Nasib Pariwisata Banyuwangi di Tengah Pandemi

Dalam 10 tahun terakhir, Banyuwangi melesat perkembangannya berkat pariwisata. Daerah yang dulu lebih lekat dengan kisah santet ini sekarang semakin moncer dengan citra pariwisatanya, termasuk penyelenggaraan festival tahunan.

Tidak heran jika akhir Juni lalu, Presiden Joko Widodo memilih kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini sebagai tujuan perdana kunjungannya pada masa pandemi. Banyuwangi dinilai siap membuka kawasan pariwisatanya usai masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Di luar pro dan kontra pembukaan tempat-tempat wisata selama pandemi, upaya Banyuwangi meningkatkan pariwisata perlu diapresiasi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi mencatat, jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010 sebesar 654.602 orang ditambah 16.977 wisatawan mancanegara. Pada 2019, jumlah kunjungan melesat menjadi 5,4 juta wisatawan nusantara dan 109.000 wisatawan mancanegara.

kompas/bahana patria gupta
Pagi hari di Pantai Watu Dodol, Kabupaten Banyuwangi, Senin (10/8/2016).

Saat berada di Banyuwangi, Kamis (25/6/2020), Presiden Joko Widodo berkunjung ke Villa So Long, resor yang juga menjadi destinasi wisata karena berada di tepi Pantai So Long yang indah. Presiden menikmati suasana senja di pesisir pantai dengan lanskap Selat Bali dan daratan Bali Barat dalam balutan langit yang merona jingga.

”Kedatangan saya untuk melihat langsung persiapan prakondisi dalam menyiapkan tatanan normal baru di sektor pariwisata. Banyuwangi menjadi daerah yang paling siap menuju prakondisi normal baru. Peran pemerintah dan partisipasi masyarakatnya bagus,” ujar Presiden saat itu.

Sertifikat ini boleh dikatakan ”jaminan” bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.

Banyuwangi menunjukkan itikad kesiapannya dengan menerapkan sertifikasi kesehatan bagi destinasi wisata, hotel, penginapan, restoran, dan pedagang kaki lima. Dinas kesehatan bertugas memverifikasi protokol kesehatan di masing-masing lokasi.

Apabila dinilai layak, pengelola destinasi, hotel, penginapan, restoran, dan pedagang kaki lima akan menerima sertifikat kesehatan yang kemudian ditempel di tempat yang bisa dilihat pengunjung atau dicantumkan pada dalam aplikasi Banyuwangi Tourism keluaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Sertifikat ini boleh dikatakan ”jaminan” bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.