Pemberontakan DI/TII pada 1949 hingga 1950-an membuat banyak warga Garut, Jawa Barat, mengungsi ke sejumlah daerah untuk menyelamatkan diri. Untuk bertahan hidup, warga yang berprofesi juru pangkas rambut asli Garut (asgar) memulai usaha di lokasi pengungsian. Seiring waktu, pemangkas asgar membagikan kemampuan memangkas kepada generasi muda sekalipun bukan keturunnanya langsung.Kini, pangkas rambut asli Garut (asgar) menjadi jujugan para pria perkotaan yang ingin memperbarui atau merapikan penampilan dengan biaya hemat. Pada akhir pekan, lazim ditemui antrean pria dari berbagai usia yang rela menunggu giliran di kios asgar agar tampak lebih ganteng.
Karakteristik Asgar
Pelayanannya yang ramah menjadi ciri khas juru cukur asgar. Diawali dengan interaksi verbal pada para pelanggan, dan akhiri dengan memijat bagian kepala hingga bahu pelanggan.
Beberapa juru cukur asgar yang merantau, tetapi memiliki ladang pertanian atau perkebunan, akan menyempatkan diri untuk pulang ke kampung pada masa panen.
Pangkas rambut di Indonesia
Sebaran mayoritas etnis yang mendalami seni memotong rambut secara turun-temurun