banten, hingga Probolinggo, Jawa Timur, sepanjang 975 kilometer (km). Pemerintah menargetkan tol tersambung hingga Banyuwangi, Jawa Timur.

Pembangunan Tol Trans-Jawa sudah dimulai sejak lama. Namun, selama bertahun-tahun, pembangunan jalan tol tersebut berjalan lambat. Merujuk pada data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pada kurun waktu 1978-2004, pemerintah membangun 242 km Tol Trans-Jawa. Kemudian, pada kurun 2005-2014, ada 75 km yang terbangun. Adapun pada 2014-2019, pemerintah berhasil membangun 648 km Jalan Tol Trans-Jawa!

Kompas/Moch Hendrowijono
Beberapa alat besar sedang sibuk membangun jalan Jagorawi. Gambar ini diambil di dekat jalan raya Pondok Gede, Jakarta, Januari 1975. Ini adalah jalan tol pertama di Indonesia yang mulai beroperasi pada 1978.

Jalan Tol Trans-Jawa menjadi tonggak dalam sejarah panjang pembangunan jalan tol di Indonesia. Berdasarkan sejumlah literatur, ide pembangunan jalan tol pertama kali muncul tahun 1955. Pengusulnya adalah Sudiro yang kala itu menjabat Wali Kota Jakarta.

Dalam buku Sudiro: Pejuang Tanpa Henti (1981), Soebagijo IN menulis, Sudiro bersama Badan Pemerintah Harian Kotapraja Jakarta Raya mengusulkan pembangunan jalan tol di Jakarta.

Namun, usulan itu ditolak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) Jakarta. Salah satu alasannya, pembuatan jalan tol dinilai sebagai sesuatu yang sudah kuno dan merupakan warisan zaman dulu. Argumentasi ini muncul karena sistem jalan berbayar seperti jalan tol memang pernah diterapkan pada masa kolonial Hindia Belanda.

Dari penelusuran tim Kompas, perjalanan melintasi Jalan Tol Trans-Jawa memang bisa memangkas waktu perjalanan cukup signifikan.

Namun, belasan tahun kemudian, rencana pembuatan jalan tol kembali muncul. Pada tahun 1969, Menteri Pekerjaan Umum Sutami mengusulkan pembangunan jalan tol dengan rute Jakarta-Bogor-Ciawi atau Jagorawi (Kompas, 10/1/1969).

Pada tahun 1974, pembangunan Jalan Tol Jagorawi akhirnya dimulai dengan biaya dari Pemerintah Indonesia dan pinjaman dari Amerika Serikat. Pada 1978, jalan tol pertama di Indonesia itu pun mulai beroperasi.