Sinar mentari pagi mulai menerobos masuk di antara jajaran tangki di stasiun pemurnian dalam pabrik gula PG Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah, akhir September 2021. Kicauan burung gereja dan sesekali terdengar suara derit atap seng pabrik yang sudah berkarat tertiup angin.

Suasana di dalam pabrik ini memang sunyi, pabrik ini tidak lagi beroperasi sejak tahun 2017. Kegiatan pabrik ini terhenti akibat kurangnya pasokan bahan baku tebu untuk proses giling.

Di dalam pabrik itu sendiri nampak beberapa mesin sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian sudah terpotong-potong, alias di-‘kanibal’ untuk kebutuhan perbaikan mesin-mesin pabrik gula lainnnya yang masih beroperasi saat ini.

NATIONAAL MUSEUM VAN WERELDCULTUREN
Suasana di dalam pabrik gula PG Jatibarang sekitar tahun 1915 – 1925.

Ditemani Wieche Irianto, seorang karyawan pabrik gula Jatibarang, juga dari anggota komunitas heritage dan pewarta foto Oscar Motuloh, saya memulai merekam pendokumentasian visual kondisi pabrik gula saat ini.

Pendokumentasian visual kekinian diperlukan untuk melihat perjalanan sejarah pabrik gula ini mengingat pada catatan kartografi JH de Bussy dalam buku Gedenkboek van de Koloniale Tentoonstelling Semarang 1914, di Tanah Jawa terdapat 190 pabrik gula, termasuk salah satunya adalah PG Jatibarang.

Pendokumentasian visual menurut Oscar Motuloh tidak hanya merekam sisi sejarahnya saja, tapi yang terpenting adalah kondisi kekiniannya, untuk menapak ke masa depan karena pabrik ini terkait dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

NATIONAAL MUSEUM VAN WERELDCULTUREN
Pabrik gula PG Jatibarang, sekitar tahun 1926-1927.